TRIBUN WIKI
Profil Sugianto Kusuma alias Aguan, Konglomerat Investor IKN Bos Agung Sedayu Group
Sugianto Kusuma atau Aguan merupakan konglomerat pemilik Pantai Indah Kapuk dan Agung Sedayu Group. Ia lahir di Palembang, 10 Januari 1951.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat itu, mengungkapkan sejumlah nama-nama besar investor sudah masuk ke IKN.
Diantaranya ada Franky Widjaja selaku putra dari konglomerat pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.
"Yang sudah masuk itu Pak Aguan, Pak Anthony Salim, kemudian Pak Franky Widjaja. Mereka sudah punya konsorsium," ujar Bahlil, usai acara Rapat Kerja Nasional Hipmi di ICE BSD, Tangerang, Kamis (31/8/2023) kala itu.
Aguan dan Tomy Winata Bangun SCBD
Sepak terjang Aguan sebagai pengusaha juga menjejak di SCBD.
Tomy Winata diketahui membangun SCBD bersama Aguan sang bos PIK dan Sedayu dan juga kerap dijuluki 9 Naga membangun SCBD lewat perusahaan PT Danayasa Arthama.
Perusahaan ini didirikan Tomy Winata dan Aguan, bagian dari Artha Graha Network.
Bisnis ini bergerak dalam bidang pengembangan real estate dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan fasilitas terkait.
Ada juga penyewaan gedung, pusat perbelanjaan, kantor, menyediakan infrastruktur, pengembangan dan pengelolaan di kawasan pusat bisnis.
Bagaimana sejarah hadirnya kawasan bisnis terkemuka di Indonesia ini?
Dikutip dari website resmi SCBD, semuaanya dimulai dengan penyusunan masterplan pada 1987-1992.
"Titik awal perjalanan bisnis perusahaan sebagai penyedia jasa dan investasi real estate di bawah nama PT Danayasa Arthatama," tertulis di website dikutip dari Tribun Jambi.
Masterplan selesai, perusahaan itu melanjutkannya dengan pembangunan infrastruktur.
Pemprov DKI Jakarta masa itu disebut memberi kepercayaan kepada perusahaan mentransformasikan lahan 45 hektare jadi kawasan niaga terpadu dan modern.
Awalnya tempat itu dinilai kawasan kumuh yang terletak di setigita emas Jakarta.
Gedung perkantoran pertama di SCBD selesai dibangun dan mulai dioperasikan pada tahun 1995.
Tiga tahun selanjutnya, pembangunan gedung Bursa Efek Indonesia dan Apartemen Kusuma Chandra selesai dibangun.
Pada tahun 2002, SCBD melakukan Initial Public Offering dengan melepas 100 Juta lembar saham di BEI.
"Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 100 juta saham di Bursa Efek Indonesia sebagai langkah pengembangan usaha," tertulis di situs SCBD.
Tambahan dana segar membuat bisnis ini semakin cepat juga berkembang. Apartemen SCBD Suites dan Capital Residence dibangun tahun 2006.
Selanjutnya pada tahun 2007-2011 dilakukan pembangunan gedung One Pacific Place, yang berisi bisnis retail, hotel dan apartemen eksklusif, dan Equity Tower.
Tak hanya itu, pembangunan terus dilakukan, yakni Pacific Century Place, yang merupakan gedung perkantoran Grade-A dengan green mark dan sertifikasi LEED Platinum untuk desain ramah lingkungan yang inovatif.
Pada tahun 2007 hingga saat ini, sedang pembangunan Alila and District 8.
Alila SCBD merupakan hotel bintang lima berkonsep hijau perkotaan baru.
Hotel ini menawarkan tempat peristirahatan modern yang ditujukan bagi kaum urban dan eksekutif modern.
Tommy Winata hingga kini masih ikut mengurus SCBD.
Pada struktur organisasi, ia menjadi komisaris.
Sementara komisaris utama adalah Aguan, yang memiliki nama lengkap Sugianto Kusuma.
Tiga orang komisaris lainnya adalah Ku Siew Kuan, Santoso Gunara, dan Hartono Tjahjadi.
Direktur Utama SCBD saat ini adalah Arpin Wiradisastra, dan Ariefin Surjawirawan menjabat Sekretaris Perusahaan.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.