TRIBUN WIKI

Tedak Siten, Tradisi Masyarakat Jawa saat Anak Mulai Menapaki Tanah atau Bumi

Tedhak Siten atau Tedak Siten merupakan tradisi masyarakat Jawa dimana anak mulai menginjak tanah atau bumi. Ada makna tersendiri di balik tradisi ini

|
Editor: Array A Argus
warta.jogjakota.go.id
Ilustrasi Tedak Siten 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Di Indonesia ada beragam suku dan budaya yang diwariskan turun temurun.

Satu diantara budaya yang mulai langka saat ini adalah Tedhak Siten atau Tedak Siten.

Tradisi Tedak Siten biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Adapun tradisi ini berasal dari kata Tedhak berarti turun (menapakkan kaki) dan Siten atau Siti yang artinya tanah.

Sehingga Tedhak Siten merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Jogja, Tedak Siten merupakan upacara ketika anak pertamakali turun tanah.

Baca juga: Wirid Kunta-Hajji, Tradisi Zikir Warga Chechnya atau Kaukasus Utara Beraliran Sufi

Ada filosofi yang terkandung dalam tradisi masyarakat Jawa ini.

Ketika anak mulai menginjakkan kakinya di tanah, kedua orangtua akan menuntun sang ini.

Ini menyiratkan bahwa kehidupan sang anak diawali dari bimbingan orangtuanya.

Umumnya, kegiatan Tedak Siten dilakukan ketika anak berusia 7 bulan dalam kalendar Jawa atau 8 bulan kalender masehi.

Dalam usia tersebut, anak sudah mulai memasuki fase belajar berjalan.

Sehingga momen awal yang dilakukan adalah menapakkan kaki ke tanah.

Baca juga: Mengenal Suku Tujia China, Punya Tradisi Unik, Wanita Harus Menangis 30 Hari saat Akan Menikah

Saat prosesi berlangsung, biasanya keluarga akan menyiapkan Uba Rampe atau perlengkapan.

Perlengkapan itu terdiri dari jadah tujuh warna warni, tangga yang terbuat dari tebu, kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) yang diisi dengan barang/benda, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk, air untuk membasuh dan memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning

Selama proses tradisi Tedhak Siten ini, ada beberapa rangkaian kegiatan yang mesti dilakukan.

Berikut ini rangkaian kegiatan Tedak Siten sebagaimana yang dipaparkan pada laman kebudayaan.jogjakota.go.id.

1. Membersihkan kaki

Dalam proses ini, orang tua akan menggendong anaknya, lalu mencuci kedua kaki sang anak hingga bersih sebelum menginjakkan kaki anak ke tanah.

Kegiatan ini mempunyai makna bahwa si anak mulai menapaki tanah, yang berarti mulai menapaki kehidupan yang perlu dilakukan dengan suci hati.

Baca juga: 11 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menjelang Puasa Ramadan

2. Berjalan melewati tujuh jadah

Dalam kegiatan ini anak dituntun untuk berjalan di atas jadah (sejenis kue dari beras ketan) sebanyak tujuh buah, dengan warna yang berbeda-beda.

Ke Tujuh warna tersebut adalah merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu.

Tujuh dalam bahasa jawa disebut pitu, dengan harapan si anak kelak dalam mengatasi kesulitan hidup selalu mendapat pitulungan atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

Jadah dibuat beraneka warna, menggambarkan bahwa kesulitan dan rintangan hidup itu tak terhitung jenis dan ragamnya.

Baca juga: Tradisi Ziarah Kubur jelang Bulan Suci Ramadan, Simak Sejarahnya

Masing-masing warna memiliki makna tersendiri, yaitu:

    1. Merah artinya keberanian, dengan harapan sianak berani dalam melangkah dalam kehidupan
    2. Warna kuning artinya kekuatan lahir dan batin yang wajib dimiliki oleh seseorang
    3. Putih artinya kesucian
    4. Merah jambu alias pink artinya cinta dan kasih saying baik kepada orangtua, kakak, eyang dll.
    5. Biru artinya ketenagan jiwa dalam melangkah dalam kehidupan
    6. Hijau artinya lingkungan sekitar dan kesuburan
    7. Ungu artinya kesempurnaan atau puncak.

Dengan menapaki jadah 7 warna ini, diharapkan kelak si bayi mampu melewati tiap rintangan dalam hidupnya.

3. Tangga dari Tebu Wulung

Dalam Prosesi ini anak diajak orang tua untuk menaiki 7 (Tujuh) tangga yang terbuat dari batang tebu.

Tebu berasal dari kata antebing kalbu yang berarti penuh tekad dan rasa percaya diri.

Ritual ini menggambarkan bahwa bayi akan menghadapi perjalanan hidupnya hari demi hari sampai pada puncaknya.

Dalam kegiatan ini didampingi oleh orang tua si anak, hal ini menggambarkan dukungan keluarga untuk anak dalam menjalani hari-harinya ke depan.

Ritual ini mempunyai harapan agar kelak si bayi tidak mudah menyerah dalam meraih cita-citanya.

4. Kurungan

Dalam prosesi ini anak dimasukkan sangkar atau kurungan ayam.

Di dalam kurungan, terdapat berbagai benda seperti perhiasan, buku tulis, beras, mainan, dan lain sebagainya.

Kurungan ayam ini menggambarkan kehidupan nyata yang akan dimasuki oleh anak kelak jika dewasa.

Benda yang ada di dalam kurungan nantinya akan diambil oleh anak menggambarkan profesi yang ingin dijalani kelak jika sudah dewasa.

5. Memandikan Anak

Air yang digunakan merupakan air yang diambil oleh kedua orang tua dari si anak yang diambil pada waktu tertentu yakni pada malam hari sekitar pukul 10-12 malam yang kemudian didiamkan atau diembunkan sampai keesokan harinya terkena sinar matahari.

Dalam proses ini, anak dimandikan oleh orang tuanya dengan air yang diberi bunga.

Maknanya adalah agar kelak si bayi dapat mengharumkan keluarga dan dirinya.

Maksudnya, supaya ia bisa jadi anak yang membanggakan. Setelah dimandikan, kemudian anak diberi pakaian.

6. Memberikan udhik-udhik

Udhik-udhik, yaitu uang logam yang dicampur dengan bermacam-macam bunga.

Dalam prosesi ini udhik-udhik disebar dan dibagikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang hadir dalam acara tersebut.

Harapannya kelak agar si anak jika dikarunia rezeki cukup dapat mendermakan rezekinya kepada fakir miskin.

Dalam prosesinya terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan tradisi Tedhak Siten baik berupa prosesi, tata cara, maupun perlalatan yang digunakan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya akan tetapi tetap tidak menghilangkan maksud dan tujuan dari diadakannya tradisi tersebut.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved