Berita Viral

PILU Halimah, Anaknya Jadi Korban Pembacokan tak Bisa Keluar RS Gara-gara tak Bisa Bayar Rp32 Juta

Pilu nasib Halimah (40), anaknya menjadi korban pembacokan saat ada sekelompok orang tawuran. Namun kini, ia pun tak bisa membawa pulang anaknya dari

Editor: Liska Rahayu
KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
PILU Halimah, Anaknya Jadi Korban Pembacokan tak Bisa Keluar RS Gara-gara tak Bisa Bayar Rp32 Juta 

TRIBUN-MEDAN.com - Pilu nasib Halimah (40), anaknya menjadi korban pembacokan saat ada sekelompok orang tawuran.

Namun kini, ia pun tak bisa membawa pulang anaknya dari rumah sakit karena tak bisa bayar Rp32 juta. 

Halimah mencurahkan isi hatinya saat duduk bersama keluarganya di parkiran Rumah Sakit Haji Medan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (15/8/2024).

Ia menceritakan, anaknya inisial AA (16) sedang dirawat di RS Haji Medan karena kaki kanannya dibacok segerombolan orang tidak dikenal (OTK) saat melintas di Jalan Jati Rejo pada Kamis (8/8/2024).

"Saat itu anak saya mau ke tempat kawannya. Terus di perjalanan, ternyata ada katanya ada kayak orang tawuran gitu. Anak saya kebetulan lewat dan dibacok kakinya," kata Halimah, melansir dari Kompas.com.

Anaknya pun dilarikan ke RS Haji Medan dan langsung menjalani operasi pada pagi harinya. Beruntung, operasinya berjalan lancar dan kondisi AA mulai membaik.

Namun persoalan baru menghampiri wanita yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service di salah satu kampus Kota Medan, yakni biaya perobatan AA.

Halimah harus membayar Rp 32 jutaan agar dapat membawa pulang anaknya dari RS Haji Medan. Akan tetapi, sampai saat ini ia hanya memiliki uang Rp 8 juta yang telah dibayarkan.

"Masih ada Rp 24 juta lagi yang harus dibayar. Untuk uang Rp 8 juta saja, saya susah payah mendapatkannya," ungkapnya.

"Saya sudah jual emas, gadai sepeda motor, sampai hutang ke rentenir. Jujur, saya tak mampu bayar makanya anak tak bisa dibawa pulang. Kalau kondisi dia sudah bisa pulang," sambungnya.

Dia pun berharap, ada sosok dermawan yang dapat membantunya. Sebab, sejauh ini dia masih belum mendapatkan cara untuk melunasi biaya perobatan AA.

Di samping itu, Halimah juga telah membuat laporan terkait peristiwa yang menimpa anaknya ke Polsek Tembung. Dirinya turut meminta agar kepolisian agar para pelaku segera ditangkap.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Unit Reskrim Polsek Tembung AKP Japri Simamora mengatakan telah mendapatkan informasi yang dialami AA.

"Sejauh ini kami masih penyelidikan. Memeriksa sejumlah saksi dan CCTV di sekitar lokasi," ucap Japri kepada Kompas.com melalui saluran telepon.

Sebelumnya, Titin Rohati, warga Jambi dan bayi yang baru dilahirkan tak bisa keluar dari rumah sakit karena tak mampu membayar biaya persalinan sesar sebesar Rp 15 juta.

Pada Sabru (23/9/2023) malam, Arif Rahman, suami Titin bercerita istrinya operasi sesar dan melahirkan bayi laki-laki sejak 13 hari yang lalu.

Namun karena tak memiliki biaya, Titin dan bayinya tak diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

"Total tagihan 15 juta 500 ribu rupiah, ada keringanan sebesar 2 juta. Jadi total biayanya 13 juta 500 ribu rupiah," kata Arif, Sabtu malam

Dia bercerita awalnya ia membawa Titin yang akan bersalin ke sebuah klinik di KM 73 Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

Namun pihak klinik mengarahkan Titin dan istrinya ke salah satu rumah sakit swasta. Mesti tak memiliki dana, Arif nekat demi keselamatan istri dan anaknya.

"Kami tidak punya BPJS, sebelumnya saya pernah ngurus tapi NIK istri saya ini ternyata beda orangnya. Kesalahan data di KTP, dan kesulitan," jelasnya.

Arif sempat bernegosiasi dengan pihak rumah sakit agar dapat melunasi biaya persalinan dengan cara dicicil.

Namun, pihak rumah sakit tidak dapat memberikan hal tersebut.

"Kalo rumah sakit, harus dilunasi dulu baru anak dan istri bisa keluar. Saya sempat mengajukan cicil dengan jaminan KTP dan kartu ATM agar bisa di potong setiap bulan gaji saya tapi tidak biasa juga, saya tidak punya apa-apa," ujarnya.

Sehari-hari Arif bekerja sebagai buruh harian lepas di salah satu perusahaan kelapa sawit di Muaro Jambi.

Bahkan untuk mengeluarkan istri dan anaknya, Arif sempat meminta bantuan kepada atasannya, namun tak ada tanggapan.

"Sudah saya ajukan pinjaman ke atasan, tapi atasan yang di atas lagi tidak ada tanggapan. Mungkin karena saya pekerja harian lepas gaji 2 jutaan sebulan, keluarga juga orang tidak punya, ke orang juga tidak ada yang mau kasih pinjaman," katanya.

Owner RSU Erni Medika, Erni mengatakan soal berita pasien tertahan akibat tidak bisa melunasi biaya persalinan sebesar Rp15 juta tersebut tidak benar.

"Kalau Rp15 juta itu tidak benar. Kalau biaya seharusnya itu sebesar Rp13.5 juta, saya sampaikan ke mereka, tapi kalau bapak tidak ada uang bisa bayar seberapa bapak sanggup. Dan suaminya pulang mengambil uang ke jawa," bebernya, Minggu (24/9/2023).

"Dan sampai sekarang kita masih menunggu, dan istrinya juga masih dalam perawatan. Tidak mungkin kita pulangkan karena suaminya juga tidak ada di rumah jadi biar di sini dulu," sambungnya.

Terkait besaran biaya semampunya, pihak rumah sakit berdalih tak mematok angka dan semuanya diserahkan ke keluarga untuk membayar.

"Semampu mereka saja, tidak ada patokan, meskipun di bawah Rp. 5 juta dengan catatan harus ada suaminya baru bisa dipulangkan," jelasnya.

Berdasarkan informasi terbaru, terkait persoalan biaya persalinan tersebut baru saja telah diselesaikan. Namun untuk dapat keluar masih menunggu suaminya.

"Barusan saya mendapat informasi, bahwa semua biaya persalinan ibu tadi sudah diluansi oleh Kapolda Jambi," tandasnya.

Setelah sempat tertahan 13 hari di rumah sakit, Titin dan bayinya akhirnya pulang ke rumah keluarganya di Desa Mendola Laut, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi pada Senin (25/9/2023).

Titin dan bayinya keluar setelah ada banyak uluran bantuan dari masyarakat.

Arif, suami Titin membenarkan istrinya telah keluar dari rumah sakit.

Ia mengaku awalnya ingin mengajak istrinya tinggal di mes perusahaan tempatnya mereka tinggal selama ini.

Namun kerabanya meminta Titin dan bayinya tinggal lebih lama sebelum pulang ke mes karyawan.

"Alhamdulillah disuruh tinggal di sini dulu," ujarnya.

Titin mengatakan dia dan bayinya saat ini dalam ke adaan sehat, selama 13 hari di rumah sakit ia mengaku mendapatkan pelayanan yang prima, walaupun waktu itu belum ada kepastian bisa membayar biaya persalinan.

"Alhamdulillah dari awal banyak ketemu orang baik, hingga akhirnya semua permasalahan ini bisa selesai," katanya.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter  dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved