TRIBUN WIKI
7 Januari Hari Natal Kristen Ortodoks, Didahului dengan Puasa 6 Minggu dan Ada Bakar Kemenyan
7 Januari kerap diperingati sebagai Hari Natal oleh umat Kristen Ortodoks. Hal ini berlaku karena Kristen Ortodoks menggunakan kalender Julian.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Umat Kristiani di dunia, baik itu Katolik maupun Protestan sepakat merayakan Natal pada 25 Desember.
Tiap tanggal 25 Desember itu pula, umat Kristiani Katolik dan Protestan meyakini bahwa Yesus Kristus lahir ke dunia.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kristen Ortodoks.
Mereka justru merayakan Natal pada tanggal 7 Januari, tepat pada hari ini, Selasa (7/1/2025).
Lantas pertanyaannya, kenapa Kristen Ortodoks bisa berbeda dalam merayakan Natal?
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Natal Cocok Dikirim untuk Keluarga dan Orang Terkasih
Ternyata hal ini sudah sejak dari dulu terjadi.
Dikutip dari Tribunnews.com, alasan kenapa Kristen Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari karena mereka menggunakan kalender Julian, bukan kalender Gregorian.
Kalender Gregorian yang saat ini digunakan menyebabkan Hari Natal jatuh pada tanggal 25 Desember, karena adanya penambahan unsur-unsur baru yang mengubah tahun kalender.
Baca juga: 30 Ucapan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2024, Singkat dan Penuh Harapan Baik
Dikutip dari Nationaltoday, dapat dikatakan bahwa hari Natal Ortodoks merupakan hari Natal yang asli.
Setiap Hari Natal, umat Kristen Ortodoks akan membakar kemenyan.
Menjalankan Puasa
Sebelum merayakan natal, Kristen Ortodoks akan melaksanakan ibadah puasa selama enam minggu.
Dikutip dari embraceme.org, umat Kristen mengikuti 'Puasa Kelahiran Kudus', di mana mereka dianjurkan untuk menjalankan pola makan vegan, dari tanggal 25 November hingga 6 Januari.
Baca juga: Sejarah Hari Natal beserta Makna Perayaannya
Puasa diakhiri dengan pesta pada Malam Natal.
Makan malam secara tradisional dimulai setelah munculnya bintang pertama dan di beberapa rumah tangga mengadakan pesta dengan menyajikan 12 hidangan.
Setiap hidangan melambangkan salah satu dari 12 rasul.
Bagi umat Kristen Ortodoks Koptik (Mesir), ini kemungkinan besar meliputi fatteh, nasi, roti dan hidangan daging, dan wara' einab (daun anggur).
Baca juga: Deretan Ucapan Selamat Hari Natal yang Cocok Dibagikan untuk Teman
Beberapa meja makan akan dihiasi dengan taplak meja putih atau bersulam pada Malam Natal, yang melambangkan kain yang membungkus bayi Yesus.
Beberapa penganut Kristen Ortodoks juga menyiapkan tempat di meja makan untuk orang-orang terkasih yang baru saja meninggal.
Di sudut ruangan, Anda mungkin menemukan seikat gandum yang disebut didukh (diucapkan “dee-dooh”) untuk melambangkan panen yang baik.
Pada Malam Natal, orang-orang berbagi makanan manis dengan tetangga dan keluarga sebagai simbol amal, perdamaian, dan komunitas.
Baca juga: 5 Toko Hampers dan Parcel di Kota Medan, Kado Untuk Hari Natal dan Tahun Baru
Garis waktu Natal Ortodoks
- Pencipta kalender Julian, 45 sebelum Masehi
Saat itu, Kaisar Romawi Julis Caesar menciptakan kalender Julian dan memberlakukan di semua negara yang diperintah oleh Kekaisaran Romawi.
- Kelahiran Yesus, 6 sebelum Masehi
Menurut sejarawan, kelahiran Yesus selama periode sebelum kematian Herodes dua tahun kemudian.
- Konsili Nicea Pertama, 325 Masehi
Para pemimpin Kristen bertemu dan memutuskan untuk penetapan Hari Natal dan acara Kristen menurtu kalender Julian.
- Kalender Gregorian, 1582
Saat itu, Paus Gregorius XIII membuat kalender baru untuk mengatasi ketidakkonsistenan dalam kalender Julian, kemudian menghasilkan tanggal Natal yang baru.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.