Deli Serdang Terkini
Hasil Autopsi Siswa SMPN Deli Serdang yang Disuruh Squat Jump Belum Selesai, Ini Kata Polisi
Polresta Deliserdang belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian Rindu Syahputra Sinaga (14) siswa SMP Negeri I STM Hilir
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Polresta Deliserdang belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian Rindu Syahputra Sinaga (14) siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deliserdang yang diduga tewas usai disuruh squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya.
Kapolresta Deliserdang Kombes Raphael Sandhy mengatakan, pihaknya pun belum ada menetapkan status tersangka terhadap guru.
Hal ini dikarenakan Sat Reskrim belum menerima hasil autopsi jenazah Rindu dari pihak RS Bhayangkara TK II Medan, yang melakukan ekshumasi dan autopsi.
"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil outopsinya. Mohon waktunya,"kata Kombes Raphael Sandhy, Rabu (23/10/2024).
Untuk kasus kematian Rindu Syahputra Sinaga yang diduga tewas usai disuruh squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya, personel Polisi yang menjadi pelapor atau menggunakan laporan model A.
Raphael menyebut, kasus ini sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.
"masih proses sidik."
Pada 1 Oktober lalu, personel Polisi dan dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan melakukan ekshumasi atau bongkar kuburan siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Rindu Syahputra Sinaga di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang.
Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dr. Surjit Singh mengatakan, pihaknya tidak ada mengambil organ tubuh dari korban, melainkan cuma mengambil sejumlah jaringan dari jasadnya untuk dijadikan sampel di laboratorium.
Nantinya, jaringan dari jasad ini akan dibawa ke laboratorium patologi anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) guna diteliti.
"Organ tak ada yang kita bawa, cuma jaringan. Beda ya, jaringan lebih kecil dari organ. Kita ambil jaringan cuma sedikit, ada beberapa jaringan untuk kita lakukan pemeriksaan patologi anatomi,"kata Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan dr. Surjit Singh, di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Selasa (1/10/2024).
dr Surjit menjelaskan, jaringan yang diambil dari jasad korban diantaranya dari paru, ginjal dan beberapa lainnya.
Nantinya, proses pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi memakan waktu sekitar 3-4 Minggu.
Setelah itu, hasilnya akan diserahkan ke Polresta Deliserdang dan kemudian penyidik dan pihak RS Bhayangkara TK II Medan akan membuat kesimpulan penyebab pasti kematian korban.
"Mereka harus memproses jaringannya, kadang sampai sampai 3 minggu atau 4 minggu dan kalau tulang bisa lebih lama lagi. Intinya kalau selesai hasil patologi anatomi nya itu akan kami tuangkan ke dalam visum et repertum. Barulah kami buat kesimpulan."
Sebelumnya, Rindu Syahputra Sinaga, 14 tahun, warga Dusun I, Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang tewas tujuh hari setelah dihukum squat jump oleh guru mata pelajaran agama Kristen bernama Seli Winda Hutapea.
Yuliana Padang, ibu korban mengungkap, hukuman itu diterima anaknya pada 19 September lalu lantaran tidak bisa menghafal apa yang disuruh gurunya.
Sepulangnya dari sekolah, anaknya itu mengeluh kesakitan pada bagian kakinya akibat dihukum.
Kemudian keesokan harinya, Jumat 20 September anaknya itu demam tinggi dan mengeluh semakin tak enak badan.
Karena kondisinya tak kunjung pulih, pada Sabtu 21 September, korban terpaksa tidak masuk ke sekolah.
Bahkan, meski sudah dibawa berobat, rasa sakit Rindu tak juga reda.
"Hari kamis di hukum guru dia mengeluh kakinya sakit. Hari jumat dia demam panas tinggi, baru hari sabtu dia gak sekolah lagi karena kesakitan,"kata Yuliana menirukan ucapan anaknya, Jumat (27/9/2024).
Yuliana mengungkap, kondisi paha korban memar dan membengkak. Urat syaraf pada pahanya pun membiru.
Karena korban tak kunjung sembuh, pada Selasa 24 September ibu korban datang ke sekolah dan meminta izin secara langsung supaya anaknya diizinkan libur karena sakit.
Keesokan harinya, Rabu 25 September kondisi korban semakin parah dan dibawa ke klinik lagi.
Setibanya di klinik, rupanya tim medis sudah tidak mampu menangani korban sehingga korban dirujuk ke RS Sembiring Delitua.
Pada Kamis 26 September, pagi sekitar pukul 06:30 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Rabu anak saya ngedrop, saya bawa ke klinik lagi. Rupanya klinik merujuk ke RS Sembiring, Delitua. Hari kamis pagi setengah 7 kurang anak saya sudah tidak ada lagi, meninggal dunia."
(Cr25/Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Suami yang Kabur setelah Bunuh Istrinya di Deli Serdang Akhirnya Tertangkap, Sembunyi di Medan Denai |
![]() |
---|
Motif Suami Bunuh Istri di Deli Serdang, Pelaku Diduga Cemburu Korban Video Call dengan Pria Lain |
![]() |
---|
Melarikan Diri setelah Tikam Leher Istri, Polisi Buru Suami yang Bunuh Istri di Deli Serdang |
![]() |
---|
Istri yang Dibunuh Suami di Deli Serdang Baru Menikah 2 Tahun, Korban Tinggalkan 5 Orang Anak |
![]() |
---|
Tangis Anak 5 Tahun Cari Pertolongan di Deli Serdang: Nek, Mamakku Dibunuh Sama Ayah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.