TRIBUN WIKI

Profil Kristia Budiyarto Komisaris PT Pelni Disorot Soal Status Lulusan Universitas Hasanuddin

Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto merupakan Komisaris PT Pelni yang menjabat sejak 2020. Ia lahir di Cirebon, Jawa Barat.

Editor: Array A Argus
Instagram @kangdede78
Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto merupakan Komisaris PT Pelni yang menjabat sejak November 2020.

Saat ini, Kristia Budiyarto tengah menjadi sorotan.

Hal itu menyusul adanya pemberitaan soal status Kristia Budiyarto.

Seperti pemberitaan Tempo.co, disebutkan bahwa laman resmi PT Pelni menyebut Kristia Budiyarto sebagai lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Profil Nasri Jalal, Kepala Kepala Badan Pengelola Migas Aceh 2025-2029 dan Rekam Jejaknya

Namun pada laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Kristia Budiyarto tidak tercatat sebagai alumnus Universitas Hasanuddin.

Dan menurut pihak Unhas Makassar, mereka tidak punya Fakultas Ilmu Komunikasi.

Unhas Makassar hanya memiliki Program Studi Ilmu Komunikasi di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP).

Tak pelak, isu ini kemudian ramai di media sosial.

Sayangnya, belum ada keterangan lanjut dari Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto, orang yang sempat dituding sebagai buzzer Jokowi tersebut.

Baca juga: Profil Ridwan Mansur, Hakim MK yang Mendadak Diperiksa KPK

Profil Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto

Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto merupakan seorang mantan penyiar radio.

Ia lahir di Cirebon, Jawa Barat.

Pada November 2020, ia ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelni.

Namun sebelum itu, ia dikenal sebagai pegiat sosial.

Di media sosial X atau Twitter, Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto menggunakan akun @kangdede78.

Baca juga: Profil Yana Shcherban, Pevoli Asal Rusia yang Kini Merapat ke Jakarta Pertamina Enduro

Ia kerap mencuit sesuatu, hingga ramai diperbincangkan.

Soal kariernya, Kristia Budiyarto atau Dede Budhyarto memulai kariernya sebagai penyiar radio.

Kala itu, dia berkarier di lembaga penyiaran negara, radio RRI untuk area Kendari, Sulawesi Selatan, dan berpindah ke sejumlah radio swasta.

Dikutip dari Tribunnewswiki, setelah malang melintang di dunia radio, Dede kemudian berhasil menjadi Direktur Program di jaringan Etnikom Network Bens Radio untuk area Makassar (2005-2008), Bandung (2008-2009) dan Jakarta (2009-2011).

Ia juga tercatat sempat menjadi General Manager di e-Commerce PT Planet Tecno.

Baca juga: Profil Kenzo Nambu, Hengkang dari Bali United Berlabuh ke Borneo FC

Kristia Budhyarto juga aktif di bidang politik.

Dia pernah menjadi relawan Jokowi (Presiden Joko Widodo) pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama.

Dia menjadi relawan Jokowi saat pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan 2019.

Kala itu, Dede mempunyai tugas sebagai koordinator tim media sosial.

Pendukung Jokowi

Dikutip dari Kompas.com, saat kontestasi Pilpres 2019, peranan Kristia Budiyarto sebagai pegiat media sosial yang mendukung Jokowi bisa dibilang cukup siginifikan.

Sebagaimana dilihat dari riwayat cuitannya di Twitter, sebagai relawan Jokowi, Kang Dede atau Kristia Budiyarto terbilang cukup aktif mencuit.

Baca juga: Profil dan Biodata Manja Mooy, Pacar Pratu Andi Tambaru, Anggota TNI yang Akhiri Hidup

Baik menyosialisasikan program pemerintah atau petahana maupun meng-counter berbagai isu negatif yang menyerang Presiden Jokowi.

Saat Pilpres 2019 lalu, Kristia Budiyarto bahkan mengorganisasi Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf untuk berperang di udara alias di media sosial.

Salah satunya meramaikan tagar #Albantani di Twitter.

Albantani sendiri merujuk pada nama Imam Besar Masjidil Haram di Makkah, Muhammad Nawawi al-Bantani.

Baca juga: Profil Lutfy Azizah, Pendiri Zendo, Layanan Ojek Online Muhammadiyah

Ulama asal Banten tersebut merupakan kakek buyut dari pasangan Ma'ruf Amin.

Tagar itu bertujuan untuk menggaet pemilih muslim yang ada di provinsi debus tersebut.

Kontroversi batalkan ceramah Ramadan

Dede Budhyarto juga sempat membuat heboh saat Pelni membatalkan acara bertajuk 'Kajian Online Zoom Meeting Ramadhan 1442 H: Ramadhan Memperkuat dan Memperteguh Iman'.

Acara itu rencananya diisi oleh pembicara Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Rizal Yuliar Putrananda, Ustaz Subhan Bawazier, KH Cholil Nafis (Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat), dan Ustaz Syafiq Riza Basalamah.

Baca juga: Profil Pieter Huistra, Pelatih Borneo FC yang Dipecat Jelang Hari Ulang Tahunnya

Dede Budhyarto mengatakan pembatalan acara itu karena tidak adanya koordinasi antara panitia acara kajian dengan direksi PT Pelni terkait pembicara yang didatangkan.

Buntut dari dibatalkannya acara kajian Ramadhan online itu, ada pejabat yang dimutasi.

Selain itu, Dede juga pernah terlibat kontoversi.

Dikutip dari Tribunnewswiki, pada Oktober 2022, namanya mencuat karena cuitannya di Twitter mengenai plesetan diksi khilafah menjadi khilaf*ck.

Cuitan itu ia unggah pada 23 Oktober 2022.

Kang Dede menulis, "Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih Capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilaf*ck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas."(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved