Kesehatan

Awas! Jangan Keseringan Konsumsi Minuman Berenergi Jika tak Ingin Masalah Ini Terjadi

Keseringan minum minuman berenergi bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan. Penyakit yang muncul adalah jantung

Editor: Array A Argus
Shutterstock
Ilustrasi minuman berenergi 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Minuman berenergi sering dikonsumsi masyarakat dengan alasan penambah tenaga.

Bahkan, minuman berenergi ini diiklankan di berbagai platform media, sebagai solusi untuk meningkatkan energi dan stamina.

Tapi faktanya, jika terlalu sering mengonsumsi minuman berenergi ini akan berdampak buruk bagi kesehatan

Ada beberapa hal yang terjadi pada Anda jika keseringan mengonsumsi minuman berenergi.

Berikut masalah yang bisa timbul akibat keseringan mengonsumsi minuman berenergi.

1. Jantung

Efek negatif minuman berenergi akan berdampak langsung pada jantung.

Kafein yang terkandung dalam minuman tersebut akan memblokir adenosine, neurotransmitter yang membantu menenangkan tubuh dan memperlambat detak jantung.

Ketika kafein memblokir adenosine, tubuh merespons dengan meningkatkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.

Hormon-hormon ini memicu peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan kewaspadaan.

Selain kafein, beberapa minuman penambah tenaga juga mengandung taurin, asam amino yang dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Kandungan gula yang tinggi dalam minuman ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.

Dampak negatif minuman penambah tenaga pada jantung tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek.

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki toleransi kafein yang berbeda-beda.

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan kecemasan, harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi minuman penambah tenaga.

2. Saraf

1. Gelisah dan Cemas

Kandungan kafein dalam minuman penambah tenaga merupakan stimulan kuat yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus.

Namun, pada dosis tinggi, kafein dapat menyebabkan rasa gelisah, cemas, dan mudah panik.

Hal ini karena kafein meningkatkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh.

2. Gangguan Tidur

Konsumsi minuman penambah tenaga, terutama di sore atau malam hari, dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan insomnia.

Kafein dalam minuman ini dapat membuat otak lebih terjaga dan sulit untuk rileks, sehingga sulit untuk tertidur.

Kurang tidur dapat memperburuk efek negatif kafein pada sistem saraf, seperti gelisah, cemas, dan kesulitan berkonsentrasi.

3. Sakit Kepala

Kandungan kafein dan taurin dalam minuman penambah tenaga dapat memicu sakit kepala pada beberapa orang.

Kafein dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di otak, sedangkan taurin dapat meningkatkan tekanan darah.

Kafein dapat melebihstimulasi sistem saraf, menyebabkan efek negatif seperti gelisah, cemas, insomnia, dan sakit kepala.

Konsumsi kafein berlebihan dalam jangka panjang dapat memperlambat metabolisme kafein dalam tubuh, sehingga membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama.

Hal ini dapat meningkatkan risiko ketergantungan kafein dan efek samping lainnya.

Dampak negatif minuman penambah tenaga pada sistem saraf tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek.

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

3. Pencernaan

Efek negatif minuman penambah tenaga pada pencernaan primarily disebabkan oleh kandungan kafein, gula, dan pemanis buatannya.

Kafein merupakan stimulan yang dapat meningkatkan asam lambung dan mempercepat gerakan usus.

Hal ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan maag.

Gula dan pemanis buatan dalam minuman penambah tenaga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus, yang dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti diare dan konstipasi.

Konsumsi berlebihan minuman penambah tenaga dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan lambung dan usus, yang dapat meningkatkan risiko penyakit pencernaan kronis seperti maag dan GERD.

Dampak negatif minuman penambah tenaga pada pencernaan tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek.

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker pencernaan, penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki toleransi kafein dan gula yang berbeda-beda.

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti maag, GERD, atau penyakit Crohn, harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi minuman penambah tenaga.

4. Ginjal

Ginjal adalah organ vital yang bertanggung jawab untuk menyaring dan membuang limbah tubuh, mengatur keseimbangan elektrolit dan air dalam tubuh, dan memproduksi hormon yang penting untuk kesehatan.

Kandungan kafein, taurin, dan gula dalam minuman penambah tenaga dapat memberikan tekanan yang signifikan pada ginjal.

Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, yang memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah.

Taurin dapat meningkatkan tekanan darah dan aliran darah ke ginjal, yang dapat menyebabkan kerusakan pada glomerulus.

Gula dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama penyakit ginjal.

Dampak negatif minuman penambah tenaga pada ginjal tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek.

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan bahkan kematian.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki toleransi kafein dan taurin yang berbeda-beda. Orang dengan kondisi kesehatan tertentu,

Seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, atau diabetes, harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi minuman penambah tenaga.

5. Ketergantungan

Walaupun minuman penambah tenaga berguna bagi tubuh namun terdapat bahaya tersembunyi yang mengintai kesehatan, salah satunya adalah ketergantungan.

Ketergantungan minuman penambah tenaga terjadi ketika seseorang terlalu sering mengonsumsinya dan mengalami gejala penarikan ketika berhenti mengonsumsinya.

Gejala penarikan ini dapat berupa sakit kepala, kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi.

Mungkin kamu akan bertanya bagaimana minuman penambah tenaga dapat menyebabkan ketergantungan?

Tribun Medan akan meberikan kamu jawabannya karena minuman penambah tenaga umumnya mengandung kafein, taurin, dan gula.

Kafein adalah stimulan yang bekerja dengan cara meningkatkan kadar dopamin di otak.

Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam perasaan senang dan berenergi.

Taurin adalah asam amino yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Gula memberikan energi instan dan rasa senang.

Konsumsi kafein dan gula secara berlebihan dapat mengalterasi sistem penghargaan di otak.

Hal ini membuat otak terbiasa dengan efek stimulan dan membutuhkannya untuk merasa senang dan berenergi.

Ketika seseorang berhenti mengonsumsi minuman penambah tenaga, kadar dopamin dan gula di otak turun, sehingga muncullah gejala penarikan.

Faktor Risiko Ketergantungan:

1. Konsumsi berlebihan: Semakin sering seseorang mengonsumsi minuman penambah tenaga, semakin tinggi risikonya untuk menjadi tergantungan.

2. Riwayat ketergantungan: Orang yang memiliki riwayat ketergantungan zat lain, seperti alkohol atau narkoba, lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.

3. Kondisi kesehatan mental: Orang dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.

4. Usia muda: Remaja dan anak muda lebih rentan terhadap efek kafein dan gula, sehingga lebih berisiko untuk menjadi tergantungan minuman penambah tenaga.(mag3/tribun-medan.com)

Ditulis oleh mahasiswi LPM Kreatif Grace Angel Sirait

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved