TRIBUN WIKI

Profil Jensen Huang, CEO Nvidia yang Pernah Jadi Tukang Cuci Piring

Jensen Huang merupakan pendiri dari perusahaan teknologi Nvidia. Ia lahir di Tainan, Taiwan 17 Februari 1963. Ia menjadi satu orang terkaya di dunia.

Editor: Array A Argus
Nvidia/Kompas.com
CEO NVIDIA- Jensen Huang atau Jen-Hsun, CEO Nvidia yang dulunya sempat menjadi tukang cuci piring. Saat ini perusahaan yang Jensen Huang membawanya menjadi satu diantara orang terkaya di dunia.(Nvidia/Kompas.com) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Jen-Hsun, atau yang lebih dikenal sebagai Jensen Huang merupakan pendiri sekaligus CEO Nvidia.

Nvidia adalah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini, nama Jensen Huang mencuri perhatian dunia.

Sebab, ia diklaim mengalami kerugian hingga US$ 108 miliar atau sekitar Rp 1.746 triliun (kurs Rp 16.171) pada Senin (27/1/2025).

Baca juga: Profil Francisco Torres, Asisten Pelatih Barito Putera yang Pernah Bermain di Borneo FC

Kerugian Jensen Huang ini akibat aksi jual besar-besaran yang dipicu oleh perusahaan teknologi asal China, DeepSeek, yang menyebabkan indeks utama pasar saham anjlok.  

Dikutip dari Kontan.co.id, Huang mengalami kerugian terbesar secara persentase, dengan penurunan kekayaan sebesar US$ 20,1 miliar atau sekitar Rp 325 triliun, setara 20 persen dari total kekayaannya. 

Profil Jensen Huang

Jensen Huang merupakan pendiri sekaligus CEO Nvidia, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS).

Ia memiliki nama asli Jen-Hsun.

Jensen Huang lahir di Tainan, Taiwan 17 Februari 1963. 

Baca juga: Profil Liang Wenfeng, Pendiri DeepSeek Jadi Harapan China dalam Persaingan AI Global

Meski lahir di Taiwan, Jensen Huang sejak kecil kerap berpindah-pindah tempat bersama keluarganya. 

Pada usia sekitar 5 tahun, keluarga Huang pindah ke Thailand.

Di Negeri Gajah Putih itu, dia juga tidak tinggal lama.

Bahkan setelah ayahnya menjadi bagian dari program pelatihan pekerja di Amerika Serikat oleh produsen AC, Carrier, Huang direncanakan ikut pindah ke AS.

Ayahnya merasa ada banyak peluang di AS.

Di samping itu, kondisi geopolitik di Thailand saat itu tidak stabil di tengah perang Vietnam.

Baca juga: Profil, Biodata dan Agama Agnes Jennifer, Selebgram dan TikToker yang Tajir Melintir

Guna menyiapkan anaknya di AS, ibu Huang yang belum mahir berbahasa Inggris kala itu, ikut belajar bersama anak-anaknya.

Huang dan saudara laki-lakinya diminta menghafalkan 10 kata dari kamus bahasa Inggris, setiap harinya.

Pada usia 9 tahun, Huang bersaudara dikirim ke pamannya di Tacoma.

Keduanya lalu tinggal di sebuah asrama khusus laki-laki atau semacam pesantren bernama Oneida Baptist Institute di Oneida, Kentucky.

Pamannya sempat mengira ini adalah sekolah biasa tetapi memiliki asrama.

Seiring waktu, keluarga inti Huang akhirnya berkumpul dan menetap di Portland, Oregon.

Di sana pula Huang bermain tenis dan menempuh pendidikan sekolah menengah atas.

Baca juga: Profil David Clement, Suami Agnes Jennifer yang Merupakan Seorang Pengusaha

Dia lulus pada usia 16 tahun, dua tahun lebih awal dibanding usia pada umumnya.

Lulus SMA, Huang bekerja sebagai tukang cuci piring di restoran khas hidangan AS.

Meski menjadi pencuci piring, pekerjaan pertama itu sering dikenang dan menjadi pengalaman berharga bagi Huang.

Dia juga merasa bangga ketika bisa alih peran menjadi pelayan restoran.

Huang lalu melanjutkan pendidikan sarjana di bidang elektro di Oregon State University.

Di sini pula Huang bertemu dengan calon istrinya, Lori karena menjadi rekan lab di kelas teknik elektro.

Baca juga: Profil Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin, Buronan Korupsi e-KTP Baru Ditangkap Setelah 3 Tahun DPO

Lulus dari sana pada tahun 1984, Huang bekerja di sejumlah perusahaan teknologi termasuk AMD yang kini menjadi kompetitor Nvidia, hingga LSI Logic yang sekarang dimiliki Broadcom.

Pada saat yang sama, dia belajar di malam hari dan akhir pekan, hingga pria dengan nama dengan asli Jen-Hsun itu mendapat gelar master (S2) dari Stanford University dengan jurusan yang sama pada tahun 1992.

Berbekal pengalaman bekerja di bidang teknik termasuk sebagai perancang mikroprosesor, Huang mendirikan Nvidia pada tahun 1993 bersama rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem.

Perusahaan ini digagas di restoran Denny's, di East San Jose.

Baca juga: Profil Elliot James Reay, Penyanyi Muda Berbakat yang Gayanya Mirip Elvis Presley

Namun saat itu Huang yang sudah berusia 30 tahun, bukan pencuci piring di restoran khas AS itu lagi.

Saat itu, Huang dan rekannya hanya punya modal 40.000 dollar AS, tetapi mereka memahami apa yang akan terjadi di dunia komputasi.

30 tahun jadi CEO

Sejak didirikan, Huang menjabat sebagai CEO Nvidia.

Di bawah kepemimpinannya, Nvidia berkembang hingga menjadi perusahaan bernilai triliunan dollar seperti saat ini.

Salah satu kesuksesannya boleh jadi berkat kepemimpinannya yang lebih suka bekerja dengan orang yang ingin membangun inovasi, bukan orang yang berupaya merebut pangsa pasar dengan cara memangkas harga atau memoles teknologi yang sudah ada sebelumnya.

Bagi Huang, kemampuan untuk memilih adalah hal yang begitu penting.

Baca juga: Profil, Biodata dan Agama Ririn Dwi Ariyanti, Pernah Rayakan Natal dengan Jonathan Frizzy

Nvidia sendiri memilih melakukan hal yang sangat sulit dilakukan karena beberapa alasan.

Salah satunya karena hal tersebut bisa menginspirasi dan meminimalisasi persaingan.

Dengan mewujudkan hal yang belum pernah ada dan bersabar memberikan kesempatan kepada orang berbakat, Huang yakin "orang-orang hebat akan terus melakukan hal hebat", dilansir dari Quartr.

Masih soal kepemimpinannya, di kantor, Huang tidak memiliki meja karena ia memilih berkeliling di sekitar gedung dan bekerja di sejumlah ruang konferensi yang ia lewati.

Dia juga sering makan di kantin dan berbincang bersama para staf untuk makan siang atau makan malam.

Baca juga: Profil Taqy Malik, Selebgram dan Pengusaha Muda yang Terseret Kasus Investasi Bodong Robot Trading

Cara itu dijalankan Huang demi menjaga budaya yang sudah lestari di Nvidia.

Ia lebih memilih banyak berinteraksi dengan karyawan ketimbang melakukan wawancara dengan media massa.

Kini baik Jensen Huang maupun Nvidia tengah naik daun seiring dengan tingginya permintaan chip AI dari berbagai perusahaan di seluruh dunia berkat berkembangnya AI generatif.

Termasuk Orang Terkaya

Jensen Huang sempat menjadi satu diantara orang terkaya di dunia. 

Harta Huang melejit pada tahun 2023 berkat saham Nvidia yang melonjak, seiring dengan permintaan chip kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang tinggi.

Dikutip dari Kompas.com, sebagaimana dilansir dari Index Miliarder Blomberg per Jumat (24/5/2024), kekayaan Huang mencapai 91,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.464 triliun), naik dari 77 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.234 triliun) per awal tahun ini. 

Jumlah itu mengantarkan Huang ke peringkat 17 dari daftar orang terkaya di dunia.

Nvidia juga dinobatkan sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar senilai 2,59 triliun dollalr AS, naik 259,63 persen dibanding tahun lalu, dikutip dari Atock Analysis.

Perusahaan semikonduktor ini menempati peringkat ketiga sebagai perusahaan paling bernilai di dunia setelah Microsoft dan Apple.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved