Pembunuhan Sadis

Tampang Agus Sahril, Pembunuh Sadis Lucuti Baju Remaja Putri Bertato Kupu-kupu, Tolak Ladeni Tamu

Dari perjanjian mereka berdua, nantinya korban akan melayani tiga pria hidung belang dengan tarif perkencan antara Rp200-300 ribu.

HO
Agus Sahril menganiaya korban inisial AS (15) hingga tewas.  

Atas kejahatan pelaku terancam hukuman pidana penjara lebih dari 15 tahun, selain pembunuhan polisi akan menutut pelaku dengan pasal berlapis terkait UU No 21 Tahun 2007 Pasal 297 KUHP yakni tindak pidana perdagangan orang

AS Kabur dari Rumah Usai Bikin Tato

 Inilah curhat Kuswanto, ayah remaja 15 tahun yang dihabisi mucikari.

AS kabur dari rumah usai bikin tato.

Pasalnya sang ayah menegurnya karena tato tersebut. 

Satu setengah bulan dicari, Kuswanto pilu anaknya malah ditemukan meninggal secara tragis.

Kuswanto, warga Ambarawa, Kabupaten Semarang hanya bisa bermuram saat mengetahui anaknya ditemukan meninggal di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.

Terlihat dari sorotan mata yang berkaca-kaca dengan gerak tubuh yang lemas, Kuswanto datang ditemani bersama rombongan Polsek Ambarawa, melihat kondisi anaknya untuk yang terakhir kali usai tak bertemu satu setengah bulan lamanya.

Identitas wanita muda bertato kupu-kupu yang ditemukan di kebun pisang Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak terbongkar setelah ayahnya datang dengan ditemani anggota Polsek Ambarawa.

Wanita yang ditemukan tak bernyawa di kebun daerah Guntur Demak adalah Anna Setiyani berusia 15 tahun warga Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Awal Kuswanto mengenali, setelah melihat langsung adanya kutil yang ada di jari Anna Setiyani.

Kuswanto tak menyangka putrinya ditemukan meninggal secara tragis.

Agus Sahril menganiaya korban inisial AS (15) hingga tewas. 
Agus Sahril menganiaya korban inisial AS (15) hingga tewas.  (HO)

Sebelumnya, dia mengaku sudah hilang kontak dan berupaya mencari keberadaannya putrinya yang menghilang selama satu setengah bulan.

"Saya hilang komunikasi sama anak saya sampai satu setengah bulan, awalnya dia pamit untuk sholawatan, kemudian tidak ada kabar juga gak kontakan," katanya, saat dihubungi Tribunjateng, Jumat (19/7/2024).

Sebelum kepergian anaknya, Kuswanto menceritakan perubahan sifat anaknya yang kalem menjadi mudah emosi.

Perubahan emosional itu, Kuswanto duga usai berkenalan dengan seseorang teman di jejaring media sosial facebook.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved