TRIBUN WIKI
Istilah Ang Ang Ang Ramai di TikTok, Ternyata Ini Maknanya yang Bikin Ngakak
Istilah ang ang ang ternyata merujuk pada sebuah peristiwa ketika seorang wanita tertawa dengan nada yang unik dan tak biasa.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Baru-baru ini di TikTok ramai sekali warganet yang menanyakan mengenai istilah ang ang ang.
Seperti diketahui bersama, bahwa kemunculan TikTok menjadi wadah meluapkan ekspresi dan kreasi sejumlah masyarakat, terkhusus para konten kreator.
Dalam tiap video, kadang kita temukan tingkah para pengguna yang lucu, dan juga kalimat yang belum pernah kita dengar.
Baca juga: Awan Tsunami atau Awan Arcus Muncul di Indonesia, Apakah Berbahaya?
Tak heran, ketika ada sesuatu yang baru, istilah atau tindakan di TikTok itu kemudian viral.
Sama halnya dengan istilah ang ang ang yang baru-baru ini viral.
Sejumlah konten kreator kerap melontarkan ang ang ang ketika melihat sesuatu yang lucu.
Lantas, apa sih arti istilah ang ang ang ini?
Kenapa begitu viral dan ditiru banyak orang.
Baca juga: Apa Itu Chattra yang Kini Jadi Polemik di Borobudur
Arti ang ang ang
Informasi yang dirangkum Tribun-medan.com, ternyata istilah ang ang ang bermula saat seorang pengguna media sosial TikTok dengan akun @yooananda makan bersama teman-temannya.
Dalam kesempatan itu, @yooananda kemudian tertawa geli.
Uniknya, nada suara tertawa @yooananda tidak seperti orang pada umumnya.
Baca juga: Apa Itu Susu Ikan yang Ramai Dikaitkan dengan Program Makan Siang Gratis Prabowo Subianto
Ia ngakak dengan nada ang ang ang.
Sejak saat itu, gaya tertawa @yooananda ditiru banyak orang.
Beberapa konten kreator justru memparodikan gaya tertawa wanita berhijab itu.
Mereka ikut tertawa ngakak ketika melihat ekspresi perempuan yang sering mengunggah aktivitas sehari-harinya di TikTok tersebut.
Jadi, ang ang ang sendiri merujuk pada aktivitas tertawa yang tak biasa dilakukan oleh seorang pengguna media sosial.
Karena keunikan itu pula, tertawa dengan nada ang ang ang kemudian viral di TikTok.
Baca juga: Apa Itu Fufufafa yang Trending di X, Kenapa Dikaitkan dengan Gibran dan Prabowo Subianto
"ketawa manggil avatar 'aang aang aang'," tulis akun @capuciino_o.
"mba coba yuk bisa mba ha ha ha ha ha bukan ang ang ang woi mba????????????????????," tulis @micccaa.
"DEMI APA GUE KETAWA SAMPE NANGIS ????????????????????????????," @pwxyzt.
Aktivitas yang Berbahaya Sempat Trending
Meski TikTok kadang memberikan sarana hiburan, tapi ada juga aktivitas berbahaya yang kemudian trending dan memakan korban.
Misalnya saja soal Chroming Challenge.
Menurut informasi, tren TikTok ini sudah banyak memakan korban.
Sehingga, orang tua yang memiliki anak diminta untuk berhati-hati.
Orang tua harus melakukan pengawasan ketat terhadap anaknya.
Baca juga: Apa Itu Fufufafa yang Trending di X, Kenapa Dikaitkan dengan Gibran dan Prabowo Subianto
Jangan sampai anak menjadi korban tren yang sebenarnya membahayakan kesehatan dan jiwa ini.
Lantas, apa sih tren TikTok Chroming Challenge ini?
Kenapa begitu berbahay dan wajib kita antisipasi?
Arti Chroming Challenge
Dikutip dari Tribun Kaltim, tren TikTok Chroming Challenge ini merupakan sebuah tantangan terhadap pengguna media sosial.
Mereka diminta untuk menghirup sisa gas dari produk seperti hairspray, deodoran, tiner, dan penghilang cat kuku.
Tujuannya, untuk mendapatkan sensasi dari arima gas tersebut.
Misalnya saja seperti mnghirup lem, atau juga bensin.
Pada dasarnya, kegiatan ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Kenali Apa Itu Rucolax, Obat yang Digunakan Dokter Muda Undip Hingga Meninggal Dunia
Namun, tren ini justru banyak diikuti oleh kalangan remaja, yang tak sadar akan risiko tren TikTok ini.
Maka dari itu, perlu adanya edukasi kepada anak terhadap zat-zat tertentu yang tidak boleh dihirup dengan sengaja atas tujuan tertentu.
Trend TikTok Chroming Challenge Makan Korban
Sudah ada korban dari tren Chroming ini salah satunya, Caesar Warson-King, seorang anak berusia 12 tahun asal Doncaster, Inggris.
Ia hampir kehilangan nyawanya setelah berpartisipasi dalam tren TikTok itu.
Cesar Watson-King menghirup sekaleng deodoran sebagai bagian dari tantangan yang dikenal sebagai "chroming," dan pingsan di rumahnya di Doncaster, South Yorkshire, pada tanggal 21 Agustus, seperti yang dilaporkan Metro.
Ibunya, Nichola King, yang baru saja selesai menyusui anak bungsunya di lantai atas, terkejut mendengar suara keras dan bergegas turun untuk memeriksa.
Baca juga: Kenali Apa Itu Angin Duduk, Gejala dan Cara Mengobatinya
Wanita berusia 36 tahun itu terkejut saat mendapati putranya mengalami kejang di lantai dapur sebelum ia mengalami serangan jantung.
Kemudian Cesar dilarikan ke rumah sakit, di mana ia ditempatkan dalam kondisi koma yang diinduksi secara medis selama dua hari setelah mengalami kejang dan serangan jantung lebih lanjut.
Untungnya, Cesar sudah pulih dan kini sudah kembali ke rumah, tetapi Nichola, seorang ibu dari empat anak, telah membagikan foto putranya yang sedang menerima CPR dan dirawat intensif untuk memperingatkan orang lain tentang bahaya kromium.
Tren ini melibatkan menghirup bahan kimia beracun dari berbagai zat seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin untuk mendapatkan efek "mabuk" sesaat.
Baca juga: Apa Itu Mpox, Asal Usul, Gejala, Serta Cara Penularannya pada Manusia
Dampaknya dapat menyebabkan bicara tidak jelas, pusing, halusinasi, mual, dan disorientasi, tetapi juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.
Mengenang momen saat ia mendengar putranya jatuh, Nichola berkata, "Saya baru saja selesai menyusui bayi saya dan hampir tertidur ketika saya mendengar suara ledakan yang sangat keras.
Saya pikir salah satu anak telah melakukan sesuatu. Saya mendengar Cesar merangkak turun ke bawah dan mengira dia sedang mencari sesuatu untuk dimakan. Suara ledakan itu terdengar seperti seseorang telah jatuh.
Saya mendengar suara erangan dari bawah dan mengira Cesar mengalami patah tulang atau semacamnya. Ketika saya turun ke bawah, saya melihatnya tergeletak di lantai, dan matanya berputar ke belakang kepalanya. Itu mengerikan. Dia mengalami kejang," ucap sang ibu dikutip dari ndtv.com.
Baca juga: Apa Itu Fenemona FOMO, YOLO, dan FOPO, Ini Perbedaannya
Nichola berlari ke atas untuk mengambil ponselnya, tetapi tangannya gemetar hebat sehingga ia tidak dapat membukanya, jadi ia meminta anak sulungnya untuk memanggil ambulans.
Ia kemudian mulai melakukan CPR pada Cesar untuk mencoba memulihkan pernapasannya.
"Saya pikir dia terjatuh dan kepalanya terbentur. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tubuhnya membiru dan berhenti bernapas. Saya pikir dia sudah meninggal. Saya benar-benar terkejut.
Saya melihat anak saya meninggal dan matanya tidak bisa melihat cahaya."
Setelah Cesar dibawa ke Doncaster Royal Infirmary, polisi memberi tahu Nichola bahwa mereka telah menemukan sekaleng deodoran Aldi Lacura dan perlengkapan kromium lainnya di lantai dapur, yang membuat mereka yakin Cesar telah menghirup deodoran tersebut sebelum kehilangan kesadaran.
Baca juga: Apa Itu Wedding Robe dan Wedding Gown, Ini Perbedaannya
Nichola berkata, "Saya belum pernah mendengar tentang kromium sebelum ini. Seorang anak laki-laki yang lebih tua telah menunjukkan kepadanya cara melakukannya.
Ketika polisi memberi tahu saya apa yang telah dihirupnya, saya pikir dia akan mati. Saya tahu peringatan di bagian belakang kaleng yang mengatakan 'penyalahgunaan pelarut dapat membunuh seketika.'"
Cesar kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sheffield, di mana ia dirawat dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis selama 48 jam.
Ketika ia sadar dari koma, ia mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan, segera bernapas sendiri dan mampu berbicara dan berjalan.
Setelah delapan hari di rumah sakit, Cesar dipulangkan dan diizinkan pulang.
Nichola berkata, "Saya sangat gembira. Ia hampir kembali normal saat keluar dari rumah sakit—makan, minum, dan tertawa. Ia hanya merasa lelah.
Kami tidak tahu tentang kerusakan jangka panjangnya, tetapi ingatan jangka pendeknya sangat buruk. Ia tidak dapat mengingat apa yang telah terjadi. Jika saya tidak mendengar sesuatu malam itu, saya akan menemukan mayat keesokan paginya.
Saya telah berbicara dengan Cesar dan memintanya untuk tidak melakukan hal seperti ini lagi. Saya telah membuang semua barang yang disemprotkan di rumah."
Peringatan untuk Tidak Mengikuti Tren Chroming Challenge
Ibu anak 12 tahun itu juga ingin memperingatkan anak-anak lain yang mungkin tergoda untuk mencoba Chroming Challenge.
"Itu tidak sepadan. Mungkin terasa enak, tetapi itu sama sekali tidak terasa enak saat Anda berada di rumah sakit, berjuang untuk bernapas, dan menyebabkan rasa sakit pada orang tua Anda."(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.