Berita Viral
TNI dan OPM/KKB Saling Tuding Pasca Kerusuhan di Puncak Jaya, Berawal dari 3 Warga Tewas Ditembak
Sebby Sambom menyebutkan bahwa 3 warga yang tewas ditembak aparat TNI bukan bagian dari anggota TPNPB-OPM.
TRIBUN-MEDAN.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) melalui juru bicaranya Sebby Sambom menyebutkan bahwa 3 warga yang tewas ditembak aparat TNI bukan bagian dari anggota TPNPB-OPM.
Diketahui, tiga orang warga yang tewas ditembak oleh aparat TNI di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Selasa (16/7/20234) malam, menimbulkan kerusuhan hingga 6 mobil dibakar.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, membantah pernyataan TNI yang menuding ketiga korban bagian dari gerombolan OPM.
Sebaliknya, Sebby Sambom menuding militer Indonesia salah target operasi.
Sebby mengeklaim dua orang tewas dalam peristiwa penembakan di Distrik Mulia itu merupakan Kepala Kampung, dan satu lainnya warga sipil.
Terinus Enumbi, lanjut Sebby, telah melaporkan peristiwa tersebut ke Markas TPNPB-OPM, melalui pesan elektronik.
Terinus Enumbi sendiri merupakan pimpinan TPNPB-OPM di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, bermarkas di Ebuneri.
"Militer Indonesia telah menembak mati tiga warga sipil sementara lainnya sedang mengalami luka tembak di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pada hari Selasa pukul 20:00 malam," ujar Sebby dalam keterangannya dikutip dari Tribun-Papua.com, Jumat (19/7/2024).
Sebby mengeklaim Sonda Wanimbo yang tewas menjabat Kepala Kampung Kalome di Distrik Mepogolok. Lalu, Pemerintah Murib menjabat Kepala kampung Dokkome.
Sementara satu lainnya bernama Dominus Enumbi, warga sipil yang telah menyelesaikan kuliahnya dari sebuah kampus di Jayapura.
Kata Sebby berdasarkan laporan yang diterimanya, menyebut masih terdapat sejumlah warga sipil yang mengalami luka tembak, namun belum diketahui identitasnya. Meski begitu, ia mengakui Teranus Enumbi memang berada di lokasi kejadian saat operasi TNI berlangsung.
Pasa Selasa (16/7/2024) malam, kata Sebby, Teranus Enumbi memasuki kota Mulia untuk membeli rokok. Namun, saat berada di Distrik Muara tepat di Karubate, Teranus Enumbi telah diketahui oleh militer Indonesia. "Mereka langsung melakukan pengejaran terhadap Teranus Enumbi dengan menggunakan tiga mobil,"ujarnya.
Saat berada di depan SD YPPG Distrik Mulia, lanjut Sebby, aparat TNI berupaya menembak Teranus Enumbi dari jarak 50 meter, tetapi peluru tidak mengenai sasaran.
"Teranus Enumbi hanya kikis di bagian kepala, badan dan kakinya. Akhirnya Terinus Enumbi melarikan diri dari tempat kejadian," katanya.
Sebby menambahkan, situasi ibu kota Kabupaten Puncak Jaya darurat pasca-kejadian. Ia menuding pergerakan aparat militer Indonesia penyebabnya.

Situasi Mencekam
Diberitakan sebelumnya, situasi mencekam di Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, pasca-tewasnya tiga warga akibat ditembak oleh aparat.
Pada Rabu (17/7/2024), massa merusak serta membakar sejumlah kendaraan dinas milik aparat keamanan dan pejabat Pemkab Puncak Jaya.
Sebuah video menunjukkan pembakaran mobil dinas TNI dan Polri. Dalam narasi menyebut pembakaran sebagai reaksi masyartakat Pucak Jaya atas penembakan yang menewaskan tiga warga setempat.
Masyarakat tak terima dengan aksi penembakan oleh aparat gabungan TNI yang menewaskan Sonda Wanimbo (33), Yotenus Wonda (41), Dominus Wonda (36).
Ketiganya ditembak lantaran dituding sebagai anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah komando Teranus Enumbi. Penembakan berlangsung pada Selasa (16/7/2024) malam di Kampung Karubate, Distrik Muara.
Kemudian, kericuhan pecah saat pertemuan dan mediasi antara warga, pemerintah dan aparat keamanan setempat di halaman RSUD Puncak Jaya, Rabu (17/7/2024), tempat ketiga jenazah dievakuasi.
Masyarakat menuntut pihak keamanan menjelaskan kronologis penembakan yang menewaskan tiga warga tersebut. Warga beranggapan ketiga korban merupakan tokoh penting di Kabupaten Puncak Jaya.

Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, penembakan terjadi ketika pimpinan TPNPB-OPM Teranus Enumbi serta anggotanya berada di Kios Mutiara Hitam, Kampung Karubate, Distrik Muara pada pukul 20.12 WIT. Di waktu bersamaan, tim gabungan dari Satgas Yonif 753/AVT, Satgas Elang IV, melaksanakan Patroli berkendara dengan menggunakan tiga mobil Strada mengarah ke Kampung Karobate.
Tim gabungan berhenti setelah melihat adanya keramaian di depan kios tersebut. Mereka melihat kelompok Teranus Enumbi dan anak buahnya sedang berada di depan kios itu. Aparat yang bermaksud menuju kios, lalu berpapasan dengan seorang dari anggota TPNPB keluar dari kios.
Tiba-tiba orang tersebut berteriak dan mengeluarkan satu pucuk laras pendek, sehingga tim gabungan melumpuhkannya. Lalu terdengar suara letusan pistol dari dalam kios. Aparat gabungan langsung bergegas ke dalam kios hingga mengarahkan tembakan mengenai satu orang lainnya. Sementara, empat orang lainnya mendobrak pintu belakang kios.
Aparat lalu berupaya menangkapnya hingga mengeluarkan tembakan dan mengenai satu orang lainnya di samping kios.
Berselang beberapa waktu, aparat keamanan dari Polres Puncak Jaya menuju lokasi kejadian untuk membantu pengamanan serta mengevakuasi mayat ketiga korban. Polisi tiba dengan menggunakan mobil truk dan dua Strada.
Jenazah ketiga korban dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya untuk dilakukan indentifikasi. Adapun barang bukti disita berupa satu pucuk pistol rakitan dan sebuah bendera Bintang Kejora.

Terkini, aparat keamanan dalam posisi siaga. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengungkap Satgas Yonif RK 753/AVT awalnya menerima informasi gerombolan OPM pimpinan Teranus Enumbi memasuki pemukiman warga di Kampung Karubate, Distrik Muara, Puncak Jaya, Selasa (16/7/2024) sekitar pukul 19.45 WIT.
"Ini diawali dengan terdeteksi keberadaan salah satu OPM bersama beberapa anggotanya memasuki pemukiman warga Kampung Karubate dengan membawa senjata api. Oleh karenanya, dengan respon cepat aparat keamanan satgas melakukan penindakan terhadap gerombolan OPM tersebut," ujar Letkol Chandra dalam keterangannya dikutip Jumat (19/6/2024).
Aparat yang mengetahui keberadaan OPM kemudian hendak melakukan penangkapan. Namun pergerakan aparat, kata Candra, diketahui oleh salah satu anggota OPM yang berujung penembakan terhadap aparat.
"Saat akan ditangkap oleh Aparat TNI di kios atau warung, gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan berusaha menembak Aparat TNI, sehingga prajurit TNI melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut," ujarnya.
Aksi baku tembak pun berlangsung, hingga menyebabkan tiga anggota OPM tertembak dan tewas di tempat. Sementara pimpinan mereka, Teranus Enumbi melarikan diri.

Letkol Inf Candra mengaku, TNI menemukan 1 pucuk pistol rakitan dan bendera bintang kejora di lokasi kejadian.
"Atas penindakan yang dilakukan aparat TNI ini, mengakibatkan 3 orang anggota OPM meninggal dunia a.n. SW (33), YW (41), DW (36) dan diperoleh 1 pucuk Pistol rakitan serta bendera bintang kejora, sedangkan Teranus Enumbi berhasil lolos melarikan diri,"ujarnya.
Situasi mencekam di Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, pasca-tewasnya tiga warga akibat ditembak oleh aparat. (Tribun Papua)
Warga sendiri sempat mendatangi RSUD Mulia Puncak Jaya pascapenembakan 3 anggota OPM. Warga menuntut aparat TNI bertanggungjawab sebab mereka menilai 3 orang yang ditembak merupakan warga sipil.
Aksi protes warga itu dimanfaatkan sekelompok orang dengan melakukan provikasi. Hingga akhirnya terjadi pembakaran mobil dinas aparat keamanan.
"Iya, sejumlah mobil dirusak dan dibakar sebanyak 6 unit mobil Apkam (aparat keamanan) TNI/Polri," kata Letkol Candra.
Enam mobil tersebut di antaranya mobil dinas Dandim, mobil dinas Wakapolres Puncak Jaya, 2 unit mobil Satgas 753/AVT. Satu kendaraan lainnya adalah sebuah truk milik Polres Puncak Jaya yang terparkir di halaman RSUD Mulia.
"Pemicunya saat dilaksanakan mediasi di RSUD Mulia oleh Forkopimda Puncak Jaya dengan pihak keluarga dan warga, terdapat aksi provokasi oleh sekelompok orang. Sehingga massa yang berkumpul ikut terprovokasi berbuat anarkis,"ungkapnya.
(*/Tribun-medan.com/Tribun-Papua.com)
PDIP Sindir Jokowi Mulai Suarakan Dukungan Prabowo-Gibran 2 Periode: Mekanisme Penyelamatan |
![]() |
---|
PENGAKUAN Andre Bakar Istrinya Hingga Tewas di Cakung Jaktim: Cuma Gegara Tak Dimasaki Mi Instan |
![]() |
---|
FANTASTIS Kekayaan Menpar Widiyanti Disebut Mandi Pakai Air Galon,Lebih Banyak dari Presiden Prabowo |
![]() |
---|
RESMI Penggunaan Sirine dan Strobo Dihentikan Sementara Setelah Diprotes Masyarakat: Kami Evaluasi |
![]() |
---|
SOSOK Fadilah Viralkan Video Anggota DPRD Wahyudin Moridu karena Dihamili dan Ngotot Minta Dinikahi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.