Tribun Wiki

Mengenal Kabau, Buah Khas Sumatera yang Mirip Jengkol dan Dapat Menambah Nafsu Makan

Kabau atau jengkol hutan merupakan lalapan yang menyerupai jengkol dan petai yang biasa selalu ada di meja makan pada jaman dahulu.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
JENGKOL HUTAN - Kabau atau yang memiliki nama ilmiah Archidendron bubalinum merupakan tanaman khas Sumatera yang juga biasa dikenal sebagai jengkol hutan. Makanan yang biasa disajikan sebagai lalapan, dapat menambah nafsu makan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kabau atau jengkol hutan merupakan lalapan yang menyerupai jengkol dan petai yang biasa selalu ada di meja makan pada jaman dahulu.

Kabau sendiri sering dijumpai di hutan-hutan tropis di Sumatera, seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, hingga Sumatera Utara.

Buahnya berbentuk seperti kacang polong, bulat dan memanjang, buah kabau memiliki kulit hijau seperti kacang dan memiliki biji yang sebaris.

Biji buah inilah yang disebut sebagai Kabau.

Dilansir dari Ditjen Pengelola Hutan Lestari Kementrian Kehutanan, Kabau memiliki nama ilmiah Archidendron bubalinum.

Biji-biji berbentuk lempeng dan berkulit merah kegelapan ini ternyata memiliki bau khas seperti jengkol.

Namun, menurut sejumlah penikmatnya, Kabau memiliki rasa yang lebih nikmat daripada jengkol ataupun petai.

Selain nikmat, ternyata Kabau memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh.

Kabau juga memiliki manfaat sebagai menjaga sistem peredaran darah, mencegah penuaan, dan menjaga keseimbangan organ produksi (melancarkan pencernaan).

Mores salah seorang petani yang membudidayakan Kabau di Bengkulu, mengaku Kabau memiliki harga yang cukup tinggi dan masih banyak peminatnya.

"Untuk di Bengkulu sendiri, kami menjual di harga Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu per onsnya. Biasanya disini dijadikan sebagai lalapan," kata Mores.

Ia mengatakan membudidayakan Kabau tidak sulit. Sebab Kabau merupakan tanaman liar yang biasa tumbuh di hutan.

"Dibiarkan saja begitu, karena sayakan berkebun cengkeh, sambil lahan yang masih tersisa, tumbuh kabau," katanya.

Kabau sendiri tidak memiliki musim seperti buah-buah lainnya. Kabau tumbuh subur dan akan selalu ada meskipun tidak semua pohon akan berbuah.

"Kabau ini kalau untuk warga Bengkulu, biasanya untuk lalapan. Karena semakin dimakan, maka akan menambah nafsu makan kita," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved