Berita Viral

NASIB Iptu Rudiana, Kabarnya Sudah Dicopot Dari Kapolsek Usai Diperiksa Timsus Mabes Polri

Iptu Rudiana dikabarkan sudah dicopot dari jabatannya sebagai kapolsek usai diperiksa timsus Mabes Polri. Hal ini dibocorkan oleh mantan Kabareskrim

Editor: Liska Rahayu
Tribunnews
NASIB Iptu Rudiana, Kabarnya Sudah Dicopot Dari Kapolsek Usai Diperiksa Timsus Mabes Polri 

TRIBUN-MEDAN.com - Iptu Rudiana dikabarkan sudah dicopot dari jabatannya sebagai kapolsek usai diperiksa timsus Mabes Polri.

Hal ini dibocorkan oleh mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Ito Sumardi.

Menurut Ito Sumardi, Iptu Rudiana saat ini sudah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolsek Kapetakan, Polres Cirebon Kota.

Pencopotan Iptu Rudiana dari jabatannya itu setelah ayah Eky dipanggil ke Bareskrim Polri.

Setelah tiga hari berturut-turut berada di Mabes Polri, Iptu Rudiana pun sempat sulit dihubungi oleh kuasa hukumnya.

Bahkan setelah itu Rudiana sudah tidak muncul lagi di publik.

Rupanya diam-diam Polri telah mencopot jabatan Iptu Rudiana dari Kapolsek Kapetakan.

"Jadi saat ini Rudiana sudah tidak menjabat sebagai kapolsek," kata Ito Sumardi dikutip dari tvOneNews, Rabu (14/8/2024).

Pencopotan Iptu Rudiana dari jabatannya itu dilakukan untuk memudahkan Mabes Polri untuk melakukan pemanggilan.

Menurut Ito, Rudiana sudah dinonaktifkan sementara dari jabatannya sebagai Kapolsek Kapetakan.

"Dalam aturan kepolisian bahwa setiap anggota yang diduga terkait dengan persoalan hukum maka anggota itu akan dinonaktifkan sementara dari jabatannya, bukan dari status kepolisian," beber Ito.

Sebelumnya, Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno megatakan Iptu Rudiana harusnya dinonaktifkan dulu dari jabatannya.

Ia mencurigai Rudiana yang membuat skenario Kasus Vina Cirebon.

Sebab, seorang Rudiana yang saat itu berpangkat Aiptu ternyata bisa mengendalikan satu polres.

"Atasannya harus diperiksa, katakanlah sebagai Kasubnit atau Aipda itu, kan di atasnya ada Panit, Wakasat, ada Kasat, Wakapolres, Kapolres," jelasnya.

Bisa mengendalikan atasannya hingga ke level Kapolres, kata dia, membuktikan bahwa Rudiana saat itu memiliki power yang cukup besar.

Itu artinya, saat kejadian tahun 2016 itu, jajaran Polresta Cirebon Kota menyerahkan penyidikan kepada seorang Aiptu.

"Bisa mengendalikan satu polres ini kan menurut saya seorang Aiptu yang hebat sekali," kata Oegroseno.

Rudiana, menurut dia, memiliki peran yang tidak main-main di Polresta Cirebon Kota.

"Bagi saya menarik perhatian, peran seorang Aiptu seperti Pak Rudiana di polres ini menurut saya sangat luar biasa," kata dia.

Sementara itu, Kuasa Hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadoni meyakini Vina dan Eky tewas karena dibunuh.

Pitra membantah Vina dan Eky tewas karena kecelakaan.

Apalagi Pitra mengklaim kalau dirinya memiliki saksi yang melihat pengeroyokan terhadap Vina dan Eky.

"Kita punya saksi yang lihat pengeroyokan, inisialnya R," kata Pitra Romadoni.

Kuasa Hukum Iptu Rudiana Sindir 2 Teman Vina Sebut Kesaksiannya Halu, Adu Bukti Lebih Percaya Suroto

Kuasa hukum Iptu Rudiana, Pitra Romadoni kini menyinggung dua teman Vina Mega dan Widi terkait kesaksiannya dalam Kasus Vina Cirebon.

Kubu Iptu Rudiana tegas tak mempercayai kesaksian dari dua teman Vina tersebut dan lebih percaya kesaksian Suroto.

Sembari menyindir, kuasa hukum Iptu Rudiana itu menyebut Mega dan Widi cuma halusinasi saat menceritakan detik-detik Vina ditemukan kritis lalu meninggal dunia.

Alih-alih tak percaya dengan Mega dan Widi, Pitra Romadoni Nasution itu justru lebih meyakini kesaksian Suroto, mantan mandor desa yang jadi saksi mengaku sempat mendatangi TKP ditemukannya Vina dan Eky delapan tahun lalu.

Seperti diketahui, Suroto sempat bersaksi bahwa dia lah yang pertama melihat kondisi jasad Eky dan Vina yang kritis di Jembatan Talun sebelum pihak kepolisian datang.

Karena kesaksian Suroto itulah, kasus Vina dan Eky diyakini sebagai pembunuhan, bukan kecelakaan.

"Waktu itu menunjukkan pukul 10 (malam), saya sebagai mandor desa karena rutin keliling di wilayah Talun, saya sampai di jembatan itu di situ udah ada banyak pengguna jalan pada berhenti dan melihat korban tergeletak di situ. Saya menanyakan 'ini kenapa pak', ini kecelakaan, tidak ada yang menolong," kata Suroto dalam Youtube Kang Dedi Mulyadi Juni 2024.

Namun belakangan, kesaksian Suroto diragukan oleh berbagai pihak.

Salah satu yang meragukan cerita Suroto adalah mantan Kabareskrim Komnjen Pol Purn Susno Duadji.

Susno tegas menyebut Suroto mengurai cerita bohong soal kasus Vina.

"Banyak saksi-saksi yang enggak jelas, berbohong, termasuk Suroto. Yang dulu saya puji-puji bagus ternyata bohong juga Suroto," ujar Susno Duadji.

Yang pertama menemukan justru orang yang melapor pada polsek kan gitu. Jadi banyak saksi ngaku-ngaku yang pertama ngaku-ngaku hebat tapi bohong juga," sambungnya.

Beda dengan Cerita Mega dan Widi

Selaras dengan keraguan Susno Duadji atas keterangan Suroto, belakangan dua sahabat Vina, Mega dan Widi mengurai kisah mengejutkan.

Bak menjawab keraguan Susno Duadji, Mega dan Widi mengungkap percakapan terakhirnya dengan mendiang Vina.

Berbeda dengan Suroto, Widi justru mengaku masih berkomunikasi dengan Vina pukul 22.00 Wib.

Padahal sebelumnya diakui Suroto, ia menemukan jasad Eky dan Vina dalam kondisi kritis di Jembatan Talun sekira pukul 22.00 Wib.

"Almarhum Vina SMS dulu,'kamu ada di mana? mau ikut main gak?'," kata Widi.

Ajakan dari Vina itu pun tak digubris oleh Widi.

Widi ogah keluar malam-malam karena takut dimarahi pacarnya.

Hingga akhirnya pada pukul 22.15 Wib, Widi mengaku sempat ditelepon Vina.

"Vina pas nelepon saya bener-bener seneng banget, banyak gerombolan lagi ketawa, terus ada suara motor," akui Widi.

Cerita yang disampaikan Widi itu akhirnya terkuak kebenarannya.

Tak asal bercerita, Widi ternyata punya bukti valid riwayat percakapan dengan Vina.

Yakni berasal dari ekstraksi isi HP Widi, ternyata Vina memang masih mengirimkan pesan ke Mega sekira pukul 22.14 Wib.

"Mau ga mek? Ntar di jemput sma kita," kata Vina dalam chat.

Bantahan Kubu Iptu Rudiana

Kendati kesaksian Mega dan Widi telah terkonfirmasi dengan adanya bukti chat dari Vina, kubu Iptu Rudiana tetap menyangkalnya.

Dalam tayangan Kompas TV, pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni Nasution menyebut Mega dan Widi bohong karena tidak berada di TKP di tanggal 27 Agustus 2016 lalu.

"Widi dan Mega ini kan menyampaikan karena ditelepon (Vina), kalau itu pun benar. Tapi kan pendalamannya, dia tidak melihat di lokasi. Keterangan itu tidak benar dan bohong," ungkap Pitra Romadoni.

Alih-alih mendengarkan cerita Mega dan Widi, Pitra justru lebih percaya cerita Suroto.

Sebab menurut Pitra, Suroto lah yang ada di TKP malam itu, bukan Mega dan Widi.

"Bagaimana mungkin sekitar jam 22.05 itu (Mega dan Widi) masih menelepon yang bersangkutan (Vina), padahal saksi Suroto saja mengatakan sekitar pukul 22.00 itu dia (Vina) sudah terkapar di flyover Talun, kan enggak nyambung dengan saksi Suroto," tegas Pitra.

Lantaran hal tersebut, Pitra pun menyebut dua sahabat Vina yakni Mega dan Widi cuma berhalusinasi saat menceritakan soal pesan dari Vina.

Menurut Pitra, pada pukul 22.00 itu Vina sudah kritis dan terkapar di Jembatan Talun, tidak mungkin menelepon Widi atau Mega.

"Itu kan cuma halusinasi dia (Mega dan Widi) aja. Yang melihat pukul 22.00 itu bukan hanya Suroto, ada lima orang. Bagaimana mungkin orang yang sudah terkapar telepon 'halo'. Makanya saya bilang halusinasi aja nih orang (Mega dan Widi)," imbuh Pitra Romadoni.

Ogah mempercayai cerita Mega dan Widi, Pitra pun mengungkit kasus Vina sebagai pembunuhan bukan kecelakaan.

Hal itu diyakini Pitra berdasarkan cerita dari Suroto.

"Kalau memang itu bukan kecelakaan, Suroto aja melihat pada saat terkapar mayat (Eky) dan Vina kritis, dia melihat saat (Eky) memakai helm, mukanya lebam-lebam, berkucuran darah. Suroto melihat ini bukan kecelakaan, mukanya lebam tapi helm tidak rusak," ujar Pitra.

Karenanya, Pitra pun menantang Widi dan Mega untuk adu bukti soal apakah kasus Vina adalah kecelakaan atau pembunuhan.

Pitra menyediakan uang belasan juta untuk membuktikan kebenaran cerita Widi dan Mega.

"Makanya saya tantang, coba buktikan itu kecelakaan, saya kasih Rp12 juta. Sampai sekarang enggak ada yang bisa buktikan," pungkas Pitra.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter  dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved