Berita Viral
Selain Diminta Setor Uang ke Senior, dr Aulia Diduga Disuruh Pesan 80 Nasi Kotak Setiap Hari
Dokter ARL disebut harus angkat-angkat galon dan memesan 80 boks makanan saat mengikuti PPDS Anestesiologi FK Undip.
Terkuak bahwa ada pungutan liar yang dialami oleh dokter Aulia selama menjalani pendidikan.
Bahkan tak tanggung-tanggung, dokter Aulia ternyata diperas seniornya Rp40 juta per bulan.
Fakta ini disampaikan juru bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril.
Selama proses investigasi, ditemukan adanya dugaan permintaan tidak biasa yang diterima oleh almarhumah dokter Aulia Risma Lestari dari seniornya.
Dokter muda tersebut seolah dipaksa untuk memenuhi permintaan dana sebesar Rp20-40 juta per bulan untuk seniornya.
"Berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhumah masih di semester 1 pendidikan atau di sekitar Juli hingga November 2022," kata Syahril kepada wartawan, Minggu (1/9/2024).
Syahril mengatakan, permintaan uang tersebut di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program.
Dikatakan Syahril, korban ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya.
Dokter Aulia juga menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik.
Seperti membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji office boy (OB), dan berbagai kebutuhan lainnya.
Masih dalam proses investigasi, permintaan itulah yang diduga menjadi pemicu awal korban mengalami tekanan luar biasa dalam proses pembelajaran.
Tak ayal korban dan keluarga sangat keberatan dengan permintaan senior tersebut.
"Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu," kata Syahril.
Adapun bukti dan kesaksian atas permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut.
Investigasi terkait dugaan bullying saat ini masih berproses oleh Kemenkes bersama pihak kepolisian.
Terkait dengan penghentian sementara PPDS anastesi Undip berpraktek di RS Kariadi sejak 14 Agustus 2024, Kemenkes mengambil kebijakan ini.
Yakni antara lain karena adanya dugaan upaya perintangan dari individu-individu tertentu terhadap proses investigasi oleh Kemenkes.
Sementara itu, mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) program anestesiologi Undip di Rumah Sakit Kariadi mengakui adanya iuran setiap semester.
Mahasiswa PPDS Anestesi, Angga Rian, mengaku terdapat iuran mahasiswa seangkatannya.
Besaran nominalnya pun tidak menentu tiap bulan.
"Kalau saya paling besar Rp10 juta setiap bulan. Uang iuran itu dikelola oleh bendahara."
"Uang itu untuk kebutuhan makan," ujarnya, usai kegiatan apel pemberian dukungan di lapangan mini Fakultas Kedokteran Undip, Senin (2/9/2024).
Namun uang iuran dikenakan peserta PPDS tidak tentu ditarik setiap bulan.
Terkadang uang iuran itu tidak ditarik dalam waktu satu bulan.
"Iuran itu tergantung kas kami untuk beli makan. Kalau masih penuh ya tidak iuran. Kalau ada sisa dikembalikan."
"Uang iuran itu hanya satu semester saja," imbuh mahasiswa PPDS semester 5 ini, melansir Tribun Jateng.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.