TRIBUN WIKI
Profil dan Biodata I Nyoman Nuarta, Desainer Istana Garuda IKN yang Disebut Mirip Kelelawar
I Nyoman Nuarta adalah seniman asal Bali yang menjadi desainer Istana Garuda IKN. Ia adalah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1973
TRIBUN-MEDAN.COM,- I Nyoman Nuarta adalah seniman asal Bali.
Ia lahir di Tabanan, Bali pada 14 November 1951.
Karena kemahirannya dalam seni rupa, I Nyoman Nuarta kemudian dipercaya untuk mendesain Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Namun, desain Istana Garuda IKN kemudian mendapat kritik dari warganet.
Tak sedikit yang menyebut bahwa bangunan Istana Garuda IKN mirip kelelawar.
Bahkan, ada yang menyebut bahwa Istana Garuda IKN terlihat suram penuh aura kegelapan.
Baca juga: Profil dan Biodata Yura Yunita, yang Namanya Trending di TikTok
Terkait hal ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Pelaksana tugas (Plt) Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, memastikan warna Istana Garuda lambat laun akan berubah menjadi hijau.
Ia menjelaskan, bilah-bilah perunggu pada Istana Garuda nantinya akan teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau cerah.
Proses oksidasi itu, kata Basuki, kurang lebih bakal mirip dengan kondisi oksidasi Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.
Basuki menegaskan, penampakan bangunan akan sama seperti desain akhir karya arsitek I Nyoman Nuarta.
"Menurut Pak Nyoman Nuarta (perancang Istana IKN), itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK (Garuda Wisnu Kencana)," ujar Basuki di Kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Selasa (6/8/2024), dikutuip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Profil dan Biodata Jodilee Warwick, Presenter Berdarah Kanada-Indonesia dengan Paras Menawan
"Enggak (seperti kelelawar). Itu jadi kan perunggu yang dikasih cairan, nanti akan oksidasi menjadi lebih hijau, persis GWK," lanjutnya.
Meski demikian, Basuki tak merinci butuh berapa lama proses oksidasi itu.
"Kayak GWK itu berapa lama ? Kan ini IKN untuk jangka panjang," pungkasnya.
Warganet menyebut, sayap Istana Garuda yang berwarna coklat menimbulkan kesan suram.
Tak sedikit pula yang menyebut Istana Garuda seperti rumah kelelawar karena warna sayap yang gelap.
Mereka menyesalkan rancangan Istana Garuda IKN.
Baca juga: Profil dan Biodata Landung Simatupang, Pemeran dalam Video Klip Gala Bunga Matahari
Dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Istana Garuda dibangun dengan lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
I Nyoman Nuarta menyebut, Istana Kepresidenan itu dirancang sebagai sesosok rumah yang berasosiasi pada burung Garuda.
"Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia."
"Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nuarta, dikutip Selasa (7/8/2024).
Menurut Nyoman, burung Garuda menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia.
Baca juga: Profil dan Biodata Sal Priadi, Penulis Lagu Gala Bunga Matahari yang Bikin Mewek para Pendengar
Garuda juga merupakan simbol persatuan dan bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.
"Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama."
"Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar," ujar Nuarta.
Profil dan Biodata I Nyoman Nuarta
I Nyoman Nuarta adalah merupakan anak ke-6 dari sembilan bersaudara pasangan Wirjamidjana dan Samudra.
Dilansir dari Kompas.com, Nyoman pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973 hingga 1979 dan mengambil Jurusan Seni Lukis.
Setelah satu tahun, Nyoman memilih untuk pindah jurusan ke Seni Patung karena dianggap unik dan pengerjaannya menarik.
Dikutip dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nyoman sering bekerja di kampus meskipun pada waktu itu sedang libur semester atau libur panjang.
Baca juga: Profil dan Biodata Rully Rozano, Tangan Kanan Haji Isam yang Juga Panglima Dozer
Arsitek sekaligus pematung tersebut merupakan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada 1976.
Selama di ITB, Nyoman menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung selama masa kuliahnya.
Ia kemudian bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia pada 1977 bersama beberapa kawannya, yaitu pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan Jim Supangkat.
Kelompok seni ini tidak hanya menampilkan karyanya di Indonesia, tetapi hingga ke luar negeri seperti Australia.
Nyoman merupakan seniman beraliran modern hingga gaya naturalistik, atau menyerupai bentuk aslinya.
Tak hanya bergabung dengan komunitas di dalam negeri, Nyoman juga ikut dalam organisasi internasional seperti International Sculpture Center Washington, Amerika Serikat (AS), dan Royal British Sculpture Society, Inggris.
Baca juga: Profil dan Biodata Shanty di China, Youtuber Asal Padang yang Jago Masak
Pada 2021, ia menerima gelar Doktor Honoris Causa sebagai Tokoh Culturepreneur dalam Bidang Ilmu Seni Rupa (Patung).
Seniman asal Bali ini sudah membuat beberapa patung terkenal di Indonesia, yaitu Patung Garuda Wisnu Kencana di Badung, Bali, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Jawa Timur, Monumen Proklamasi Indonesia di Jakarta, Tugu Zapin di Pekanbaru, Riau, dan terakhir Istana IKN di Kalimantan Timur.
Nyoman dan kedekatannya dengan Istana
Pada 1979, Nyoman mengikuti lomba desain untuk Monumen Proklamasi dan keluar sebagai pemenangnya.
Desainnya digunakan sebagai Monumen Proklamasi dan sempat ada beberapa revisi dari pihak istana.
Karyanya yang apik membuat Presiden Soeharto saat itu meminta Nyoman untuk mewujudkan Patung Arjuna Wijaya.
Patung yang menggambarkan perjuangan Arjuna didampingi Sri Kresna dalam peperangan Baratha Yudha melibatkan 40 seniman dan menghabiskan biaya senilai Rp 2 miliar.
Nyoman terus mengukirkan karyanya dengan membangun proyek Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang merupakan keinginannya.
Baca juga: Profil dan Biodata Ria SW, Food Vlogger yang Sering Trending di Twitter
Peletakan batu pertama dilakukan pada Minggu, 8 Juni 1997 dan satu tahun kemudian, tepatnya pada 1998, proyek tersebut sempat mandek karena Indonesia dilanda krisis ekonomi.
Patung tersebut baru dilanjutkan pengerjaannya pada 2013 dan sudah rampung pada 2018.
Kini, Nyoman dipercaya untuk mendesain Istana Garuda di IKN pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Istana Garuda di IKN menggunakan simbol Burung Garuda yang dapat memberikan kesan ikonik serta dapat menarik perhatian wisatawan, dikutip dari laman resmi ITB.
"Untuk Istana Garuda, saya mengusulkan konsep archsculpt yang menggabungkan seni patung dengan arsitektur. Seperti yang dilakukan oleh seniman besar seperti Michelangelo, Leonardo da Vinci, dan I Gusti Nyoman Lempad pada bangunan seperti gereja dan pura,” ungkap Nyoman.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.