Sergai Terkini

Sosok Nanang , Pria yang Bunuh Siswi SMP Sergai dan Masukkan Mayatnya ke Karung, Pengguna Sabu

Pelaku pembunuhan terhadap siswi SMP di Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin merupakan pengguna sabu.

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
Nanang saat dihadapkan Polres Sergai dihadapan awak media, Senin (16/12/2024). 

Saat kasus ini dipaparkan oleh pihak kepolisian turut ditunjukkan berbagai barang bukti.

Selain helm pelaku yang sempat tertinggal juga ada pakaian korban, karung untuk menyimpan korban dan juga sepeda motor pelaku dan korban.

Selain itu juga ada bambu berukuran kurang lebih 5 meter. Terkait bambu ini Jhon pun menjelaskan penggunaannya oleh pelaku. 

"Jadi karena melihat korban melintas terbesit keinginan untuk merampas. Dengan modus gunakan bambu inilah pelaku untuk menghalangi korban (di jalan). Setelah korban berhenti baru kemudian pelaku ini mendorong korban hingga terjatuh," kata Jhon. 

Tidak lama kemudian, lanjut Jhon baru kemudian pelaku membawa korban ke belakang rumah kosong. Di situlah pelaku melakukan perbuatan keji.

Supardi Harefa (48) ayah dari AS (13) gadis remaja yang menjadi korban pembunuhan di Kabupaten Serdang Bedagai mengaku sempat tidak sanggup untuk melihat jasad anaknya ketika awal pertama kali ditemukan.

Dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca ia pun sempat menceritakan awal mula anaknya itu meninggal.

Ia mengaku terakhir kali melihat anaknya, Kamis (12/12/2024). 

"Masih sempat dia pagi itu, sebelum pergi ke sekolah aku suruh beli minyak bensin separuh. Kami manggilnya Ica setelah itu minta duit dia dan pergi sekalian jemput kawannya naik sepeda motor. Pas balik dia aku suruh juga antar adiknya sekalian yang masih kelas 1 SD," ujar Supardi ketika ditemui di kediamannya di Dusun III Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin, Senin (16/12/2024). 

Supardi mengatakan tidak ada gelagat aneh dari anaknya saat itu.

Seperti biasa anak pertamanya itu pun pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor.

Ia menyampaikan anaknya itu sebenarnya sedang ujian di sekolah sehingga harusnya pulang lebih cepat sampai rumah. 

"Siang nggak pulang sampai sore nggak ada juga sampai rumah. Aku berpikirnya diculik saja anakku ini karena nggak pulang-pulang. Kalau HP ada tapi nggak pernah dibawa ke sekolah. Sampai malam pun kami keluarga cariin ke rumah-rumah temannya yang akrab. Temannya pun nggak ada yang tahu," ucap Supardi. 

Karena sudah panik ia pun sempat mendatangi Polsek Pantai Cermin untuk membuat laporan orang hilang pada malam harinya.

Karena belum 24 jam ia pun disuruh untuk menunggu dulu.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved