Breaking News

IRT Dipenjara karena Lawan Polisi

Keluarga Menilai Polisi Tak Manusiawi saat Amankan Tina, IRT yang Dipenjara Usai Demo Pabrik

Wanita yang akrab di sapa Tina ini dipenjara karena dituding telah melakukan kekerasan terhadap petugas yang menjaga ketertiban unjuk rasa. 

|
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
HO
Gustina Salim Rambe alias Tina Rambe, Ibu rumah tangga di Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu menjadi pesakitan setelah melakukan unjuk rasa penolakan pabrik kelapa sawit. Dituding telah menganiaya petugas 

TRIBUN-MEDAN.COM, RANTAUPRAPAT - Nasib malang dialami oleh Gustina Salim Rambe, seorang ibu rumah tangga sekaligus aktivis lingkungan yang menolak beroperasinya pabrik kelapa sawit di Desa Pulo Padang, Kecamatan Rabtau Utara, Kabupaten Labuhanbatu. 

Wanita yang akrab di sapa Tina ini dipenjara karena dituding telah melakukan kekerasan terhadap petugas yang menjaga ketertiban unjuk rasa. 

Agus Rambe, orang tua Tina mengaku petugas sangat tidak manusiawi saat mengamankan Tina pada unjuk rasa beberapa bulan lalu. 

"Saya melihat, cara-cara penangkapannya Tina tidak manusiawi. Maka dari itu, saya mengatakan kepada anak saya, terus berjuang demi lingkungan hidup," kata Agus. 

Lanjutnya, hatinya sempat hancur setelah melihat anaknya diperlakukan tidak manusiawi oleh petugas yang mengamankannya. 

"Hancur hati saya melihatnya, anak saya diperlakukan tidak baik oleh aparatur penegak hukum (APH) yang tidak berprikemanusiaan dan sama sekali tidak punya moral," katanya. 

Dalam rekaman video tersebut, terlihat Tina di seret hingga kepalanya terbentur ke tanah.

Sehingga, Tina melakukan perlawanan dan akhirnya di angkat oleh beberapa oknum polisi menjauh dari krumunan massa. 

"Saya tau yang diperbuat anak saya. Mereka memperjuangkan lingkungan, yang dilakukan mereka positif. Apa lagi, Rantau Utara itu dalam peraturan daerah bukan kawasan industri," katanya. 

Ia berharap kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk memperhatikan masyarakat di Labuhanbatu, khususnya di Rantau Utara yang saat ini sedang ditindas oleh pengayom masyarakat. 

"Turunlah bapak kemari, bapak Presiden lihat kami, lihat aspirasi kami. Bantu kami bapak," katanya.

Sebelumnya, ratusan masyarakat pulau padang, Kelurahan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu melakukan aksi unjuk rasa meminta pemerintah meninjau kembali pabrik kelapa sawit yang beroperasi di pemukiman warga. 

Ratusan massa aksi menggunakan pakaian serba hitam dan satu diantaranya mengubur diri.

Penanggungjawab aksi, Muhammad Rudi, mengaku aksi ini dilakukan akibat kekhawatiran warga dengan dampak dari pabrik kelapa sawit tersebut. 

(cr2/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved