Berita Viral

PILU Hidup MR Balita Hanyut di Selokan Surabaya, Dititipkan ke Ayah Asuh, Orang Tua Kandung Jadi TKI

Bocah laki-laki itu tinggal bersama ayah asuh di sebuah kontrakan, karena orang tua kandungnya jadi TKI di Malaysia.

Instagram
PILU Hidup MR Balita Hanyut di Selokan Surabaya, Dititipkan ke Ayah Asuh, Orang Tua Kandung Jadi TKI 

Selama ini, kata Wibi, sang anak biasanya hanya main di sekitar rumahnya saja.

PILU Hidup MR Balita Hanyut di Selokan Surabaya, Dititipkan ke Ayah Asuh, Orang Tua Kandung Jadi TKI
PILU Hidup MR Balita Hanyut di Selokan Surabaya, Dititipkan ke Ayah Asuh, Orang Tua Kandung Jadi TKI

"Udah dilarang sama istri saya, jangan ke mana-mana mau masak, setelah itu malah kejadian seperti itu," tambahnya.

Ia pun mengaku setiap hari mengawasi sang anak namun ternyata kecolongan.

"Kalau pengawasan setiap hari, cuma keadaannya memang begitu, mau gimana lagi. Namanya anak kecil senang main air," jelas dia lagi.

Dilarang main ke luar, MR pun sempat mengurai ucapan patuh kepada sang ibu asuh.

Baca juga: MEGAWATI Soekarnoputri Siap Pasang Badan Kalau Sampai Hasto Kristiyanto Ditangkap KPK

Tak disangka kata-kata itu adalah ucapan terakhir sang bocah sebelum hanyut ke selokan.

"Udah dilarang sama istri saya, dibilangin 'jangan ke mana-mana ya saya mau cuci beras. (kata korban) 'iya mi'. Kalau pengawasan setiap hari, cuma keadaannya begitu, namanya anak kecil senangnya main di air," kata Wibi.

Namun di lingkungannya ada seorang anak perempuan yang menarik perhatian korban sehingga ikut bermain hujan-hujanan.

Diakui Wibi, ia memang dititipi untuk merawat MR oleh orang tua kandungnya.

Karenanya setelah kejadian nahas yang menimpa MR, Wibi langsung memberitahukan orang tua kandung korban.

Tampaknya kabar tersebut membuat orang tua korban terpukul.

"Sudah (orang tua kandung korban sudah tahu), langsung saya telepon ke Malaysia," imbuh Wibi.

Baca juga: Polisi Akan Prarekonstruksi Kasus ASN Todong Senjata ke Warga di Asahan

Wibi mengungkapkan, keluarga yang tinggal dalam satu tempat kos tersebut terus melakukan pencarian hingga dini hari. Bahkan, mereka tidak bisa tidur karena merasa kehilangan korban.

"Sampai subuh tadi, baru pulang mencari, sekitar pukul 04.00 WIB, enggak bisa tidur semua satu rumah. Cari di selokan enggak ada, padahal dalamnya itu ukuranya enggak sampai 50 sentimeter," ujarnya. 

Kronologi

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved