Berita Viral

MISTERI Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Kini Muncul Dua Versi

Dalam pemberitaan internasional saat ini muncul dua versi penyebab kematian Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Saat ini muncul dua versi penyerangan Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh. (Istimewa) 

Pengguna media sosial Iran telah menunjukkan bahwa wisma tamu tersebut terletak di dekat Kompleks Saadabad di Teheran utara.

Foto-foto terbaru memperlihatkan apartemen lantai atas gedung yang rusak. Bagian bangunan yang rusak itu kini telah ditutup dengan terpal, dan puing-puingnya dapat terlihat di tanah.

Karena ketinggiannya dan lingkungan sekitarnya yang terbuka, bangunan itu mudah terlihat dari jauh.

Rangkaian Tiga Hari sebelum Penyerangan Ismail Haniyeh 

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei masih  menerima Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh (tengah) dan Pemimpin Jihad Islam Palestina Ziad Nakhaleh di Teheran, Iran, pada Selasa (30/7/2024) malam waktu setempat.

Beberapa jam setelah pertemuan itu, Ismail Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas dibunuh dengan menggunakan rudal canggih yang menghantam tempatnya menginap di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).

Menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi pada dini hari sekitar  pukul 02.00.

Ismail Haniyeh datang ke Teheran, Iran, untuk menghadiri undangan pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada 30 Juli 2024. Pembunuhan Ismail Haniyeh ini dikaitkan dengan operasi intelijen mossad.

Dilaporkan media Israel, Yedioth Ahronoth, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma, Italia, untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas, Minggu (28/7/2024).

Mengutip Anadolu Agency, Barnea diperkirakan bergabung dalam pertemuan puncak dengan direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.

Dikatakan bahwa Israel telah mengajukan proposal terbaru ke Washington untuk kesepakatan dengan Hamas.

"Barnea tiba di Roma untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak empat pihak untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza," lapor Anadolu Agency.

Pertemuan ini sendiri terjadi setelah muncul laporan adanya pihak-pihak yang mempersulit negosiasi perdamaian.

Seorang pejabat Barat, seorang warga Palestina, serta dua sumber Mesir yang berbicara kepada Reuters, mengatakan Israel mau setiap warga Gaza Utara yang ingin kembali ke rumah saat perdamaian tercapai akan tetap melewati proses pemeriksaan lebih lanjut.

Hal ini disebabkan karena Tel Aviv khawatir para warga Gaza ini dapat menjadi penyokong sel Hamas yang kemungkinan belum berhasil dilumpuhkan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved