Berita Viral

DRAMA Pengepungan Oknum TNI Sertu Hendri, Titip Pesan Urus Jenazahnya

Sertu Hendri bikin repot sejumlah aparat yang memburunya. Oknum TNI tersebut terlibat kasus kejahatan perampokan hingga penembakan t

Editor: Salomo Tarigan
Posbelitung.co/Dede Suhendar
Rumah milik Sudiono di Tanjungpandan, Belitung, yang menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri didatangi personel gabungan aparat, pada Selasa (14/1/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Sertu Hendri bikin repot sejumlah aparat yang memburunya.

Oknum TNI tersebut terlibat kasus kejahatan perampokan, penipuan hingga penembakan terhadap rekannya yang menangkap.

Drama pengepungan Desertir TNI AD Sertu Hendri (DPO) kasus penembakan Personel Subdenpom menggegerkan Kabupaten Belitung.

Sertu Hendri, desersi atau pecatan TNI AD yang kini menjadi DPO.
Sertu Hendri, desersi atau pecatan TNI AD yang kini menjadi DPO. (istimewa)

Personel Subdenpom Persiapan Belitung Serma Randi menjadi korban penembakan desertir TNI AD Sertu Hendri, pada Senin (13/1/2025) dini hari lalu. 
 
Diberitakan sebelumnya, Serma Randi disandera oleh Sertu Hendri untuk melarikan diri dari kepungan aparat gabungan TNI dan Brimob.

 

SOSOK Sertu Hendri
SOSOK Sertu Hendri (Instagram)


Akibatnya, Serma Randi terkena luka tembak di punggung.


Adapun, di bawah ancaman pistol Bareta, Rendi sempat diikat dengan ikat pinggang.

Namun, keberanian Rendi muncul saat Hendri lengah.

Ia berhasil melepaskan diri dan melarikan diri ke semak belukar meski tertembak di punggung kiri.

Ia merintih mencari pertolongan.

Serma Randi akhirnya ditolong oleh para pengajar serta santri ponpes dan dibawa ke RSUD Marsidi Judono untuk mendapatkan perawatan.


"Saat sanderanya kabur, pelaku menembak dan peluru mengenai punggung kiri korban. Meski terluka, Serma Rendi terus berlari hingga mendapat pertolongan dari pengurus pesantren yang kemudian membawanya ke rumah sakit,” jelas Kapolda Bangka Belitung, Irjen Pol Hendro Pandowo.

Pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran mengungkapkan sempat mendengar ada suara tembakan di area ponpes pada Senin (13/1/2025) dini hari. 
 
"Kalau takut, pasti takut, tapi kami mikirnya untuk keamanan pondok. Karena awalnya ada yang teriak maling dan suara tembakan," ungkap Muhammad Nasirudin, pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran kepada Posbelitung.co pada Kamis (16/1/2025). 

Baca juga: Bocoran Isi Obrolan 1 Jam Sertu Hendri dengan Kakak Ipar, Ngaku jadi Buronan usai Tembak Serma Rendi

Selain itu, juga sempat terdengar samar-samar suara orang sedang kejar-kejaran sembari berteriak. 

Kemudian, abang Muhammad menelepon dirinya yang sedang tidur di kamar berbeda untuk mengecek kejadian tersebut. 

"Katanya ada suara orang kejar-kejaran sama suara tembakan beberapa kali. Ada juga yang teriak tolong," sebut Muhammad. 

Akhirnya, Muhammad bersama abangnya memutuskan keluar rumah mengecek kejadian tersebut. 

Awalnya, mereka melihat korban tapi malah berlari ke arah semak-semak. 

Keduanya juga sempat ragu dan berunding sebelum memutuskan untuk mendatangi lokasi tersebut. 

"Beliau akhirnya menyerahkan diri, bilang Pak, Pak saya anggota PM, saya kena tembak," kata Muhammad menirukan kalimat korban. 

Setelah mendekat, terlihat Serma Randi sembari menahan sakit akibat luka tembak di punggung kiri. 

Selain itu, posisi tangan kiri masih terikat tali pinggang. 

 

"Kami sempat panggil pengurus, tapi tidak bangun. Jadi panggil Ahyat, bawa mobil untuk membawa beliau," imbuhnya. 

Kemdian, tiga santri dan dua pengajar ponpes membawa Serma Randi ke RSUD Marsidi Judono. 

Tidak Melihat Mobil

Muhammad menuturkan, semenjak awal keluar rumah, dirinya tidak melihat mobil Toyota Fortuner di dalam area ponpes. 

Mobil tersebut digunakan desertir TNI AD Sertu Hendri untuk melarikan diri pada malam itu. 

"Memang waktu kami tanya mana mobilnya, kata beliau sudah lari," kata Muhammad. 

Oleh sebab itu, diduga desertir Sertu Hendri memarkirkan mobilnya sebelum area perumahan ponpes. 

Bahkan keesokan harinya ditemukan tas dan rompi di halaman depan sebelum masuk area ponpes.  

Kondisi Serma Rendy Kini Pulih

Kondisi Serma Rendi yang kritis setelah penembakan menjadi perhatian utama tim medis RSUD Marsidi Judono, Tanjungpandan.

Dokter Spesialis Anestesi, dr Hendra SpAn, mengungkapkan bahwa peluru yang bersarang di sekitar ulu hati Rendi berhasil diangkat dalam operasi berdurasi 30 menit.

“Kami melakukan marking dengan jarum untuk menandai posisi peluru. Operasi ini hanya memerlukan irisan kecil sepanjang 3 sentimeter, dan peluru berhasil ditemukan dalam waktu kurang dari 10 menit,” ungkap dr Hendra, Rabu (15/1/2025).

Operasi tersebut melibatkan tim dokter anestesi, bedah, dan radiologi.

Setelah operasi, kondisi Rendi langsung stabil dan kini ia dipulangkan dari RSUD Marsidi Judono, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 
 
"Setelah operasi pasien dalam kondisi baik. Direncanakan pulang hari ini, sore hari," kata Pelaksana harian (Plh) Direktur RSUD Marsidi Judono, Ika Harniati, Kamis (16/1/2024).

Baca juga: Jejak Pelarian Sertu Hendri usai Tembak Serma Rendi, Titip 2 Pesan ke Nenek Nor, Ngaku akan ke Batam

Sebelumnya, Serma Randi tiba di rumah sakit pada Senin (13/1/2025) dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB, dengan keluhan nyeri dada akibat luka tembak. 

Saat tiba di rumah sakit, pasien dalam kondisi sadar dan stabil. 

Setelah pemeriksaan laboratorium, ia dirawat inap untuk persiapan evakuasi proyektil peluru. 

Operasi pengangkatan proyektil peluru dilakukan pada Rabu (15/1/2024) pukul 11.00 WIB oleh tim dokter RSUD Marsidi Judono.

Drama Pengepungan Sertu Hendri

Diketahui, insiden penembakan disertir TNI AD Sertu Hendri (DPO) terhadap Serma Rendi berawal dari laporan istri sirinya, Kiki, Senin, (13/1/2025).

Kiki melaporkan dugaan ancaman dan kekerasan dilakukan oleh Sertu Hendri.

Sementara, Kiki sendiri saat ini dikabarkan kabur selama sepekan belakangan.

Petugas yang bergerak ke lokasi mengetahui bahwa pelaku berada di dalam rumah. Namun, lampu rumah tiba-tiba dimatikan.

Saat itu di rumah kontrakan istri sirinya, Sertu Hendri menenteng pistol sehingga membuat anggota Subdempon harus menjaga jarak.

Namun dalam satu kesempatan, Sertu Hendri justru menyandera Serma Rendi yang saat itu tak memiliki senjata.
 
Setelah penembakan terjadi, Hendri kabur dan bersembunyi di rumah mertuanya di Kelurahan Parit, Tanjungpandan sejak Senin (14/1/2025).

Pelaku memanfaatkan situasi itu untuk kabur dengan memaksa Serma Rendi mengemudikan kendaraan.

"Di perjalanan, saat pelaku sedang menelepon, korban yang disuruh menjadi sopir sempat lari, kemudian ditembak dari belakang," kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama saat dihubungi Kompas.com, pada Senin (13/1/2025) malam.

Upaya penangkapan terhadap Sertu Hendri masih terus berlangsung.  

Dilansir dari Kompas.com, Sertu Hendri, terduga pelaku penembakan terhadap Serma Rendi, lolos setelah dikepung seharian. 

"Dia sempat bersembunyi di rumah warga yang merupakan mertua dari istri sirinya. Banyak warga di lokasi karena penasaran ada informasi penangkapan," kata Penjabat (Pj) Bupati Belitung, Mikron Antariksa, saat dihubungi, Selasa (14/1/2025). 

Mikron menjelaskan, tidak ada warga yang terluka saat pengepungan dilakukan petugas gabungan di Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjung Pandan. 

Petugas gabungan TNI-Polri tampak berhati-hati karena pelaku diyakini masih memegang senjata api. 

"Yang bersangkutan masuk daftar pencarian orang (DPO), kami imbau warga untuk waspada, tetapi tidak perlu panik. Segera lapor petugas kalau ada hal yang mencurigakan," pesan Mikron. 

Sertu Hendri Titip Pesan Urus Jenazahnya
  
Sertu Hendri, desertir TNI AD yang terdaftar sebagai buronan, sempat bersembunyi di kediaman kakak iparnya, Evi Yolanda, di Jalan Lettu Mad Daud, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kepada kakak iparnya, Sertu Hendri mengaku sedang dalam pencarian polisi karena telah menembak orang.
 
Sertu Hendri datang ke rumah yang berada di Jalan Lettu Mad Daud Lingkungan III, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung itu sekira pukul 22.00 WIB.

Dalam obrolan yang berlangsung sekira satu jam itu, Sertu Hendri juga sempat menitipkan pesan kepada Evi.

Sertu Hendri meminta tolong, apabila ia meninggal dunia, agar jenazahnya diurus oleh Evi.

Mengingat, Sertu Hendri tak memiliki keluarga di Belitung.

"Terus pesan dia juga, 'nanti kalau Hendri meninggal atau tertangkap, tolong urus jenazah Hendri, karena ayuk lah (Evi) keluarga Hendri di Belitung'," kata Evi menirukan ucapan Sertu Hendri, dikutip dari Posbelitung.co.

 Keesokan harinya, Selasa (14//12025), Evi mengantar anaknya sekolah dan sempat berpamitan kepada Sertu Hendri.

Setelah itu, rumahnya didatangi banyak petugas.

"Tahu-tahu pas saya keluar rumah, ada banyak petugas di luar, terus saya tanya, bilang tidak ada apa-apa," ujar Evi.

Sementara itu, Evi membantah adanya penyanderaan yang dilakukan Sertu Hendri kepadanya.

Ia menegaskan ketika berbicara dengan Sertu Hendri secara baik-baik.

"Tidak ada sandra-menyandra, kami ngobrol baik, malah dia bilang ayuk tidurlah besok mau kerja," jelasnya. 

Baca juga: Australia vs Indoenesia,  Pelatih Timnas Australia Ungkap Sosok Pengganti Harry Souttar

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: Posbelitung/TribunSolo.com/tribun sumsel.

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved