Berita Viral
NASIB Guru Dilaporkan ke Polisi, Cubit Murid SD Sampai Memar Gegara Bertengkar dengan Teman
Kejadian diduga kekerasan fisik itu, diketahui pertama kali setelah Rian, menemukan lebam di bagian kanan dada anakn6a.
TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah nasib guru yang dilaporkan ke polis imbas cubit murid SD sampai memar.
Hal itu dilakukannya gegara si murid bertengkar dengan temannya.
Seorang guru SDN Grujugan 1, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, dilaporkan ke polisi karena mencubit murid.
Baca juga: Jadwal MotoGP Mandalika dan Klasemen MotoGP Terkini,Jorge Martin hingga Pecco Bagnaia Bersaing Ketat
Menurut orang tua si anak, anaknya yang duduk di bangku kelas 5 SD itu dicubit oleh gurunya hingga memar.
Kejadian itu terjadi pada 9 September 2024.
"Tapi saya baru tahu dua hari berikutnya, 11 September 2024," jelasnya dikutip Tribun-medan.com dari TribunMatraman.com
Kejadian diduga kekerasan fisik itu, diketahui pertama kali setelah Rian, menemukan lebam di bagian kanan dada anakn6a.
Namun saat ditanya, anaknya mengaku bahwa dicubit oleh gurunya berinisial FT.
Baca juga: Jadwal MotoGP Mandalika dan Klasemen MotoGP Terkini,Jorge Martin hingga Pecco Bagnaia Bersaing Ketat
“Saya tanya ke anak saya katanya dicubit, dipelintir dan ditarik ke atas hingga lebam,” kata dia.
Tak mau hanya mendengar sepihak, Rian mencoba mengkonfirmasi kebenaran pengakuan anaknya. Dan sebagaimana keterangan gurunya, bahwa anaknya bertengkar sama temannya.
Kemudian F dihukum dan diberdirikan. Namun tidak hanya itu, anaknya juga dicubit.
Dia juga mengungkapkan, anaknya kini mengalami trauma karena dugaan kekerasan fisik tersebut.
“Hitam lebam, dan beberapa hari masih sakit katanya,” ungkap dia.
Menurut Rian, dirinya sudah mencoba meminta guru tersebut meminta maaf dan mengakui perbuatan tersebut. Namun, di group wali murid, justru menantang untuk dilaporkan.
"Padahal kami menunggu itikad baiknya tapi hingga kini tidak ada,” ucap dia.
Akhirnya dia melaporkan guru tersebut ke Unit PPA Polres Bondowoso, dengan bukti hasil visum dan beberapa bukti lainnya.
“Laporan sudah masuk, sehingga harus diselesaikan di Polres nanti seperti apa,” terang dia.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, guru FN mengatakan, dirinya mengharapkan wali murid tersebut datang ke sekolah untuk melakukan komunikasi.
Baca juga: AC Milan Bangkit Hajar Lecce 3 Gol Tanpa Balas, Gol Pulisic, Morata dan Theo Hernandez
Karena, dirinya dan para guru siap menjelaskan bahwa anak tersebut sering melakukan kesalahan.
"Saya sudah bilang, monggo kalau mau ke sekolah silah saya tunggu. Tak hanya saya yang menunggu, guru-guru lain juga menunggu," tuturnya.
Ia sendiri tak paham mengapa wali murid dari F enggan ke sekolah.
"Itu saya juga tidak tahu, saya tunggu itum Kepala sekolah pun tidak ada pemberitahuan ke saya," pungkasnya.
Kasus Lain
Rindu Syahputra Sinaga, 14 tahun, siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah diduga dihukum squat jump oleh gurunya bernama Selli Winda Hutapea.
Rindu Sinaga (14) meninggal dunia pada Kamis (26/9/2024), setelah menjalani perawatan selama seminggu atas sakit yang dirasakan usai dihukum squat jump 100 kali di sekolah oleh gurunya Selli Winda Hutapea.
Hukuman squat jump 100 kali itu diterima korban dari guru Agama Kristen, Selli Winda pada Kamis 19 September lalu.
Yuliana Padang, ibu korban menjelaskan, anaknya itu dihukum karena tak bisa menghafal apa yang disuruh guru mata pelajaran agama Kristen tersebut.
Hal itu diketahuinya karena sepulang sekolah, Rindu langsung mengeluh sakit.
"Hari Kamis dihukum guru dia mengeluh kedua kakinya sakit,"katanya kepada Tribun Medan, Jumat (27/9/2024).
Yuliana membeberkan bagaimana rintihan sakit anaknya sebelum tewas.
Hampir setiap hari Rindu meringis kesakitan akibat kedua pahanya membengkak dan berwarna biru tua.
Meski sudah diobati, sakit yang dialami korban tak mereda.
Malah semakin parah sampai akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca juga: Jadwal MotoGP Mandalika dan Klasemen MotoGP Terkini,Jorge Martin hingga Pecco Bagnaia Bersaing Ketat
"Saya bawa dia berobat, tapi tidak sembuh juga, dia terus mengeluh kesakitan 'mak sakit kurasa kakiku ini mak',"kata Yuliana menirukan ucapan anaknya.
Yuliana mengungkap, pada Selasa 24 September ia datang ke sekolah dan meminta izin secara langsung supaya anaknya diizinkan libur karena sakit.
Keesokan harinya, Rabu 25 September kondisi korban semakin parah dan dibawa ke klinik lagi.
Setibanya di klinik, rupanya tim medis sudah tidak mampu menanganinya sehingga korban dirujuk ke RS Sembiring Delitua.
Pada Kamis 26 September, pagi sekitar pukul 06:30 WIB, anaknya dinyatakan meninggal dunia.
"Rabu anak saya ngedrop, saya bawa ke klinik lagi. Rupanya klinik merujuk ke RS Sembiring, Delitua. Hari kamis pagi setengah 7 kurang anak saya sudah tidak ada lagi, meninggal dunia,"ujarnya dengan tangisan.
Terkait hal ini, Kepala Sekolah SMP Negeri I STM Hilir, Suratman saat dikonfirmasi Tribun Medan melalui telepon belum merespon.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.