Breaking News

Berita Medan

Pentolgoks, Sensasi Bakso Pedas yang Menusuk Seperti Pentol, Raih Sukses di Kalangan Anak Muda

Pada tahun 2017, sang pemilik, Gita (29) mengaku terpikir untuk membuat usaha pentol

TRIBUN MEDAN/RISYA
UMKM- Gita (29) pemilik Pentolgoks, olahan bakso pedas tanpa kuah sedang menyajikan pentol dan ceker mercon di gerainya, Jalan Ayahanda, Kota Medan 

TRIBUN MEDAN.com, MEDAN- Pentolgoks, sebuah usaha kuliner unik dan kekinian yang menyajikan bakso pedas tanpa kuah, berhasil menarik perhatian pecinta makanan pedas, khususnya kalangan milenial dan gen z.

Pada tahun 2017, sang pemilik, Gita (29) mengaku terpikir untuk membuat usaha pentol, lantaran pada saat itu belum ada yang membuka usaha serupa.

“2017 lalu, saya kepikiran buka usaha Pentolgoks karena dulu masih belum ada yang jualan bakso pedas tanpa kuah seperti ini,” ucap Gita saat ditemui di gerai Pentolgoks, Jalan Ayahanda, Kota Medan.

Ibu dari dua orang anak inipun bercerita mengenai makna dibalik kata ‘pentol’.

“Dinamakan pentol, karena baksonya pedas. Waktu itu saya kepikiran, pentol kan jarum yang tajam ya, nah sama seperti bakso saya ini, pedasnya tajam menusuk,” katanya.

Menggunakan cabai caplak sebagai bahan utama pada racikan bumbu, Gita menciptakan sensasi rasa pedas yang unik dan gurih.

“Saya buatlah racikan cabai menggunakan cabai caplak biar semakin pedas. Ternyata, anak-anak muda pada suka,” ujarnya.

Mulanya, Gita menawarkan Pentolgoks secara online kepada teman-teman terdekat, hingga akhirnya mendapatkan banyak promosi dari mulut ke mulut.

Pentolgoks pun kini menjadi salah satu jajanan yang hits dan berkembang di kalangan anak muda.

Mulanya, Pentolgoks hanya menawarkan satu varian, yaitu pentol original.

Namun, demi memenuhi selera pelanggan, Gita menambahkan berbagai menu seperti pentol keju, pentol abon sapi, pentol goreng kecap, dan ceker mercon.

Tidak hanya menawarkan menu yang variatif, cara Gita menyajikan Pentolgoks juga berbeda dari usaha pentol lainnya.

“Kalau biasanya yang jual pentol, cabai dan baksonya langsung digabung. Di Pentolgoks, kami sajikan hal yang berbeda. Cabai dan baksonya dipisah, ketika ada yang beli baru dicampurkan lah keduanya,” jelas Gita sambil mengaduk racikan cabai dan bakso.

Lantaran lokasinya yang strategis, dekat dengan sekolah maupun universitas, tak jarang para pelajar mampir ke gerai Pentolgoks sepulang sekolah atau kuliah untuk menikmati sajian bakso pedas ini.

Melihat target pasarnya, Gita pun menawarkan harga yang ramah untuk pelajar maupun mahasiswa, yaitu mulai dari Rp10.000 hingga Rp13.000.

Dalam sehari, Gita mampu menjual minimal 50 porsi pentol dan ceker, dengan keuntungan bersih mencapai Rp1.500.000 per hari.

Tantangan dan Kebangkitan Pasca Pandemi Seperti usaha lainnya, Pentolgoks pun turut mengalami penurunan omzet selama pandemi Covid-19, terutama karena Gita juga baru saja melahirkan kala itu.

Namun, setelah situasi membaik, Pentolgoks bangkit dan bahkan membuka toko offline di Jalan Ayahanda, Medan, pada awal tahun 2024.

“Meskipun sudah berjualan offline, kita juga tetap buka toko online. Dengan toko offline ini, pembeli pun semakin bertambah,” ungkap Gita.

Pecinta sajian pedas pun dapat memesan menu Pentolgoks melalui Instagram di akun @pentolgoks.

Keberhasilan Pentolgoks tidak membuat Gita cepat puas.

Ia berharap, usahanya dapat terus berkembang dan membuka lebih banyak cabang, yang tentunya akan membuka lapangan pekerjaan.

“Karena kalau cabangnya bertambah, otomatis orang yang dipekerjakan juga bertambah. Jadi bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain juga,” tutup Gita penuh harap.

(CR34/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved