Debat Kedua Calon Gubernur Sumut

Bolak-balik Diungkit di Debat Pilgub Sumut, Bobby Nasution Tantang Edy Rahmayadi Laporkan Blok Medan

Bobby Nasution memberi tantangan kepada Edy untuk melaporkan isu Blok Medan ke penegak hukum.

Editor: Juang Naibaho
Tribun Medan/Danil Siregar
Edy Rahmayadi memperlihatkan angka yang diambil dari fish ball saat debat kedua Pilgub Sumut 2024 di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan, Rabu (6/11/2024) malam. Pada debat ini, Bobby Nasution tantang edy Rahmayadi melaporkan isu Blok Medan ke lembaga penegak hukum. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Debat kedua calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara masih mempertontonkan sindiran dan ejekan antara pasangan Bobby Nasution - Surya dan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala. 

Berbagai segmen selalu jadi momentun bagi kedua paslon untuk memberi sindiran atas rekam jejak selama ini.

Bahkan, isu Blok Medan tercatat dua kali diungkit Edy Rahmayadi pada debat yang berlangsung di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan, pada Rabu (6/11/2024) malam.

Merespons hal itu, Bobby Nasution memberi tantangan kepada Edy untuk melaporkan isu Blok Medan ke lembaga penegak hukum.

Diketahui, isu Blok Medan berembus setelah Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba terjerat kasus suap. Isu ini merujuk kepada Bobby Nasution dan istrinya, Kahiyang Ayu terkait pemberian izin tambang di Malut.

Awalnya, Edy menyinggung Blok Medan saat menyampaikan visi misi. Edy menekankan perlunya menjaga ekologi dalam melakukan pembangunan. Termasuk menyelesaikan konflik tanah dan pengelolaan tambang yang ada di Sumut. 

Edy lalu menyebut soal tambang di Maluku Utara yang ramai di publik dengan sebutan Blok Medan.

"Untuk prioritas daerah yang pertama degradasi lingkungan di Sumut banyak tambang, jangan sampai seperti di Maluku Utara," kata Edy.

Momen kedua terjadi saat Edy diberi kesempatan bertanya kepada Bobby. Edy menyatakan tidak rela nama Medan digunakan untuk tambang di Maluku Utara. 

Menurut Edy, persoalan tambang yang menggunakan nama Medan ini sudah menjadi isu internasional.

"Ada tambang yang dilarang untuk diekspor tetapi ada tambang yang saya sayangkan Medan adalah salah satu kota di Sumut. Saya tak rela nama Medan dipakai di Maluku Utara," kata Edy.

Dia kemudian meminta Bobby untuk mengklarifikasi persoalan ini di depan umum. "Saya ingin ini diklarifikasi sehingga rakyat di Sumatera Utara tahu semuanya. Saya tidak mau menuduh karena saya mendengar itu dari pengadilan, dari media, bicara tentang blok Medan. Saya tak mau itu blok Medan, katakanlah blok Maluku," ucap Edy.

Mendengar hal itu, suasana debat semakin riuh. Kedua pendukung pasangan calon saling sahut menyahuti. 

Sementara Bobby memberikan jawaban dengan mengutip pernyataan Edy pada debat pertama. 

Bobby mengatakan, jika memang persoalan itu bermasalah maka silakan dilaporkan ke lembaga penegak hukum.

"Baik Pak Edy, kalau boleh mengutip debat pertama, kalau merasa ada yang melanggar ya laporkan. Kami tunggu, silakan laporkan. Ada penegak hukum, jelas. Jangan baca di media bapak bawa ke ranah debat," kata Bobby. 

Bobby mengatakan akan siap menjawab isu blok Medan bila Edy mau melaporkan hal tersebut. "Laporkan pak. Ini yang bisa kami sampaikan kalau memang ini yang perlu dilakukan," imbuhnya.

Selain itu, saling sindir juga terlihat pada sejumlah segmen lainnya. Misalnya saja, pada sesi awal moderator memberikan kesempatan bagi calon untuk memaparkan visi misi soal tema debat “Daya Saing Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan”. 

Dalam kesempatan tersebut, Bobby menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun yang krusial sebagai tonggak awal untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045. 

Bobby bilang, jika terpilih menjadi gubernur, ia akan memastikan pembangunan di Sumut merata, berbeda dengan lima tahun terakhir.

Diketahui, lima tahun terakhir Sumut dipimpin oleh Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

"Kami pastikan tidak akan seperti lima tahun lalu. Kami ingin memastikan pembangunan infrastruktur di Sumut akan sampai ke daerah terpencil yang ada di Sumut," ujarnya. 

Saling sindir terus berlanjut ketika Bobby mengkritik tentang infrastruktur jalan yang banyak rusak di Sumut. Ia pun menyindir Edy kala menjabat Gubernur Sumut, di mana malah memperbaiki jalan di rumah dinas gubernur sebesar Rp 2 milliar.

"Mohon izin Pak Edy saya baca di media, bapak hanya untuk benerin halaman rumah dinas 2 miliar. Untuk jalan yang lain tak ada, kepala desa, bupati, wali kota," kata Bobby. 

Bus Listrik
Terkait peningkatan moda transportasi publik di daerah, Edy kembali menyentil Bobby terkait pengadaan bus listrik di Kota Medan. Menurut Edy, pengadaan bus listrik tersebut masih menyisakan masalah karena tidak melalui kajian.

Edy mengaku heran karena penyerahan bus listrik itu tak melibatkan dirinya saat menjadi Gubernur Sumut periode 2018-2023. "Harusnya penyerahannya dari Jakarta itu gubernur yang diajak di situ," ujar Edy.

"Dari gubernur diserahkan ke wali kota. Dan pada akhirnya menjadi suatu keributan dan kendaraan itu sampai sekarang belum terselesaikan. Masih ribut," imbuhnya.

Edy menambahkan, bus listrik yang saat ini beroperasional di Kota Medan tidak efektif, hanya 20 persen yang menggunakannya. Menurut dia, pengadaan bus listrik harus melalui kajian lebih lanjut, bukan cuma pengadaan. Edy juga menyebut infrastruktur jalan di Kota Medan masih banyak yang rusak sehingga tidak mendukung operasional bus listrik.

Terkait hal ini, Bobby mengatakan bakal menambah jumlah bus listrik ke depan. Ia bahkan berniat mengganti seluruh bus yang ada di Kota Medan, menjadi bus listrik.

"Seluruh bus yang ada di Kota Medan nanti setelah tanggal 24 kita ganti bus listrik semuanya. Jadi tidak perlu lima tahun, Pak, ini akan kita lakukan," tegas Bobby.

Kericuhan Pendukung

Kericuhan mewarnai acara debat kedua Pilgub Sumut 2024. Ricuh dimulai di dalam arena debat hingga ke jalanan yang berujung saling lempar botol antar kedua tim pendukung.

Suasana panas antarpendukung bermula saat jedah debat publik kedua Pilgub Sumut 2024. Kedua pendukung paslon ricuh diduga karena tim Edy-Hasan mendapat ancaman dari tim Bobby-Surya. 

"Tarik itu bawa itu. Cari yang mengancam itu, cepat cari mengancam itu," ucap seorang pendukung Edy-Hasan.

Juru Bicara Edy-Hasan, Sutrisno Pangaribuan mengatakan para pendukung Edy-Hasan bereaksi karena influencer mereka diancam diduga oleh pendukung Bobby-Surya.  

"Kita mendapat informasi ada influencer yang diancam dari pendukung sebelah. Atas hal itu, kita minta aparat keamanan untuk segera mencari siapa yang melakukan pengancaman. Ada CCTV, jadi kita bisa pastikan agar orang yang melakukan pengancaman itu ditemukan. Kita harus gembira kenapa malah main ancam," kata Sutrisno. 

Polisi yang berjaga langsung meredam keributan, dan melakukan pengawalan kepada kedua tim pendukung paslon hingga menjauh dari lokasi debat.

Namun, ketegangan itu berlanjut seusai debat. Amatan Tribun Medan, tim Edy-Hasan yang meninggalkan lokasi debat dilempari botol air mineral oleh pendukung Bobby-Surya saat berjalan di Jalan Kapten Maulana Lubis. 

Suasana makin panas setelah ada insiden balasan dengan pelemparan batu ke arah mobil yang ditumpangi Bobby Nasution

Ketua Tim Pemenangan Paslon Bobby-Surya, Hinca Panjaitan membenarkan insiden pelemparan mobil Bobby. Momen itu terjadi setelah pasangan Bobby-Surya diatur oleh KPU untuk pulang.

"Ya benar mobil kami (Bobby) dilempar batu. Yang pertama pulang kan pendukung Paslon 02 Pak Edy-Hasan. Setelah mereka pulang kira kira 20 menit, kami pulang lah pelan-pelan keluar," kata Hinca.

Kericuhan kecil antara tim pendukung 01 dan 02 setelah debat kedua di Hotel Santika, Rabu malam (7/11/2024)
Kericuhan kecil antara tim pendukung 01 dan 02 setelah debat kedua di Hotel Santika, Rabu malam (7/11/2024) (TRIBUN MEDAN/HO)

Dalam video rekaman Tribun Medan, sejumlah orang mengenakan baju warna merah dan hitam berdiri di seberang Jalan Kapten Maulana Lubis. Mereka berjalan kaki, meneriaki yel-yel lalu diduga ada yang melempar mobil Bobby.

Saat tim 02 berjalan, saat itulah mereka dilempari botol air mineral dari arah kerumunan pendukung 01 yang dominan seragam serba putih. Ketegangan meningkat, hingga puluhan aparat berlarian memisahkan kedua tim pendukung. 

Menyikapi kericuhan, KPU Sumut akan mendalami insiden kericuhan yang terjadi di selama debat kedua Pilgub Sumut. Kedua tim akan dipanggil KPU. 

"Terkait kejadian (kericuhan) kita akan konfirmasi ke masing-masing pihak paslon 01 dan 02," kata Ketua KPU Agus Arifin. (dyk/cr17)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved