Berita Viral
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Sebut Penyerangan Warga Sibiru-biru Diawali Adanya Geng Motor
Mabes TNI memastikan akan terus mengawal proses hukum keterlibatan oknum anggota TNI dalam penyerangan warga Sibiru-biru tersebut.
TRIBUN-MEDAN.COM - Mabes TNI telah turun tangan dan bertindak atas kasus sekelompok oknum anggota TNI Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan terlibat menganiaya warga hingga mengakibatkan korban jiwa di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (9/11/2024).
Mabes TNI memastikan akan terus mengawal proses hukum keterlibatan oknum anggota TNI dalam penyerangan warga Sibiru-biru tersebut.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto menyampaikan, saat ini sejumlah prajurit tengah diproses hukum di Polisi Militer Kodam (Pomdam) I/Bukit Barisan.
"Beberapa prajurit saat ini sedang dalam pengusutan Danpomdam 1/BB. Mabes TNI akan terus mengawal proses anggota TNI tersebut," tegas Hariyanto saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (11/11/2024).
Untuk itu, ia mengatakan Pangdam I/Bukit Barisan telah mengambil langkah tegas.
Pangdam I Bukit Barisan Letjen TNI TNI Mochammad Hasan, ungkapnya, telah menemui masyarakat dan keluarga korban di Makoyon Armed 2/KS. "Serta berjanji untuk mengusut tuntas kasus tersebut,"kata Hariyanto.
Dalam video yang diterima Tribun Medan, tampak Pangdam I Bukit Barisan menangis di hadapan jenazah korban saat menyalami pihak keluarga.
Letjen Mochammad Hasan menangis saat mengucapkan pemohonan maaf kepada keluarga almarhum Raden Barus.
Pangdam mengatakan seluruh pelaku sudah ditangkap dan memastikan proses hukum berjalan sampai tuntas.
Pangdam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, saat menyampaikan permohonan maaf di depan keluarga korban tewas bernama Raden Barus (61), usai diserang 33 Prajurit Armed 2/105 Kilap Sumagan di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Deliserdang. (HO)
Sebelumnya Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha menyampaikan, saat ini seluruh prajurit yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut telah ditangani oleh Pomdam I Bukti Barisan.
"Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang," kata Dody kepada Tribun Medan, Minggu (10/11/2024).
Ia menjelaskan, saat ini pihak Pomdam I BB masih terus mendalami motif penyerangan terhadap warga sipil di Kecamatan Sibiru-biru, Deliserdang, yang terjadi, pada Jumat (8/11/2024) malam. "Dari pihak Kodam masih melaksanakan penyelidikan," sebutnya.
Lebih lanjut Dody menjelaskan, kini seluruh korban luka akibat keberingasan prajurit Armed 2/105 Kilap Sumagan, telah telah dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau.
"Delapan orang korban masyarakat yang luka-luka sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Sembiring ke Rumah Sakit Putri Hijau, dan akan diberikan pengobatan secara yang terbaik sehingga mereka, sampai sembuh,"ungkapnya.
Motifnya Diungkap Panglima TNI
Terbaru, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto buka suara soal penyerangan puluhan prajurit TNI dari Batalyon Armed-2/KS terhadap warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).
Kata Jenderal Agus Subiyanto, penyerangan yang diduga dilakukan oleh 33 prajurit TNI terhadap warga di Deli Serdang, diawali adanya kelompok atau geng motor di wilayah setempat.
Anggota TNI, kata dia, kemudian menegur karena mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya terkait ketertiban di jalan.
"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," ungkap Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (11/11/2024).
"Karena kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu lah harus ditertibkan karena kan meresahkan masyarakat, mengganggu juga jalan-jalan umum," sambungnya.
Atas insiden tersebut, kata Agus, Pangdam I Bukit Barisan telah mengambil sejumlah langkah. Di antaranya menemui keluarga korban yang meninggal dunia dan mengobati warga yang menderita luka-luka. "Anggota pun sekarang sedang kita proses ya, di-BAP," kata Agus.
Perihal kemungkinan mereka yang terbukti terlibat akan dipecat, Agus mengajak untuk menunggu proses hukum selesai. Menurutnya, jumlah para oknum terduga pelaku yang terlibat bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan proses hukum yang berlaku.
"Ya nanti dari hasil pengembangan BAP itu akan bisa bertambah bisa berkurang," kata Agus.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Desa Selamat, Bahrun, menjelaskan bahwa serangan itu terjadi pada Jumat malam (8/11/2024) hingga Sabtu dini hari.
"Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta," ujar Bahrun dalam acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024).
Pada saat itu, puluhan anggota TNI yang tidak mengenakan seragam datang ke perkampungan warga sekitar pukul 22.00 WIB.
Mereka mencari orang yang terlibat dalam cekcok tersebut. Anggota TNI yang bersenjata tajam menyerang warga secara brutal, baik di jalan maupun di rumah-rumah.
Mereka menanyai warga mengenai keberadaan pemuda yang terlibat cekcok, dan menyisir perkampungan sambil mendobrak rumah-rumah.
Beberapa warga diseret keluar, dipukul, bahkan ada yang dihantam dengan pisau. Seorang warga mengalami luka sobek besar di kepala dan saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit.
Bahrun menjelaskan bahwa Raden Barus kebetulan sedang berada di luar saat serangan terjadi.
"Kami belum tahu pasti bagaimana Raden bisa menjadi korban kebrutalan itu. Dia ditemukan tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan dengan luka di kepala dan tubuhnya," katanya.
Meskipun sempat dibawa ke rumah sakit, Raden meninggal dunia dalam perjalanan. Setelah mengetahui Raden tewas, warga marah dan melakukan protes.
Pada Sabtu pagi, jenazah Raden dibawa ke depan markas Armed-2 sebagai bentuk protes terhadap tindakan keji yang dilakukan oleh oknum anggota TNI tersebut.
"Raden adalah tokoh masyarakat yang dituakan di desa kami. Dia tidak salah apa-apa, tetapi malah menjadi korban serangan TNI," kata Bahrun.
Situasi di Desa Selamat mulai kondusif pada Minggu, meskipun warga masih merasa khawatir dan trauma. "Seharusnya rakyat merasa aman dengan adanya markas tentara di desanya, tapi kami justru merasa ketakutan," ujarnya.
Seorang warga, Herna mengatakan Raden Barus merupakan korban dari kebrutalan personel TNI. Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.
Kedatangan mereka ke markas Batalyon Armed menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk. "Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh," kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).
Herna mengungkapkan sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang. Ada belasan korban luka tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah. Dari tujuh orang itu, satu di antaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.
Herna menceritakan, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dini hari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.
Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas. Bahkan ada yang mendobrak pintu rumah warga lalu menyeret dan menghajarnya.
"Kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung Sibiru-biru ini tidak bermusuhan dengan Armed," katanya.
Rofikar Tarigan Dipukuli dan Dibawa ke Batalyon Armed
Seorang korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan (18) mengatakan, kejadian begitu mencekam. Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.
Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis ia melarikan diri ke rumah neneknya. Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.
Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut. Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.
Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul. Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.
"Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli," sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan. Di sini dia diperlakukan seperti penjahat. "Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol,"ujarnya.
Jasad Raden Barus Diarak ke Markas Batalyon Armed 2
Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Mereka membawa jenazah Raden Barus (60) korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum personel TNI dengan kondisi kepala luka dan perut diduga kena tusuk senjata tajam.
Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, sejak pagi menunggu jenazah korban tiba seusai diautopsi.
Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulans berisi mayat korban ke Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju markas Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan. Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari markas batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul dan menemui ratusan warga.
Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan. "Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum," kata Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).
Sementara itu, Kapendam Kodam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha mengatakan pihaknya telah mengambil sejumlah langkah.
Pangdam I/BB Letjen TNI Muhammad Hasan juga telah menemui perwakilan masyarakat dan keluarga korban. Selain itu, Pangdam telah mediasi dengan perwakilan masyarakat dan keluarga korban di markas Batalyon Armed 2/KS.
Dody mengatakan, oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi terlibat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I/BB. "Pangdam I/Bukit Barisan telah memberikan pengarahan terhadap seluruh prajurit Yon Armed 2 Medan untuk memastikan bahwa situasi dan kondisi saat ini telah aman kondusif serta tidak ada aksi balasan terkait peristiwa tersebut," kata Dody, Minggu (10/11/2024).
Delapan korban yang dirawat di RS Sembiring, kata Dody, telah dievakuasi atau dipindahkan ke Rumah Sakit Putri Hijau (RSPH) Medan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif.
"Pangdam I/BB telah bertemu dengan keluarga korban baik korban yang meninggal maupun yang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau (RSPH) Medan," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya telah terjadi penyerangan yang diduga dilakukan oleh puluhan oknum TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan terhadap sejumlah masyarakat di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Dilaporkan, sekelompok pria berambut cepak, berbadan tegap menyerang ke pemukiman warga pada Jumat (8/11/2024) malam hingga Sabtu (9/11/2024) dini hari.
Akibatnya, satu orang warga bernama Raden Barus (60) meninggal dunia dan 10 orang lainnya luka-luka.
Jasad Raden Barus Diarak ke Batalyon Armed
Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Mereka membawa jenazah Raden Barus (60) korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum personel TNI dengan kondisi kepala luka dan perut diduga kena tusuk senjata tajam.
Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, sejak pagi menunggu jenazah korban tiba seusai diautopsi.
Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulans berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.
Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju markas Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.
Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul dan menemui ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed sambil membawa mayat Raden Barus, 60 tahun, korban tewas diduga ulah anak buahnya.
Setelah naik dan berdiri dia atas truk pengangkut personel, Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan. Bahkan, di depan ratusan masa ia akan mempertaruhkan jabatan dan pangkatnya.
Sehingga ia akan memproses secara hukum personel TNI yang terlibat penyerangan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.
"Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum,"kata Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).
Penjelasan Warga Sibiru-biru
Salah satu warga, Herna mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.
Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.
Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.
"Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,"kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).
Herna mengungkapkan sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.
Ada belasan korban luka tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.
Dari tujuh orang itu, satu di antaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.
Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dini hari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.
Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas.
Bahkan mereka nekat mendobrak pintu rumah warga lalu menyeret dan menghajarnya.
"Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang,"ungkapnya.
"Kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed," katanya.
Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.
"Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja."
Korban Rofikar Tarigan Dipukuli dan Diseret ke Batalyon Armed
Sebelumnya, seorang korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun mengatakan, kejadian begitu mencekam.
Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.
Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis ia melarikan diri ke rumah neneknya.
Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.
Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.
Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.
Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul.
Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.
"Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli,"sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan. Di sini dia diperlakukan seperti penjahat.
Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.
"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol,"ujarnya.
Dilansir dari Tribun-Medan.com, berikut nama 11 korban dalam insiden tersebut:
Korban Tewas
1. Raden Barus
Raden Barus, 61 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, tewas diduga akibat ditusuk menggunakan senjata tajam di punggung sebelah kirinya. Kedalaman lubang bekas tusukan sedalam 10 sentimeter.
Bagian kepalanya pecah mengeluarkan darah dan wajah lebam diduga akibat dihantam benda tumpul.
Korban luka:
2. Dedi Susanto Tarigan
Dedi Susanto, 40 tahun, warga Desa Tanjung Sena, Kecamatan Sibiru-biru selamat meski luka parah.
Tangan sebelah kirinya hampir putus diduga akibat ditebas menggunakan senjata tajam. Kemudian, muka lebam dan kakinya lecet.
3. Perdi Tarigan
Perdi Tarigan, 27 tahun , warga Dusun III Desa Selamat, Gang Sari mengalami luka di kepala diduga dihajar menggunakan pentungan dan double stick serta kaki lecet.
4. Titus bangun
Titus Bangun, 45 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka memar di kepala diduga digebuki pakai benda tumpul.
5. Sepadan Sembiring
Sepadan Sembiring, pemuda 19 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di pelipis matanya diduga akibat dihajar.
6. Oktavianis
Oktavianis, 18 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di belakang kuping diduga kena benda tajam.
7. Rofika Sanjaya Tarigan
Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka diduga kena bacok dan benda tumpul di kepala.
Tangan kiri memar diduga dipukul menggunakan gagang pistol, punggung memar dan kening memar berdarah.
8. Rikki Bastian Kamal
Rikki Bastian Kamal, 22 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka bibir pecah, serta tangan sebelah kanan.
9. Jupentus Sembiring
Jupentus Sembiring, 28 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka memar di kening, punggung diduga diakibatkan benda tumpul dan luka goresan diduga senjata tajam bagian perut.
10. M Perdiansyah
M Perdiansyah, 20 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka robek di bagian kepala diduga dibacok dan memar seluruh wajah diduga dihajar menggunakan benda tumpul.
11. Hendri Gunawan Gurusinga
Hendri Gunawan Gurusinga, 35 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka robek di kening sebelah kanan dan bagian kepala diduga dibacok.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
2 Kejanggalan Kasus Tewasnya Ilham Kacab Bank, Soroti TKP hingga Pelaku Kabur Berkelompok |
![]() |
---|
PROFIL Salsa Hutagalung Bikin Ahmad Sahroni Tak Berani Debat Soal Gaji DPR, Mahasiswa Prestasi UGM |
![]() |
---|
AHMAD SAHRONI Tolak Berdebat dengan Salsa Erwina Hutagalung Soal Gaji DPR, Kini Ngaku Bodoh:Ane Bego |
![]() |
---|
MIRIS Nasib Nurjanah Dikurung 15 Tahun Usai Dinikahi, Ruang 2 Meter Jadi Tempat Tidur Sampai BAB |
![]() |
---|
MAHFUD Saran UGM Tak Perlu Membela Jokowi di Kasus Ijazah: Gak Usah Bilang Jokowi Orangnya Gini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.