Berita Viral

SOSOK Amelia Kristi Remaja 17 Tahun Tewas Dengan Luka Ikatan di Tangan dan Luka Cekik di Leher

Jasad remaja perempuan ditemukan tewas dengan bekas luka cengkraman di tangan. 

HO
Jasad remaja perempuan ditemukan tewas dengan bekas luka cengkraman di tangan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Jasad remaja perempuan ditemukan tewas dengan bekas luka cengkraman di tangan. 

Wanita bernama Amelia Kristi (17) ditemukan tewas di sebuah rumah di kawasan Alang-Alang Lebar Palembang menghebohkan warga sekitar. 

Dari informasi dihimpun, korban berinisial AK berusia 17 tahun dan tercatat sebagai warga Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang. 

Korban ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di sebuah rumah pada Jumat (23/8/2024) malam. 

Jasadnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan Palembang pada Jumat malam sekitar pukul 21:00 WIB.

Dokter Forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang dr Indra Nasution mengatakan, setelah melakukan autopsi selama 3 jam ia menemukan tanda bekas kekerasan di tubuh korban.

"Selama tiga jam autopsi kami menemukan tanda kekerasan yakni di bagian Leher dan tangan. Di leher itu terlihat seperti jeratan ikat pinggang karena ada bekas gesper, " ujar dr Indra usai melakukan autopsi, Sabtu (24/8/2024).

Selain di leher, tanda kekerasan juga terdapat di bagian tangan korban yang tampak seperti bekas kuku.

"Ada bekas kuku. Sepertinya cengkraman itu ada di tangannya," katanya.

Saat ini penyelidikan kasus tersebut ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polrestabes Palembang. 

Hingga saat ini polisi belum memberikan keterangan yang resmi terkait mayat tersebut, sehingga penyebab kematiannya belum dipastikan. Dan juga pihak keluarga belum bersedia memberikan keterangan. 

Baca juga: MANUVER Anies Baswedan ke PDIP untuk Dapat Tiket Maju Pilkada Jakarta 2024

Baca juga: POTRET Satwa Liar Dilindungi Sudah Gunakan Koridor Artifisial di Jalan Lagan-Pagindar Pakpak Bharat

Anak 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri

Sosok Tiwi, ibu kandung syok anak dibunuh ibu tiri, Iftahurrahman atau IF di Palembang.

Tiwi bahkan sempat difitnah Iftahurrahman saat Nizam hilang.

IF mengatakan Nizam dijemput oleh dua orang suruhan Tiwi

Belakangan diketahui Nizam sudah dihabisi oleh IF.

Motif yang mendasari IF melakukan perbuatan keji terhadap anak tirinya Ahmad Nizam Alfahri (6) yang ditemukan tak bernyawa dalam karung berisi sampah akhirnya terkuak.

Tiwi, ibu kandung korban saat ditemui pada pra-rekonstruksi, Sabtu 24 Agustus 2024 mengatakan bahwa tersangka telah memiliki kebencian terhadap Ahmad Nizam sejak lama.

Hal itu terkuak saat Tiwi menemui langsung tersangka IF di Polda Kalbar. 

"Saya sudah bertemu tersangka itu tadi malam di Polda. Saya menanyakan kenapa bisa dia (tersangka) melakukan ini ke anak saya. Anak saya itu sesalah apa sih?," tuturnya. 

"Secara garis besar dia (tersangka) cemburu, kalau kasih sayang ayah Nizam itu lebih besar ke Ahmad Nizam dibandingkan dengan anaknya. Ada dendam terpendam yang dia lampiaskan kepada anak saya," imbuhnya.

Atas kepergian sang putra, ia mengaku berusaha ikhlas. Namun dirinya tetap tegas ingin tersangka mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatan yang telah dilakukan. 

Ahmad Nizam Alfahri (6), anak laki-laki berusia 6 tahun di Pontianak ditemukan meninggal dengan kondisi memprihatinkan di Jalan Purnama Agung 7, Kota Pontianak pada, Kamis 22 Agustus 2024 malam WIB.

Jasad Korban ditemukan di dalam karung di samping rumahnya oleh ayahnya sendiri.

Tiwi, ibu kandung korban berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan hukuman berat sesuai perbuatan tersangka yang telah menghilangkan nyawa seorang anak.

Tiwi menceritakan bahwa ia mengetahui kepergian putranya pada, Kamis 22 Agustus 2024 malam.

Kabar itu ia terima langsung dari mantan suaminya, atau ayah dari almarhum Ahmad Nizam Alfahri sendiri.

"Saya dapat informasinya ditelefon langsung sama papa Nizam dan menyampaikan bahwa Nizam sudah meninggal," kata Tiwi ditemui di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, Jumat 23 Agustus 2024.

Kabar meninggalnya sang putra langsung membuatnya sangat syok.

Sebelumnya ia hanya mendapat kabar bahwa putranya itu dalam pencarian karena dilaporkan hilang dibawa orang tidak dikenal.

"Itukan informasi awal hanya masih hilang. Katanya ada yang jemput dari pihak saya, tetapikan tidak. Hingga akhirnya bapaknya Nizam menyampaikan bahwa Nizam meninggal," tuturnya. 

Mengetahui bahwa putranya telah tiada, iapun langsung memesan tiket pesawat ke Pontianak.

Ia menerangkan sudah dua tahun belakangan putranya itu tinggal bersama mantan suami dan ibu tirinya.

Sebelumnya sang putra tinggal bersamanya di jakarta. 

Selama dua tahun bersama Ayah dan ibu tirinya, ia mengatakan Nizam tidak pernah mengadu hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya.

Setelah putranya meninggal dunia dan kasus ini mencuat ke publik, barulah ia mendapat kabar dari guru di sekolah yang menghubunginya.

Menurut informasi yang ia dapat, Nizam beberapa kali terlihat datang ke sekolah dengan kondisi memar di bagian tubuhnya.

"Kalau selama ini dia tidak pernah mengadu, tapi dari keterangan gurunya, dia sering kedapatan luka lebam. Tapi selama saya video call itu gak pernah dia mengadu begitu," tuturnya.

Terkait terduga pelaku, ia mengatakan hanya beberapa kali bertemu dengannya, dan itupun tidak pernah melakukan komunikasi secara intens.

Direncanakan, bila seluruh proses otopsi telah selesai putranya itu akan dimakamkan di Palembang, di kampung halaman sang mantan suami.

Tiwi pun berharap penegak hukum dapat memberi hukuman tegas kepada pelaku.

Pelaku Fitnah Ibu Kandung Korban

IF mengarang cerita bahwa anak tirinya itu dijemput dua orang tidak dikenal suruhan ibu kandungnya.

Bahkan IF sempat ikut datang ke Polda Kalbar bersama suaminya untuk melaporkan bahwa korban Ahmad Nizam Alfahri hilang.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombespol Raden Petit Wijaya mengungkapkan, pada Rabu 21 Agustus 2024, ayah korban bernama Ichan pulang bekerja dari Kabupaten Sintang.

Saat itu Ichan tidak menemukan putranya, karena biasanya sang putralah yang selalu membukakan pintu.

Ketika menanyai, IF mengaku bahwa Nizam sudah diberikan kepada dua orang laki-laki yang mengaku disuruh oleh ibu kandung Nizam untuk menjemput korban.

Namun, setelah Ichan mengonfirmasi kepada mantan istri, ternyata sang mantan istri mengatakan tidak pernah memerintahkan hal itu.

Saat itu Ichan dan mantan istrinya sempat percaya, dan menganggap bahwa korban telah diculik oleh orang.

Selanjutnya masih pada hari yang sama saat malam hari, Ichan dan IF mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat laporan polisi tentang penculikan.

"Pada malam hari itu juga, personel piket mendatangi rumah pelapor dan melakukan beberapa pemeriksaan di dalam rumah serta mengecek keberadaan CCTV baik di rumah pelapor dan tetangga pelapor, namun petugas tidak mendapati hasil rekaman CCTV tersebut," ungkap Petit.

Selanjutnya pada Kamis 22 Agustus 2024 setelah sholat subuh, Ichan ditelpon oleh mertuanya yang ada di Sumatera dan menyampaikan bahwa anak pelapor telah meninggal dan posisi korban masih berada di sekitaran rumah.

Mertua pelapor mengatakan bahwa yang mendapatkan informasi langsung dari pelaku yang merupakan anak mereka sendiri. 

Setelah mencari di dalam dan luar rumah, mereka tak kunjung menemukan anaknya (Nizam, Red).

Kemudian pada sore hari, Ichan pergi ke halaman belakang rumah dan mendapati bau tidak sedap di sekitaran dirinya.

Kemudian pelapor mencari tahu asal-muasal bau tersebut dan didapati dari celah sempit dinding di belakang rumahnya. 

Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, akhirnya Ichan melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik.

Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus plastik warna hitam dan hijau. 

Saat pelapor menarik kaki kecil tersebut dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya yang dinyatakan hilang diculik pada Rabu 21 Agustus 2024. 

"Setelah menarik dan mendapati seluruh tubuh anaknya, sang ayah menanyakan kepada istrinya kenapa anak kandungnya ditemukan dalam plastik dan karung serta dalam keadaan mati. Saat itu IF tetap mengatakan tidak tahu. Selanjutnya sang ayah membawa pelaku ke ruang piket Ditreskrimum Mapolda Kalbar untuk meminta bantuan petugas guna menginterogasi IF," papar Petit.

Setelah dilakukan interogasi oleh petugas, akhirnya IF mengakui bahwa dialah yang melakukan perbuatan yang menyebabkan korban meninggal.

Tidak hanya itu IF juga lah yang membungkus mayat korban menggunakan plastik dan karung hingga menyembunyikan mayat korban di celah dinding samping bagian dalam rumahnya.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved