Berita Viral

TANGIS Kakek Ojong, Jenazah Cucunya Diturunkan Sopir Ambulans di Jalanan, Gegara tak Ada Uang Bensin

Pihak keluarga merasa sakit hati dengan ucapan sopir tersebut. Lalu memutuskan keluar dari mobil ambulance.

Instagram/TribunPontianak
TANGIS Kakek Ojong, Jenazah Cucunya Diturunkan Sopir Ambulans di Jalanan, Gegara tak Ada Uang Bensin 

Adapun alasan Suwardi, sopir ambulance meminta biaya kepada keluarga pasien karena ada selisih harga BBM yang digunakan mobil ambulance dengan Perbup.

"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di perbup masih menggunakan pertalit sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.

Ridwan menyebut, ambulance dengan bahan bakar Dexlite tersebut tidak direkomendasikan digunakan ke luar kota. Dengan alasan selisih harga BBM dengan Perbup.

Namun, jika ambulance itu terpaksa digunakan, harus mendapatkan persetujuan managemen.

Baca juga: Kuasa Hukum Tersangka Pembunuhan Rita Sinaga Ogah Akui Rekonstruksi, Yakin Kliennya Tak Bersalah

"Kalau digunakan itupun atas persetujuan direktur dan biaya dibebankan ke rumah sakit. Itu alternatif terakhir. Kalaupun ada selisih bayar, kita yang tanggung bukan keluarga pasien," ujar Ridwan.

Ridwan mengklaim jika semua jenis operasional ambulance sudah diatur dalam perbup. Baik BBM, biaya sopir dan perawat. Bahkan, BBM ambulance juga sudah terisi dan siap digunakan.

"Sudah ada uang operasional di perbup. Ada uang sopir perawat bensin semua dibayarkan kalau dia sudah kerja. Uang baru dikasih setelah kerja. BBM selalu tersedia. Kan diisi umpamanya sopir berangkat setelah digunakan diisi lagi. Dexlite sebenarnya tidak kita rekomendasikan ya karena ada selisih harga. Kalaupun darurat selisih itu tidak boleh dibebankan ke pasien. Harus rumah sakit yang tanggung. Karena mobil itu memang digunakan di kota saja," beber Ridwan.

Baca juga: PROFIL Budisatrio Djiwandono, Keponakan Prabowo Subianto, Jabat Ketua DPD Gerindra Kaltim

Soal narasi yang berkembang oknum sopir menurunkan Jenazah bayi di jalan, Ridwan menyebut sebenarnya sopir berencana untuk ganti mobil yang standar perbup menggunakan pertalite.

"Mungkin ada komunikasi tidak pas antara sopir dengan keluarga pasien. Sampai akhirnya tidak jadi menggunakan ambulance kita," katanya.

Ridwan memastikan, pelayanan terhadap pemulangan jenazah bayi ke Nanga Mau sudah sesuai dengan SOP. Keluarga juga sudah membayar Rp 690.000 ke kasir RSUD untuk ambulance.

"Cuman memang beliau berusaha meminta lebih. Itu diluar pengentahuan kami dan dia sudah minta maaf. Ada konsekuensi ada nanti dari managemen ada aturan kepegawaian akan kami tindkalanjuti. Kami minta maaf memang tidak semua sopir. Ada oknum," ujar Ridwan.

(*/Tribun Medan)

Baca juga: Selebgram Makassar Digrebek tanpa Busana di Hotel, Instagram Eritza Lenyap, Open BO Tarif Rp5 Juta

Baca juga: Diusung Partai Golkar Dampingi Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Begini Tanggapan Bupati Asahan

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved