Berita Viral
DUGAAN Motif Pembunuhan Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr
Pada Minggu (28/7/2024) lalu, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas.
Kali ini disebut NYT, berbeda dengan cara membunuh Kepala Staf Sayap Militer Hezbollah Fuad Shukr, menggunakan rudal.
Metode pembunuhan Ismail Haniyeh ini, lanjut NYT, mirip dengan metode pembunuhan pakar nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada November 2020.
Ismail Haniyeh tewas dibunuh oleh bom yang diselundupkan ke wisma tamu di Teheran sejak dua bulan lalu.
"Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tamu tersebut," kata kelima pejabat Timur Tengah sumber New York Times itu pada Kamis (1/8/2024).
"Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh," imbuh mereka.
"Setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut.”
Bom itu, lanjut laporan New York Times, menewaskan Haniyeh dan pengawalnya serta menyebabkan kerusakan pada bangunan tersebut.
Laporan NYT ini pun mematahkan spekulasi sebelumnya yang menyebutkan serangan rudal oleh drone dan serangan jet tempur siluman F-35 Israel dari wilayah Azerbaijan.
"Hanya kamar Ismail Haniyeh sasaran, Pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah, tinggal di sebelahnya, selamat dari serangan,"kata dua pejabat Iran kepada New York Times.
“Kamarnya tidak rusak parah, menunjukkan perencanaan yang tepat dalam penargetan Haniyeh,”imbuh dia.

Laporan NYT Dibantah Saksi Mata
Pemberitaan NYT tersebut dibantah tiga orang saksi yang berada di gedung yang dijaga ketat di Teheran tempat Ismail Haniyeh dibunuh itu.
Menurut saksi, telah memberi tahu Middle East Eye bahwa kepala politik Hamas itu terbunuh oleh rudal yang ditembakkan ke kamarnya dan bukan karena bom yang ditanam.
Orang-orang tersebut, yang salah satunya tinggal di kamar dekat kamar Haniyeh, mengatakan pada Jumat (2/8/2024) bahwa mereka mendengar suara-suara sebelum ledakan mengguncang gedung tersebut, suara-suara yang mereka katakan tampaknya konsisten dengan suara yang dihasilkan oleh rudal.
"Ini jelas proyektil dan bukan bom yang ditanam," ungkap salah satu orang saksi tersebut kepada MEE.
Saksi mata itu menambahkan mereka melihat akibat ledakan yang tampaknya konsisten dengan serangan rudal.
Dua orang lainnya, yang tinggal di lantai terpisah, juga menyaksikan akibat serangan itu, yang mengakibatkan runtuhnya sebagian langit-langit dan dinding luar kamar Haniyeh.
Foto-foto terbaru memperlihatkan apartemen lantai atas gedung yang rusak. Bagian bangunan yang rusak itu kini telah ditutup dengan terpal, dan puing-puingnya dapat terlihat di tanah. Karena ketinggiannya dan lingkungan sekitarnya yang terbuka, bangunan itu mudah terlihat dari jauh.

Rangkaian Tiga Hari sebelum Penyerangan Ismail Haniyeh
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei masih menerima Ismail Haniyeh dan Pemimpin Jihad Islam Palestina Ziad Nakhaleh di Teheran, Iran, pada Selasa (30/7/2024) malam waktu setempat.
Beberapa jam setelah pertemuan itu, Ismail Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas dibunuh di tempatnya menginap di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).
Di sisi lain, dilaporkan media Israel, Yedioth Ahronoth, tiga hari sebelum penyerangan Ismail Haniyeh di Taheran dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, Kepala Badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, tiba di Roma, Italia, untuk membahas proposal perdamaian dengan Hamas, Minggu (28/7/2024).
Mengutip Anadolu Agency, Barnea diperkirakan bergabung dalam pertemuan puncak dengan direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.
Dikatakan bahwa Israel telah mengajukan proposal terbaru ke Washington untuk kesepakatan dengan Hamas.
"Barnea tiba di Roma untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak empat pihak untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza," lapor Anadolu Agency.
Pertemuan ini sendiri terjadi setelah muncul laporan "adanya pihak-pihak yang mempersulit negosiasi perdamaian".
Kunjungan Barnea juga terjadi saat pihak Amerika Serikat (AS) dan Israel mengatakan telah terjadi langkah signifikan dalam perdamaian antara Tel Aviv dengan Hamas.
Beberapa pekan lalu, PBB meloloskan resolusi perdamaian yang diinisiasi Presiden AS Joe Biden, yang membagi proses kesepakatan dalam tiga tahap.
"Ada beberapa hal yang kami butuhkan dari Hamas, dan ada beberapa hal yang kami butuhkan dari pihak Israel. Dan saya pikir Anda akan melihat hal itu terjadi di sini selama minggu mendatang," kata pejabat Gedung Putih.
Namun progres ini ditolak mentah-mentah oleh Hamas. Kelompok itu menyebut AS berusaha menutupi tindakan Netanyahu yang sebenarnya ingin merusak kesepakatan tersebut. "Netanyahu masih menunda-nunda. Sejauh ini tidak ada perubahan dalam pendiriannya," kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri.
Sejauh ini, kelompok bersenjata Hamas tersebut memulangkan 110 tawanan Israel. Tel Aviv kemudian juga membebaskan beberapa tahanan Palestina selama gencatan senjata tujuh hari yang berakhir pada tanggal 1 Desember.
(*/Tribun-medan.com)
Baca juga: KETIKA 2 Pemimpin Kelompok Besar Tewas Bersamaan di Dua Negara Berbeda: Pemimpin Hamas dan Hizbullah
KRONOLOGI Dua Warga Malaysia Dibakar Hidup-Hidup di Thailand, Pelaku Kesal Karena Pengangguran |
![]() |
---|
KAKAK Prada Lucky Ungkap Sang Adik Sempat Curhat Disiksa Gegara TakAda di Dapur, Padahal Lagi Sakit |
![]() |
---|
Beda Pengakuan Ketua RT dan Polisi Soal 5 Pemain Judol yang Ditangkap Diduga Rugikan Bandar |
![]() |
---|
TRAGEDI Kematian Prada Lucky Guncang TNI: Sebanyak 24 Prajurit Diperiksa, Berikut Nama-namanya |
![]() |
---|
PENJELASAN Polisi dan Kejagung Soal Jaksa Syarifuddin Pamer Pistol Saat Ditegur Parkir Sembarangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.