Berita Viral

KRONOLOGI Siriati Ditelan Ular Piton Sepanjang 6 Meter, Adiansyah Sempat Mencari-cari Sang Istri

Siriati merupakan warga di Dusun Balatana, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Kronologi Siriati, ibu rumah tangga berusia 30 tahun, ditelan ular piton sepanjang 6 meter di Sulawesi Selatan. Siriati merupakan warga di Dusun Balatana, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM – Kronologi Siriati, ibu rumah tangga berusia 30 tahun, ditelan ular piton sepanjang 6 meter di Sulawesi Selatan. Adiansyah sempat mencari-cari keberadaannya sang istrinya.

Siriati merupakan warga di Dusun Balatana, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Bagaimana kronologisnya?

Informasi yang dihimpun Tribun-medan.com dari Sekretaris Desa (Sekdes) Siteba via Kompas.com terkait kronologi Siriati ditelan ular piton sepanjang 6 meter tersebut.

Sekdes Iyang, mengatakan, korban Siriati (30) ibu rumah tangga tewas diterkam ular saat hendak membeli obat untuk anaknya yang sedang sakit.  

Sekdes mengatakan, awalnya korban Siriati pergi ke luar rumah membeli obat untuk anaknya pada pukul 7.30 WIB.

Namun Sariati tidak kunjung pulang ke rumah.

Saudara dari korban Siriati, Sudin, akhirnya menelepon suami korban untuk menanyakan di mana Siriati.

Suami korban yang bernama Adiansyah akhirnya mencoba mencari istrinya.

Di jalan, dia menemukan barang-barangnya yang dikenal sebagai milik istrinya.

“Suaminya menemukan sandal, tas dan pakaian milik Siriati, suaminya pun memperkirakan bahwa istrinya ditelan ular,” ucap Sekdes Iyang. 

Iyang menjelaskan, tidak lama setelah menemukan barang-barang Siriati, Adiansyah kemudian pergi memanggil keluarganya dan warga Dusun Balatana.

Kronologi Siriati, ibu rumah tangga berusia 30 tahun, ditelan ular piton sepanjang 6 meter di Sulawesi Selatan. Adiansyah sempat mencari-cari keberadaannya sang istrinya.

Siriati merupakan warga di Dusun Balatana, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Via kompas.com)
Kronologi Siriati, ibu rumah tangga berusia 30 tahun, ditelan ular piton sepanjang 6 meter di Sulawesi Selatan. Adiansyah sempat mencari-cari keberadaannya sang istrinya. Siriati merupakan warga di Dusun Balatana, Desa Siteba, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. (Via kompas.com)

Penemuan ular piton 

Warga akhirnya menemukan ular raksasa sepanjang 6 meter dengan perut besar.

Mereka langsung memotong kepala ular kemudian digantung.

“Ekornya di atas dan bagian kepala di bawah. Saat itu mayat Siriati keluar (dari tubuh ular)," kata Iyang.

Menurut Iyang, jarak dari rumah korban ke lokasi tempat kejadian sekitar 500 meter.

“Jalan yang dilalui itu memang berhutan, kalau jarak dari rumahnya ke jalan poros desa Siteba adalah lembah, di situ memang daerah berhutan dan sebagian kebun, sementara untuk menempuh rumah korban dari jalan trans Sulawesi atau kantor Camat Walenrang utara berjarak 8 kilometer,” tutur Iyang. 

Korban meninggalkan anak sebanyak 5 orang, anak terakhir berusia 3 tahun.

Babinsa Siteba Koramil Walenrang, Serda Nasruddin mengatakan, jenazah korban dikeluarkan dari perut ular sekitar pukul 11.00 Wita. 

“Setelah dikeluarkan langsung dievakuasi ke rumah duka dan disemayamkan untuk dimakamkan pada sore hari,” jelas Serda Nasruddin.

Deretan kasus ular piton memangsa manusia di Indonesia. Ahli ungkap penyebabnya! 

Selain Siriati (30) bulan lalu juga nasib tragis dialami seorang perempuan bernama ibu Farida.

Farida sempat dicari warga karena tak kunjung pulang ke rumah.

Ia pun dilaporkan oleh keluarga hilang.

Belakangan diketahui, Farida ternyata ditelan ular piton.

Ia ditemukan tewas di dalam perut piton.

Farida, merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun 3 Paraja, Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Namanya Farida usia 50 tahun perempuan, korban seorang petani di desa kami. Awalnya ia dilaporkan tak kunjung pulang ke rumah," Kata Fendy Topan, keluarga korban, Jumat (07/06/2024).

Kronologi ibu Farida ditelan ular piton

Ketika itu, Farida turun dari perkebunan Botto Sumerreng pada Kamis (6/6/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.

Korban pergi untuk menjual hasil panennya berupa cabai dan kakao.

Selain itu, ia juga mengganti tabung kosong.

"Sehari kemudian suami korban bernama Noni (55) mencarinya," katanya. 

Kemudian, suami korban mencari di area perkebunan tersebut dan menemukan barang-barang Farida.

Suami korban kemudian meminta tolong warga desa mencari istrinya.

"Suami korban mulai curiga, karena barang barang milik korban ditemukan di area perkebunan,"ujar Topan.

Kepala Desa Kalempang, Suardi Rosi, mengatakan, ada warga yang juga pekerja kebun menemukan barang-barang milik korban saat hendak turun ke desa.

"Selain suami korban, sepasang suami istri yang hendak turun ke desa dari area perkebunan desa juga menemukan barang milik Farida (korban). Keduanya pun melaporkan ke warga desa," ungkapnya. 

KASUS Ibu Farida Ditelan Hidup-hidup Ular Piton Sepanjang 5 Meter di Sulsel
KASUS Ibu Farida Ditelan Hidup-hidup Ular Piton Sepanjang 5 Meter di Sulsel (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Warga temukan ular piton mengembang

Setelah beberapa saat mencari, warga kemudian menemukan ular piton yang sulit bergerak dan bagian perutnya mengembang seperti telah menelan sesuatu.

Warga kemudian menangkap dan membelah perut ular itu dan menemukan korban di dalamnya.

"Warga yang mencari jejak ular piton itu adalah Ali Sofyan dan Ammang, keduanya kemudian membelah ular piton tersebut dan menemukan tubuh korban," katanya.

Setelah korban dikeluarkan dalam tubuh piton, jenazah korban kemudian diantar ke rumah duka di Pangkajenne, Kabupaten Sidrap, untuk langsung dimakamkan.

Deretan Kasus Piton Mangsa Manusia

Kasus ular piton mangsa manusia bukan kali saja terjadi. Sebelum Siriati dan Farida bulan lalu, ada sejumlah kasus lainnya.

Seperti halnya dialami Wa Ode Ndeono (59), warga Desa Bolo, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, nyaris tewas setelah digigit dan dililit seekor ular sanca atau piton dengan panjang sekitar 6 meter, saat hendak ke kebunnya, Minggu (28/7/2019) malam lalu.

Beruntung, nyawa korban bisa diselamatkan sang suami, La Ode Heto (61), yang berhasil menarik ekor ular tersebut.

“Jam 8 malam kita jalan, ular itu langsung menyerang di kakinya. Saya langsung buka pikulan dan saya pukul (ular),” kata Suami Wa Ode Ndeono, La Ode Heto, Rabu (31/7/2019) lalu, dikutip dari Tribunnews.

La Ode Heto menerangkan, peristiwa tersebut terjadi ketika ia bersama istrinya berencana menginap di kebunnya, dengan jarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Keduanya berjalan di malam hari dengan membawa senter. Namun di tengah perjalanan, secara tiba-tiba, kaki kanan istrinya diterkam dan digigit ular yang menyebabkan istrinya terjatuh dan berteriak minta tolong.

Sang suami La Ode Heto kemudian berusaha membebaskan istrinya dari lilitan ular piton. Ia yang saat itu membawa pikulan langsung memukulkannnya ke hewan melata itu.

Setelah lilitan ular mulai longgar, Wa Ode Heto kemudian menarik ekor ular itu untuk membebaskan istrinya. “Setelah saya pukul itu ular, sempat dia serang saya itu ular, tapi tidak kena saya. Saya tarik ekornya, dan saya buka lilitannya, habis itu dia pergi,” ujarnya.

Ibu Wa Tiba Ditelan Ular Piton

Halnya dengan Wa Tiba (54), seorang wanita di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ditemukan tewas setelah ditelan ular sanca sepanjang sekitar 8 meter. Diperkirakan, Wa Tiba ditelan antara Kamis (14/6/2018) petang hingga Jumat (15/6/2018) subuh.

Ibu rumah tangga berusia 54 tahun di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tersebut, sebelumnya pamit pergi ke kebun yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya saat warga takbiran menyambut Lebaran Idul Fitri 1439 H. Saat itu, Wa Tiba mengaku, hendak melihat kebun jagungnya yang kerap dirusak babi hutan.

Keluarga cemas karena sampai pukul 06.00 Wita, dia tak kunjung muncul. Padahal keluarga sudah menunggunya untuk berangkat bersama ke tempat shalat Idul Fitri.

Saudara korban bernama La Miranda lalu mencoba mencari Wa Tiba. Dia melihat jejak korban di sekitar kebun dan menemukan senter, sandal jepit, dan parang tergeletak.

Miranda lalu meminta bantuan warga desa di Pulau Muna untuk melanjutkan pencarian. Sekitar pukul 09.30 Wita, warga bernama La Ode Fendi melihat seekor ular raksasa yang perutnya membesar di sekitar kebun.

Ular tersebut tak bisa bergerak karena diduga kekenyangan. Warga lalu berusaha membunuh ular tersebut menggunakan senjata seadanya karena curiga Wa Tiba telah dimangsa.Ternyata betul, tubuh Wa Tiba yang sejak selepas subuh dicari ada di dalam perut ular dan sudah tewas.

Akbar tewas ditelan ular piton

Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton. (TribunSulbar/ Nurhadi)
Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton. (TribunSulbar/ Nurhadi)

Kasus sebelumnya, pria bernama Akbar bin Ramli (25) tewas dimangsa ular piton raksasa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kala itu, Akbar ‘Salubiro’ Bin Ramli (25) memanen sawit, Minggu (26/3/2017) pagi, demi persiapan ongkos ke Tanah Luwu (Palopo) bertemu bayinya.

Naas, petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, ditemukan tewas dimangsa ular piton.

Impian bertemu bayi sekaligus rencana menunaikan ibadah puasa Ramadan 1438 H.

Suami Munariah (Muna) itu belum cukup mengumpulkan rupiah sedikit demi sedikit di kampung halamanya, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar.

Tanaman kelapa sawit tumpuan harapan dompet tipisnya. Namun, perjuangan sang ayah gagal telak Minggu itu.

Ketika tengah memanen di kebun sawitnya, Dusun Pangerang, ular piton raksasa datang memangsa. Akbar ditelan bulat-bulat piton raksasa 7,1 meter.

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular piton, Senin (27/3/2017) malam.

Peristiwa di Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017) malam.

Jenazah Akbar dimakamankan di pekuburan Islam, Pantai Desa Salubiro, Selasa (28/3/2019) sekitar pukul 11.00 Wita.

Anak pertamanya berusia lima tahun, sementara anak keduanya baru berusia tiga bulan kala itu.

Bagaimana ular bisa memangsa manusia?

Ibu Farida Ditelan Ular Piton. (Istimewa)
Ibu Farida Ditelan Ular Piton. (Istimewa) 

Ular sanca kembang atau ular Python reticulatus memang sangat kuat.

Ular piton melilit mangsanya dan menghancurkannya, membunuhnya sampai mati lemas atau menderita serangan jantung. Namun memakan mangsanya adalah masalah lain.

Ular piton tidak mengunyah makanannya, tapi harus menelan utuh mangsanya.

Untungnya rahang ular dihubungkan oleh berbagai ligamen yang sangat fleksibel, sehingga rahangnya mampu meregang jika memakan mangsa dalam ukuran besar.
Meski begitu, tetap ada keterbatasan.

"Faktor yang membatasi adalah tulang belikat manusia karena tidak bisa dilipat," ujar Mary-Ruth Low, staf konservasi & riset dari lembaga Wildlife Reserves Singapore sekaligus pakar ular piton mengatakan kepada BBC.

Jadi kendati ular piton - yang merupakan ular terpanjang di dunia - sudah banyak menyerang manusia di masa lampau, para ahli sudah lama mempertanyakan apakah mereka bisa menelan manusia dewasa.

Bagaimana dengan hewan-hewan besar lainnya?

"Ular piton hanya menyantap mamalia," kata Low menggaris bawahi, meskipun mereka kadang-kadang memangsa reptil, termasuk buaya.

Awalnya mereka memangsa tikus dan hewan-hewan kecil lainnya, katanya, "tapi setelah mencapai ukuran tertentu, mereka hampir tidak mengiraaukan tikus dan hewan-hewan sejenisnya lagi, karena asupan kalori yang akan didapat sudah tidak mencukupi."

"Intinya mereka bisa memakan mangsa sebesar mungkin." Seperti babi atau bahkan sapi.

Kadang-kadang mereka salah perhitungan juga dalam memilih santapannya.

Pada tahun 2005 seekor ular Sanca Burma berusaha menelan bulat-bulat seekor buaya.

Yang terjadi, kedua hewan itu mati: buaya bisa ditelan sebagian, namun mengakibatkan perut ular itu pecah saat memamahnya.

Bangkai keduanya ditemukan oleh para penjaga hutan di Florida.

Tapi pemburu oportunistik ini bisa memilih-milih mangsa juga.

Jika mereka tidak mendapat mangsa yang benar-benar cocok, mereka bisa menyantap yang kecil-kecil untuk sementara sampai akhirnya mereka menemukan mangsa yang cukup besar. Tapi manusia tetap tak masuk dalam menu utama mereka.

Pada tahun 2002 seorang bocah lelaki berumur sepuluh tahun dilaporkan telah ditelan oleh seekor ular piton di Afrika Selatan, tapi yang disantap sang korban bukan dewasa, dan pemangsanya bukan sanca kembang seperti ular yang memangsa Akbar di Mamuju, Sulawesi Barat, beberapa waktu silam.

Ini bukan laporan pertama tentang ular piton yang memangsa manusia.

Antropolog Thomas Headland, yang menghabiskan puluhan tahun meneliti suku Agta, suku pemburu-pengumpul di Filipina, menyebut seperempat dari lelaki suku ini pernah diserang oleh ular piton.

Dalam penelitiannya, Thomas menguraikan meski hampir semua orang mampu mengatasi dan mengusir ular-ular itu dengan parang, namun kaum dewasa suku Agta - yang secara fisik memiliki postur tubuh yang kecil - kadang-kadang dimangsa ular, paparnya dalam riset itu.

Tetapi dalam kehidupan modern, ular piton ini sangat jarang menyerang dan kalaupun terjadi (menyerang) karena lebih sebagai upaya pembelaan diri ular-ular itu, karena kondisi alamnya semakin terdesak.

Pakar ular dari Universitas Brawijaya Surabaya, Nia Kurniawan, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa ular sanca sensitif terhadap getaran, kebisingan dan panas dari lampu, sehingga mereka biasanya menghindari pemukiman manusia.

Tapi mereka korban, katanya, bisa jadi naas mengingat tempat perburuan ular, bahwa kebun itu dulunya adalah hutan tempat ular itu berburu mangsa yang lain.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: KISAH IBU Farida di Sulsel Tewas Ditelan Ular Piton Ditulis Media AS dan Inggris, Bikin Takut Warga

Baca juga: KASUS Ibu Farida Ditelan Hidup-hidup Ular Piton Sepanjang 5 Meter di Sulsel Gemparkan Media Asing

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved