Berita Medan

Dokter Spesialis RS Pirngadi Minim, Pemko Malah Bangunan Bunker Nuklir Bawah Tanah

Ironisnya, di tengah keterbatasan itu, rumah sakit milik Pemko Medan tersebut justru lebih fokus pada pengembangan fisik bangunan.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/KARTIKA
Suasana di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan. RS Pirngadi Medan hingga kini masih kekurangan tenaga dokter spesialis dan subspesialis 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan hingga kini masih kekurangan tenaga dokter spesialis dan subspesialis, Kamis (9/10/2025). 

Ironisnya, di tengah keterbatasan itu, rumah sakit milik Pemko Medan tersebut justru lebih fokus pada pengembangan fisik bangunan.

Hal itu terkuak berdasarkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2025, RSUD Pirngadi menerima alokasi dana sebesar Rp158 miliar.

Dari jumlah itu, tak satu pun mata anggaran diarahkan untuk perekrutan dokter spesialis maupun subspesialis.

Sebagian besar anggaran justru dialokasikan untuk belanja kebutuhan kantor, pengadaan alat-alat medis, hingga rehabilitasi fisik gedung rumah sakit.

Hal ini juga diakui oleh Anggota Komisi II DPRD Medan, Afif Abdillah, yang menyebut bahwa penggunaan anggaran RSUD Pirngadi tahun depan lebih banyak difokuskan pada pembangunan dan perbaikan sarana fisik.

"Memang rencananya ada beberapa pembangunan seperti radio terapi dan bunker nuklir di bawah tanah. Tapi untuk itu kita dorong agar dilakukan kerja sama dengan pihak swasta, karena Pirngadi sudah berstatus BLUD dan bisa menggandeng pihak ketiga,” ujar Afif Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan

Selain itu, lanjutnya, anggaran fisik lainnya juga digunakan untuk perbaikan sistem pendingin ruangan (AC) dan penyelesaian permasalahan mekanik elektrikal di gedung utama.

"Untuk penambahan gedung tidak ada, hanya optimalisasi dari gedung yang sudah ada," jelasnya.

Namun, Afif menilai semestinya manajemen RSUD Pirngadi lebih memprioritaskan perekrutan tenaga dokter spesialis.

Salah satu yang paling mendesak, kata dia, adalah dokter spesialis hematologi yang jumlahnya sangat terbatas di rumah sakit tersebut.

"Pirngadi harus berani berkompetisi. Perekrutan dokter ini harus kompetitif, karena dokter juga butuh kepastian, termasuk soal jumlah pasien dan pendapatan. Tapi sampai sekarang, belum ada standar dan regulasi internal yang jelas untuk itu," ungkapnya.

Afif menambahkan, rekrutmen tenaga medis tidak bisa dilakukan asal-asalan. Harus ada kriteria dan standardisasi tertulis agar prosesnya transparan dan profesional.

“Kalau tidak ada acuan, nanti siapa pun bisa direkrut, tanpa melihat kualitas,” katanya.

Menurut Ketua DPD Partai NasDem Kota Medan itu, minimnya tenaga dokter spesialis di RSUD Pirngadi juga dipengaruhi oleh keterbatasan anggaran.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved