Berita Viral
Penyebab Uswatun Dibunuh, Dugaan Alasan Membunuh, RTH Lesu Digiring ke Polda, Ngaku Nikah Siri
Akhirnya pelaku pembunuhan Uswatun Khasanah akhirnya ditangkap. Pria tersebut berinisial RTH alias A (33) warga Tulungagung.
TRIBUN-MEDAN.com - Akhirnya pelaku pembunuhan Uswatun Khasanah akhirnya ditangkap.
Pria tersebut berinisial RTH alias A (33) warga Tulungagung.
Mengusut pengungkapan kasus, pelaku dibawa polisi untuk menunjukkan lokasi pembunuhan hingga membuang potongan tubuh korban.
Hingga akhirnya pembunuh Uswatun Khasanah tersebut digiring ke gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu (26/1/2025) pukul 21.33 WIB.
Baca juga: Gol Lisandro Martinez Menangkan Man United atas Fulham, Posisi MU di Klasemen Terangkat

Polisi mengungkapkan ada dua dugaan motif kasus mutilasi Uswatun Khasanah yang mayatnya ditemukan dalam koper di Ngawi, pada Jumat (24/1/2025).
Mayat Uswatun dimakamkan tanpa kepala dan kaki.
Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya sosok pelaku pembunuhan mayat dalam koper di Ngawi, kini terungkap.
Pelaku pembunuhan wanita itu ditangkap polisi pada Sabtu (25/1/2025) malam.
Adapun korban mayat wanita yang dimutilasi itu bernama Uswatun Khasanah, wanita asal Blitar berusia 29 tahun.

Nasibnya miris dibunuh dan dimutilasi, kini mendiang Uswatun Khasanah akhirnya mendapatkan keadilan.
Sebab pelaku pembunuhan Uswatun itu akhirnya resmi ditangkap polisi.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari Surya Malang, terduga pelaku pembunuhan Uswatun adalah pria asal Tulungagung, Jawa Timur.
Dalam foto yang beredar di media sosial, terduga pelaku tampak lesu saat ditangkap penyidik.
Diduga pelaku punya rekam jejak buruk terkait profesinya.
Terduga pembunuh Uswatun Khasanah disebut bekerja sebagai tukang jual beli mobil bodong, kredit dan gadai mobil.

Kenapa Tega Memutilasi Korban
Sosok pelaku diulas oleh Ahli Viktimologi Heru Susetya.
Kata Heru, ada dua dugaan motif pelaku tega memutilasi korban.
"Mungkin awalnya tidak berniat mutilasi, tapi kemudian ingin menghilangkan jejak lalu dimutilasi. Atau karena sudah ada perencanaan sejak awal, sudah kenal cukup lama, ada semacam emosi, ingin menghilangkan korban dengan cara cukup sulit tapi dianggap ini efektif karena tidak mudah mengidentifikasinya," ungkap Heru Susetya.
Lebih lanjut, Heru menyebut ada alasan tersendiri pelaku nekat memutilasi korban.
Salah satunya adalah agar jejaknya lama terendus kepolisian.
"Ini pelakunya punya keinginan untuk menghilangkan jejak atau membuat cukup lama bisa diidentifikasi walaupun akhirnya bisa dilacak pihak kepolisian. Bisa spontan atau direncanakan," pungkas Heru.
Baca juga: HUBUNGAN Uswatun Khasanah dan Pria Pelaku Mutilasinya Ternyata Spesial, Beraksi Saat di Hotel
Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Karo Nambur Namburi Dipopulerkan oleh Alan Dhani Sitepu
Selain itu, Heru juga menyinggung perangai terduga pelaku yang merupakan psikopat.
Sebab seseorang yang berani melakukan tindak mutilasi ada indikasi berdarah dingin layaknya Psikopat.
"Bisa dikatakan dia (pelaku) mungkin berdarah mungkin, agak psikopat. Karena kalau sekadar membunuh orang dibunuh saja enggak usah dimutilasi. Kalau sampai dimutilasi, tentunya ada kehendak yang lain, itu termasuk berdarah dingin," imbuh Heru.
Identitas korban
Sebelumnya diwartakan, terkuak identitas korban mutilasi yang mayatnya ditemukan di dalam koper.
Ternyata korban yakni Uswatun Khasanah memiliki dua anak yang masih kecil-kecil.
Dikutip dari Kompas.com, Kapolsek Garum AKP Punjung S Himawan menyebut bahwa anak-anak korban selama ini tinggal dengan nenek buyutnya, bukan dengan korban.
Sedangkan korban diketahui bekerja di Tulungagung sebagai SPG kosmetik.
"Korban punya dua anak tapi tidak tinggal bersama korban di Tulungagung. Dua anak korban ini tinggal bersama ibu dari bapak korban," kata AKP Punjung S Himawan.
Kata keluarga korban, dua anak Uswatun tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Terkait dengan kematian Uswatun, penyidik menyebut keluarga korban merahasiakan identitas anak-anak korban.
Mengaku Punya Hubungan Spesial, Nikah Siri
Disebut-sebut, RTH alias A adalah suami siri dari korban Uswatun Khasanah.
RTH diduga melakukan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah di kamar 301 hotel kawasan Kediri Jawa Timur.

Setelah melakukan mutilasi, pelaku diduga membawa potongan tubuh korban menggunakan mobil dan di buang di tiga tempat berbeda.
Seperti diketahui, jasad Uswatun Khasanah ditemukan tak utuh di selokan wilayah Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) pagi sekira pukul 09.00 WIB.
Saat itu tubuh korban ditemukan berada dalam koper dalam posisi posisi tengkurap miring.
Tubuh korban pun tak utuh, di mana kaki sebelah kiri dari pangkal paha tidak ada.

Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut serta kepala juga tidak ada.
Pelaku RTH ditangkap anggota Subdit Jatanras Polda Jawa Timur (Jatim)Sabtu (25/1/20250 sekira pukul 00.00 WIB di Madiun, Jawa Timur dalam sebuah penyergapan di jalan.
Tampang Pelaku
Setelah ditangkap, pelaku pun dibawa polisi untuk menunjukkan lokasi pembunuhan hingga membuang potongan tubuh korban.
Hingga akhirnya pembunuh Uswatun Khasanah tersebut digiring ke gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu (26/1/2025) pukul 21.33 WIB.
Tersangka RTH tampak turun digelandang oleh beberapa orang anggota kepolisian berpakaian sipil. Penampilannya kasual, selama digelandang.
Ia memakai kemeja lengan pendek warna hitam bermotif gambar flora warna putih dengan kondisi semua kancingnya terbuka dan menampakkan kaus dalam yang dikenakannya berwarna hitam.
Selama digelandang menyusuri halaman parkiran menuju ke gedung tersebut, pria bercelana jeans warna biru dongker itu, kondisi kedua pergelangan tangannya tampak diborgol ke belakang pinggangnya.
Selama berjalan menyusuri jalanan menuju gedung tersebut, Tersangka RTH berusaha menundukkan kepala menghindari lampu sorot lensa kamera awak media.
Sesaat setelah membawa Tersangka RTH ke dalam gedung tersebut.
Beberapa orang penyidik lainnya mulai berdatangan dengan menggunakan dua mobil yang berbeda.
Mobil pertama, mobil jenis SUV warna putih, yang ternyata merupakan mobil sarana yang dipakai tersangka membuang jenazah korban.
Mobil kedua, mobil jenis sedan warna hitam yang ternyata merupakan mobil pribadi milik tersangka.
Pelaku Mengaku Suami Siri Korban
Dikutip dari Surya Malang, terduga pelaku adalah pria asal Tulungagung, Jawa Timur.
Pelaku diketahui punya rekam jejak sabagai tukang jual beli mobil bodong seperti model kreditan, mobil gadai, dan lain-lain.
Disebut, pelaku dan korban memiliki hubungan spesial.
Pelaku merupakan suami siri korban.
Hal itu diungkapkan Direskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Farman.
"Pengakuan sementara katanya suami siri," kata Kombes Farman dikutip dari Tribun Jatim, Minggu (26/1/2025).
Ayah korban, Nur Khalim, menjelaskan, Uswatun semasa hidup sudah menikah tiga kali.
Uswatun Khasanah pertama kali membangun rumah tangga dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar.
Pernikahan itu dilakukan secara resmi.

Dari pernikahan ini, ia melahirkan anak laki-laki.
Namun, pernikahan itu kandas.
Tidak lama kemudian, korban menikah untuk kedua kalinya.
Ia menikah secara siri dengan pria asal Lumajang sekitar tahun 2018.
Keduanya kemudian dikaruniai anak perempuan.
Namun korban pisah lagi.
Lalu korban menikah lagi secara agama.
Suami terakhir Uswatun Khasanah berasal dari Tulungagung.
Nur Khalim menyebut kehidupan rumah tangga anaknya berjalan rukun.
Namun sejak 2024, ia tidak pernah bertemu dengan suami dari Uswatun Khasanah.
Bahkan saat korban dimakamkan.
"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah," kata Khalim.
Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu.
Belakangan diketahui di Tulungagung Uswatun tinggal sendiri.
Dia menetap di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan, Kabupaten Tulungagung.
Menurut Aan, penjaga kos, Ana terakhir ada di kamar kosnya pada Minggu (19/1/2025).
Dia pergi menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih miliknya.
"Setelah itu belum pulang lagi," ujar Aan.
Potongan Tubuh Korban Ditemukan di 3 Lokasi
Pelaku RTH membuang beberapa potongan tubuh korban di tiga kabupaten berbeda di antaranya Kabupaten Ngawi, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Ponorogo.
Dilansir dari dari TribunMataraman.com, polisi menemukan kepala dan kaki jenazah, setelah menangkap Tersangka RTH.
Kepala korban ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro menuturkan kepala jenazah ditemukan Minggu pukul 08.00 WIB.
"Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya," kata Eko, Minggu (26/1/2025).
Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil, dengan kondisi kepala terbungkus tas plastik kresek berwarna putih.
"Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan," lanjutnya.
Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek.
"Dibawa tim Polda Jatim untuk dilabforkan," ucapnya.
Namun untuk autopsi yang lebih optimal, potongan jenazah korban dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Sementara itu, potongan kaki yang diduga milik korban ditemukan di tempat pembuangan sampah di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Potongan kaki tersebut sebelumnya dimasukkan ke dalam koper merah dan ditemukan oleh warga di Kabupaten Ngawi.
Dilansir dari kompas.com, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto mengatakan, penemuan kaki korban tersebut berawal dari pengakuan pelaku.
"Jadi, temuan kaki itu ditemukan oleh tim Polda Jawa Timur tadi jam 04:00 WIB berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Minggu (26/1/2025).
Setelah ditemukan, potongan kaki tersebut segera dievakuasi ke RS Dr Harjono untuk dilakukan pemeriksaan kecocokan dengan bagian tubuh korban lainnya.
“Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono," imbuh Rudy.
Namun, belum diketahui secara pasti apakah kaki yang ditemukan merupakan sepasang atau masih ada bagian lain yang terbungkus dalam kantong plastik.
"Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” ucapnya.
Sebelum potongan kepala dan kaki, terlebih dahulu ditemukan badan korban dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis pukul 09.00 WIB.
Polisi membawa temuan jasad manusia itu ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk dilakukan autopsi.
Selain tubuh korban, polisi juga mengamankan barang bukti yang ada di lokasi seperti koper, seprai, hingga sandal.
“Semua kami selidiki, seprai bisa jadi petunjuk. Kami belum tahu apakah korban sedang hamil atau tidak, yang jelas sidik jari sudah diambil. Kami menunggu hasilnya,” kata Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi.
Hasil sementara menunjukkan beberapa anggota tubuh jasad korban, hilang secara misterius.
“Jasad yang ditemukan ini ada badan. Namun untuk kaki sebelah kiri dari pangkal paha sudah tidak ada. Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut, serta kepala juga tidak ada,” kata Kapolres.
Baca juga: Reaksi Orangtua Uswatun, Terbongkar Kedok Sang Pacar Pelaku Pembunuhan Anaknya, Jasad dalam Koper
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Sumber: tribunnews/tribunjatim.kompas.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.