Berita Medan

Warga Panik dan Rasakan Getaran Saat Jembatan Penyeberangan di Kelurahan Suka Damai Ambruk

Selain itu, warga setempat juga sudah membuat tulisan pemberitahuan untuk tidak melintas di area tersebut.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA
Kondisi jembatan ambruk di jalan Kelurahan Suka Damai Kecamatan Medan Polonia, Senin (16/9/2024). Sebelum jembatan ambruk, warga setempat sempat panik  dan merasakan getaran di rumahnya.  

Disinggung berapa jumlah anak yang sedang melewati jembatan sebelum ambruk,  Biah mengatakan hanya satu orang.

"Si anak itu sudah lari ke mari, namanya si AA kalo kami manggilnya, umurnya kira kira 16 tahun, satu orang saja," ucapnya.

Namun, Biah mengaku sempat khawatir pada saat detik-detik jembatan tersebut ambruk.

"Panik, aku jerit-jerit lah, awas-awas, biasa di bawah itu kan ada bapak bapak mancing. Kemudian, area jualan ku ini masih ada relnya. Aku takut ini (rel) mental gitu," katanya.

Pada saat dirinya jerit, kata Biah, barulah warga ramai-ramai datang ke sana.

"Setelah aku jerit baru ramai yang datang," ucapnya

Dikatakannya, sebelum jembatan ini ambruk, Wali Kota Medan sudah meninjau lokasi tersebut.

Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Pj Sekda Medan Topan Obaja Ginting saat meninjau jembatan ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Rabu (17/7/2024) dini hari. Menurutnya, lahan jembatan ambruk ini milik PT KAI
Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Pj Sekda Medan Topan Obaja Ginting saat meninjau jembatan ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Rabu (17/7/2024) dini hari. Menurutnya, lahan jembatan ambruk ini milik PT KAI (HO)

"Iya ini jembatan yang kemarin di datangi pak wali. Tapi ini katanya lahan PT KAI.  Orang PT KAI ada datang kemarin. Tapi ya enggak tau kelanjutannya mereka cuman datang untuk foto-foto saja," jelasnya.

Dirinya berharap, mau itu PT KAI ataupun Pemko mau membenahi atau membuat jembatan untuk anak-anak sekolah tersebut.

"Sebenarnya berharap di buat jembatannya lagi. Karena ini untuk akses anak sekolah. Kalau arah Kampung Baru itu ada SMP 34, SD 40. Kalau ke arah kami ada SMA Dua.  Jadi memang tempat anak-anak sekolah jalan.  Kasihan kalau mereka mutar jalan. Belum ongkosnya dan lain-lain," ucapnya.

Selain Biah, Rahman warga setempat juga membantah ambruknya jembatan tersebut karena   besi atau baut yang banyak dicuri warga.

"Enggak, itu memang pertama jembatannya sudah tua. Kedua jembatan tersebut pernah ditimpa pohon makanya  jembatan itu sudah miring. Bukan karena banyak yang curi besi atau baut," jelasnya.

Menurutnya jembatan ini sudah berdiri sebelum  Indonesia Merdeka

"Sudah lama kali ini, sejak zaman penjajahan Belanda.  Sebelum kita merdeka,  sudah ada jembatan ini.  Karena ini alat transportasi mereka dari Pancur Batu  ke Belawan untuk membawa hasil bumi Indonesia," tuturnya.

Diakuinya, jembatan ini dulunya bekas reel kereta api. Hanya saja dipergunakan warga untuk jadi alat penyebrangan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved