Sosok Tuan Rondahaim Saragih, Raja Simalungun Dijuluki Napoleon der Bataks karena Strategi Perangnya

Raja dari Kerajaan Raya di Simalungun gigih melawan penjajah Belanda. Ia bahkan dijuluki Napoleon der Bataks atau “Napoleon-nya Orang Batak”.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN
Peziarah mendatangi makam Tuan Rondahaim Saragih di Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun. Tuan Rondahaim Saragih adalah raja dari Kerajaan Raya yang gigih melawan penjajah Belanda. 

Pasukan Rondahaim ditempatkan di beberapa pos di perkampungan untuk menjaga wilayah dari serangan Belanda. 

Rondahaim berjuang melawan penjajahan Kolonial Belanda dengan senjata. Senjata itu didapat dari hasil barter rempah-rempah dari Malaka yang saat itu dikuasai Portugis. 

Sosok yang bergelar Tuan Namabajan ini pernah membakar perkebunan milik Belanda yang meluas hingga tanah Simalungun pada saat itu.

Dalam perlawanannya, Tuan Rondahaim juga pernah bersinggungan dengan Sisingamangaraja XII

Pada tahun 1883 Sisingamangaraja XII datang ke tanah Raya Simalungun untuk membahas strategi perang dalam menghadapi kekuatan Kolonial Belanda. 

Dalam peristiwa “Perang Batak” saat itu, Tuan Rondahaim juga memiliki peran besar. Ia mempin pasukan untuk menyerang daerah-daerah kekuasaan Sultan Deli yang dijadikan markas militer atau pos-pos penjagaan oleh Belanda.

Penyerangan ini bermaksud untuk memperkecil daerah kekuasaan Belanda. 

Kolonial Belanda sempat mengajak Tuan Rondahaim berunding sekitar tahun 1887.

Tuan Rondahaim mengirim utusan bernama Tobayas dan pasukannya untuk berunding dengan pihak Belanda. 

Namun, perundingan itu tidak berjalan mulus karena Tobayas bersikeras tidak mau tunduk dengan Kolonial Belanda.

Di tengah peperangan, sekitar tahun 1891, Tuan Rondahaim meninggal dunia karena usia tua. Makam Rondahaim dapat ditemui di Desa Aman Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

Sekitar 10 tahun berselang, Kerajaan Raya jatuh ke tangan Belanda.

Atas jasa-jasa yang dia buat selama memimpin Kerajaan Raya dan perjuangannya melawan Belanda, Tuan Rondahaim mendapat Tanda Kehormatan Bintang Jasa yang dianugerahkan oleh Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie.

Pemberian penghargaan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 077/TK/Tahun 1999, yang dikeluarkan tanggal 13 Agustus 1999. 

Dalam buku biografi Tuan Rondahaim Saragih Garingging yang berjudul “Napoleon der Bataks”, tercermin sifat pantang menyerah, dan semangat juang yang tinggi sehingga dia sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda pada saat itu. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved