TRIBUN WIKI
10 Bangunan Bersejarah di Kota Medan yang Masih Berdiri Kokoh Hingga saat Ini, Jadi Destinasi Wisata
Terdapat setidaknya 10 bangunan bersejarah di Kota Medan yang masih berdiri kokoh, dan jadi lokasi destinasi wisata. Berikut ini daftarnya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kota Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara yang memiliki beragam bangunan bersejarah.
Dari beberapa bangunan bersejarah itu, ada yang menjadi lokasi destinasi wisata.
Meski sudah berusia puluhan dan ratusan tahun, tapi bangunan sejarah itu masih kokoh berdiri.
Bahkan, bangunan-bangunan tersebut sudah melampaui zaman.
Dari bangunan sejarah yang ada di Kota Medan, beberapa diantaranya merupakan peninggalan kerajaan.
Ada juga yang kemudian menjadi landmark atau ikon Kota Medan.
Lantas, apa saja bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri di Kota Medan tersebut? Simak ulasan berikut ini.
1. Istana Maimun

Perjalanan menelusuri jejak sejarah Medan tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi Istana Maimun.
Istana megah yang didirikan pada tahun 1888 ini merupakan sebuah simbol kejayaan Kesultanan Deli.
Perpaduan arsitektur Melayu, Islam, India, dan Eropa yang menghiasi istana ini menjadikannya salah satu landmark ikonik di Medan.
Istana Maimun berdiri kokoh di atas lahan seluas 2.772 meter persegi, dan Istana Maimun memiliki 30 ruangan dengan berbagai fungsi, termasuk ruang tahta, ruang tamu, dan kamar tidur Sultan.
Memasuki gerbang istana, pengunjung akan disambut dengan nuansa kemegahan dan keanggunan.
Langit-langit yang tinggi, ukiran kayu yang rumit, dan dekorasi yang indah menghiasi setiap sudut istana. Pengunjung dapat merasakan atmosfer kejayaan Kesultanan Deli saat melangkah di lorong-lorong istana dan menjelajahi ruangan-ruangannya.
Untuk kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 08.00 - 17.00, Istana Maimun
lokasi : Jl. Brigjend Katamso No.370, Sei Mati, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20214
Harga : Dewasa: Rp 10.000
Anak-anak: Rp 5.000
2. Masjid Raya Al-Mashun

Masjid Raya Al-Mashun didirikan atas prakarsa Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam Shah pada tahun 1906.
Pembangunan masjid ini memakan waktu 3 tahun dan akhirnya diresmikan pada tanggal 25 Sya'ban 1329 H atau 10 September 1909 M.
Nama masjid ini diambil dari nama salah satu marga suku Mandailing, yaitu marga Al Mashun.
Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan berbagai gaya, yaitu Moor, India, dan Melayu.
Mashun memiliki luas sekitar 2.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 10.000 jamaah.
Bangunan utama masjid terdiri dari 3 lantai, dengan lantai pertama sebagai ruang salat utama, lantai kedua sebagai ruang perpustakaan dan museum, dan lantai ketiga sebagai menara pandang.
Kubah masjid yang berwarna emas menjadi daya tarik utama bangunan ini.
Kubah ini terbuat dari tembaga dan memiliki diameter 15 meter.
Menara masjid yang tinggi menjulang setinggi 20 meter, menjadi simbol religius dan landmark yang mudah dikenali di Kota Medan.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 04.00 - 00.00
Lokasi : Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan.
Harga : Gratis.
3. Gedung London Sumatera (Lonsum)

Gedung London Sumatera merupakan salah satu bangunan bersejarah tertua di Medan.
Dibangun pada tahun 1906 oleh perusahaan perkebunan Belanda, London Sumatera and General Trading Company, gedung ini menjadi simbol kejayaan kolonialisme di masa lampau.
Arsitektur Eropa klasik dengan fasad yang megah mencerminkan kekuatan dan kejayaan perusahaan kolonial pada masa itu.
Gedung London Sumatera tidak hanya menarik dari segi arsitekturnya, tetapi juga menyimpan sejarah panjang yang berkaitan erat dengan perkembangan Kota Medan.
Pada masa kolonial Belanda, gedung ini menjadi pusat kegiatan perdagangan dan perkebunan.
Dan di sinilah para pengusaha kolonial Belanda bertransaksi dan menentukan nasib ekonomi di wilayah Sumatera Utara.
Gedung London Sumatera juga menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini dialihfungsikan menjadi kantor pemerintahan Jepang.
Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, gedung ini kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan difungsikan sebagai berbagai kantor pemerintahan.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 08.00 - 17.00
Lokasi : Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 5, Medan, Sumatera Utara
Harga : Rp 5.000 / orang
4. Kantor Pos Medan

Kantor Pos Medan tampil dengan arsitektur eklektik yang memadukan gaya Eropa dan Melayu.
Fasad atau bagian luar eksterior bangunannya yang simetris dengan detail-detail rumit mencerminkan kemegahan arsitektur Eropa klasik.
Di sisi lain, penggunaan ornamen-ornamen khas Melayu seperti kubah dan lengkungan menunjukkan pengaruh budaya lokal yang kuat.
Perpaduan gaya ini menghasilkan bangunan yang indah dan unik, menjadikannya salah satu landmark penting di Kota Medan.
Dibangun atas prakarsa G.G. Theodorus van Erp, seorang insinyur pos dan telegraf Belanda, Kantor Pos Medan awalnya berfungsi sebagai kantor pos dan telekomunikasi.
Pada masa kolonial Belanda, kantor pos ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Medan dengan kota-kota lain di Hindia Belanda dan mancanegara.
Kantor Pos Medan juga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial di kota ini.
Seiring perkembangan zaman, fungsi Kantor Pos Medan mengalami perubahan.
Pada tahun 1997, kantor pos ini direnovasi dan diubah menjadi pusat perbelanjaan dan wisata kuliner.
Namun, pada tahun 2019, Kantor Pos Medan kembali dibuka sebagai kantor pos dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern.
Saat ini, Kantor Pos Medan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengiriman surat dan paket, tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi, namun Kantor Pos Medan juga menyediakan berbagai fasilitas modern seperti kafe, restoran, toko souvenir, dan galeri seni.
Pengunjung dapat bersantai di kafe sambil menikmati kopi, mencicipi kuliner khas Medan, membeli cenderamata, atau melihat-lihat karya seni yang dipajang di galeri.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 07.00 - 22.00
Lokasi : Jalan Pos Medan No. 21, Medan, Sumatera Utara
Harga : Memasuki area Kantor Pos Medan secara “ Gratis “
5. Tjong A Fie Mansion

Tjong A Fie Mansion dibangun pada tahun 1895, Tjong A Fie Mansion merupakan kediaman pribadi Tjong A Fie, seorang pengusaha Tionghoa ternama di Medan.
Tjong A Fie dikenal sebagai sosok dermawan yang telah banyak berkontribusi bagi kemajuan Kota Medan.
Ia mendirikan berbagai sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, serta aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Kegigihan, kegigihan, dan semangat filantropinya menjadikan Tjong A Fie sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Medan.
Tjong A Fie Mansion merupakan perpaduan sempurna antara arsitektur Tionghoa, Melayu, dan Eropa. Perpaduan budaya ini terlihat jelas pada desain eksterior dan interiornya.
Ornamen-ornamen khas Tionghoa menghiasi fasad bangunan, sedangkan interiornya dihiasi dengan furnitur antik bergaya Eropa dan Melayu.
Keindahan arsitektur Tjong A Fie Mansion menjadikannya salah satu landmark ikonik di Kota Medan dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sejak tahun 2009, Tjong A Fie Mansion telah diubah menjadi museum yang memamerkan berbagai koleksi artefak berharga.
Pengunjung dapat melihat koleksi foto-foto Tjong A Fie dan keluarganya, dokumen-dokumen bersejarah, serta berbagai benda pusaka yang mencerminkan gaya hidup dan budaya masyarakat Tionghoa di Medan pada masa lampau.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 09.00 - 17.00
Lokasi : Jl. Jend. Ahmad Yani No.105, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara
Harga : Dewasa: Rp 35.000
Anak-anak: Rp 20.000
Pelajar : Rp 15.000
6. Menara Air Tirtanadi

Di jantung Kota Medan, Sumatera Utara, berdiri kokoh Menara Air Tirtanadi, sebuah landmark bersejarah yang tak hanya memancarkan pesona arsitekturnya yang menawan, tetapi juga menyimpan jejak panjang kisah masa lampau.
Menara ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Medan, menjulang tinggi bagaikan raksasa yang melindungi warisan budaya dan sejarah kota.
Dibangun pada tahun 1918 atas prakarsa Walikota Medan saat itu, D.D. Vincent, Menara Air Tirtanadi dirancang oleh arsitek Belanda, J.B. Van Rijn.
Arsitekturnya yang bergaya Art Nouveau dengan bentuknya yang menyerupai kastil menjadikannya salah satu bangunan terunik dan ikonik di Medan.
Menara Air Tirtanadi kini telah menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah dan budaya yang populer di Medan.
Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur menara, mempelajari sejarahnya, dan bahkan naik ke puncak menara untuk menikmati panorama Kota Medan yang menakjubkan.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 09.00 - 16.00
Lokasi : Jl. Sisingamangaraja No.1, Ps. Baru, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara
Harga : Rp 5.000 / orang
7. Tjong Yong Hian Gallery

Tjong Yong Hian Gallery, sebuah galeri seni dan budaya yang terletak di Jalan Kejaksaan, Medan, menjadi rumah bagi berbagai koleksi artefak dan peninggalan bersejarah yang menceritakan kisah kejayaan masa lalu kota ini.
Dibangun pada tahun 1911 oleh Tjong Yong Hian, seorang pengusaha sukses dan dermawan ternama di Medan, galeri ini merupakan perwujudan kecintaannya terhadap seni dan budaya Tionghoa.
Arsitektur bangunannya yang megah, memadukan gaya Tionghoa dan Eropa, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Memasuki Tjong Yong Hian Gallery, pengunjung akan disambut dengan suasana yang tenang dan penuh pesona.
Ornamen-ornamen khas Tionghoa menghiasi bangunan galeri, menciptakan atmosfer tradisional yang kental.
Di dalam galeri, terdapat berbagai ruang pameran yang menampilkan koleksi artefak dan benda-benda bersejarah yang berasal dari berbagai periode.
Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi keramik, lukisan, patung, dan benda-benda ritual yang mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa.
Galeri ini juga memiliki koleksi furnitur antik yang terbuat dari kayu jati dan kuningan, yang menambah keindahan dan kemewahan interior galeri.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 08.00 - 17.00
Lokasi : Jl. Kejaksaan, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
Harga : Gratis
8. Museum Negeri Sumatera Utara

Museum Negeri Sumatera Utara, dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan pada tahun 1982, Museum Negeri Sumatera Utara menyimpan koleksi benda-benda bersejarah dan artefak budaya yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara.
Koleksi-koleksi ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Sumatera Utara, tetapi juga menjadi bukti peradaban yang telah berkembang di wilayah ini sejak zaman prasejarah.
Memasuki Museum Negeri Sumatera Utara, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai ruang pamer yang memamerkan koleksi-koleksi menarik.
Di ruang pamer prasejarah, pengunjung dapat melihat replika hewan khas Sumatera Utara, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.
Beralih ke ruang pamer etnografi, pengunjung dapat mempelajari budaya dan tradisi masyarakat Batak, Karo, Mandailing, Angkola, Pakpak, Simalungun, Toba, Melayu, Jawa, Tionghoa, dan India.
Bagi pecinta seni, ruang pamer seni rupa dan kriya menawarkan koleksi yang tak kalah menarik. Lukisan, patung, kain tradisional, dan berbagai karya seni lainnya dipamerkan di ruang ini, mencerminkan kekayaan seni dan budaya Sumatera Utara.
Di ruang pamer numismatik, pengunjung dapat melihat koleksi uang kuno dari berbagai masa dan daerah di Sumatera Utara.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 08.30 - 16.00
Lokasi : Jl. HM. Joni No.51, Teladan Bar., Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara
Harga : Rp 5.000 / orang
9. Bank Indonesia Medan

Bank Indonesia Medan, dulunya dikenal sebagai De Javasche Bank (Bank Jawa), didirikan pada tahun 1910.
Dibangun dengan arsitektur bergaya Neo-Klasik yang megah, gedung ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang sistem keuangan di Indonesia.
Pada masa kolonial Belanda, Bank Jawa memainkan peran penting dalam mengatur peredaran mata uang dan mendukung perekonomian Hindia Belanda.
Bank Indonesia Medan didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, setelah kemerdekaan Indonesia, Bank Jawa berganti nama menjadi Bank Indonesia dan gedungnya pun menjadi kantor Bank Indonesia cabang Medan.
Sejak saat itu, Bank Indonesia Medan terus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas moneter dan mendukung pembangunan ekonomi di Sumatera Utara.
Memasuki Bank Indonesia Medan, pengunjung akan disuguhkan dengan kemegahan arsitekturnya yang bergaya Neo-Klasik.
Fasad bangunan yang simetris dengan detail yang rumit, serta penggunaan bahan-bahan berkualitas tinggi seperti marmer dan granit, mencerminkan kejayaan dan kekuatan Bank Indonesia pada masanya.
Di dalam gedung, terdapat berbagai ruangan dengan desain yang indah dan megah, seperti ruang lobi, ruang kerja, dan ruang rapat.
Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Istana Maimun, berikut jam,lokasi, dan harganya :
Jam : 08.00 - 16.00
Lokasi : Jl. Balai Kota No.4, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara
Harga : Gratis
Pemerintah dan masyarakat Medan memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.
Upaya renovasi dan revitalisasi yang dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab dapat memastikan bahwa bangunan-bangunan ini tetap kokoh berdiri dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Masyarakat juga dapat berkontribusi dengan mengunjungi dan mempelajari bangunan-bangunan ini, serta menyebarkan informasi tentang nilai sejarah dan budayanya.
Dengan bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya, kita dapat memastikan bahwa Medan tetap menjadi kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan arsitektur yang indah untuk dinikmati oleh semua orang.
10. Gedung Warenhuis

Gedung Warenhuis dulunya merupakan supermarket pertama di Kota Medan yang dibangun masa kolonial Belanda.
Gedung ini memiliki dua lantai, pilar-pilar kokoh yang berada di Jalan Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Pada dinding gedung yang catnya sudah kusam terdapat tulisan: mulai dibangun pada 1916 oleh arsitek berkebangsaan Jerman G Bos dan diresmikan pada 1919 oleh Wali Kota Medan pertama Daniel Baron Mackay.
Namun, gedung dengan status milik Pemerintah Kota Medan ini belum diketahui pasti siapa pemilik aslinya.
Selain milik pemerintah setempat, gedung yang sudah berusia lebih dari 103 tahun itu telah menjadi cagar budaya.
Sekretaris Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Universitas Negeri Medan, Erond Damanik pernah mengatakan, bangunan seluas 15 x 30 meter ini memiliki bungker untuk tempat menyimpan barang dagangan.
Supermarket ini menjual berbagai jenis barang, mulai makanan, pakaian, hingga produk elektronik.
Menjadi saksi dan bukti kalau sistem perdagangan di Kota Medan sudah maju sejak lama.
Gedung ini pernah ditinggal, ditelantarkan, terbakar, lalu jadi rebutan.
Namun hanya bertahan sampai 23 tahun, tutup begitu Jepang masuk ke Kota Medan.
Sang pemilik, sekira tahun 1942 memilih pulang ke negara asalnya, Belanda karena kondisi Kota Medan yang mulai tidak kondusif.
Sejak ditinggalkan, gedung kokoh itu sempat menjadi kantor departemen tenaga kerja.
Setelah itu dibiarkan terlantar dimakan usia dan belukar, lalu terbakar pada 2013.
Saat ini Gedung Warenhuis masihb dalam proses revitalisasi.(mag3/tribun-medan.com)
Ditulis oleh mahasiswi magang LPM Kreatif Grace Angel Sirait
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.