Asal Muasal Hari Kucing Sedunia, Sempat Dikaitkan dengan Pandemi Wabah Hitam di Eropa

TRIBUN-MEDAN.com - Setiap tahunnya tanggal 8 Agustus selalu diperingati sebagai Hari Kucing Sedunia.

Peringatan global ini bertujuan untuk merayakan kecintaan terhadap spesies kucing.

Kesejahteraan kucing menjadi isu penting di tengah maraknya penganiayaan kucing akibat populasinya yang tak terkendali.

Tanggal 8 Agustus pun didedikasikan untuk merayakan keberadaan kucing dalam kehidupan kita serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesejahteraan kucing. 

Kucing memiliki daya tarik tersendiri dengan berbagai macam ras, warna, dan pola bulu yang unik.

Foto dan video kucing sering kali menjadi viral di media sosial, menambah daya tarik mereka di kalangan masyarakat luas.

Kucing suka menjelajah lingkungan sekitarnya dan berinteraksi dengan berbagai objek di rumah.

Tingkah laku kucing yang lucu dan terkadang aneh sering kali menghibur pemilikinya. 

Ini adalah salah satu alasan mengapa video-video kucing selalu populer di internet. Kucing telah menjadi teman manusia selama ribuan tahun.

Catatan sejarah manusia pertama tentang kucing dapat dalam budaya Peradaban Mesir Kuno.

Orang Mesir melakukan pemujaan terhadap kucing sebagai dewa. Mafdet adalah kucing pertama yang dikenal dan dianggap sebagai pelindung terhadap ular, kalajengking, dan kejahatan selama dinasti pertama. 

Sehingga bagi mereka, kucing bukan hanya dewa, tetapi juga pelindung. 

Setelah Dinasti Mesir runtuh, kucing semakin populer. Orang Yunani dan Romawi menggunakan kucing sebagai pengendali hama.

Sementara di belahan Timur, kucing jadi hewan peliharaan para orang kaya.

Selama abad pertengahan, kucing dikaitkan dengan takhayul dan terkait paut dengan penyakit pes selama masa pandemi Wabah Hitam sekitar tahun 1348.