Ramadan 2025

Tahun Kedua Jalani Ramadan di Belanda, Nabila Rindu Masakan Rumah dan Pilih Masak Menu Sahur Sendiri

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia, namun menjalankannya di negeri yang jauh dari rumah.

DOKUMENTASI NABILA PUTRI HAFSHARI
PUASA DI NEGERI ORANG: Nabila Putri Hafshari, Mahasiswa S2 Wageningen University and Research berfoto di Park Clingendael, Den Haag, Belanda. Bagi Nabila Putri Hafshari, pengalaman berpuasa di luar Indonesia memberi warna tersendiri dalam kehidupan sehari-harinya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia, namun menjalankannya di negeri yang jauh dari rumah tentu membawa tantangan tersendiri.

Bagi Nabila Putri Hafshari, Mahasiswa S2 di Wageningen University and Research, Belanda, pengalaman berpuasa di luar Indonesia memberi warna tersendiri dalam kehidupan sehari-harinya.

Nabila yang sudah satu tahun tinggal di Belanda, merasa bahwa proses adaptasi dengan kehidupan di negeri itu tidak terlalu sulit.

Sebagai seorang Muslim yang tinggal di negara dengan minoritas Muslim, ia mengaku tidak ada perlakuan khusus terhadapnya selama menjalankan ibadah puasa.

“Adaptasinya itu sebenarnya nggak susah-susah banget. Biasa saja, sih. Karena di sini kita minoritas, jadi ya nggak ada yang dispesialkan, orang-orang tetap makan, tetap berpakaian sesuai dengan mereka biasanya berpakaian,” jelas Nabila.

Puasa di Belanda sendiri, bagi Nabila, sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia.

Meskipun durasi puasa lebih pendek, sekitar 12 jam dari imsak pukul 06.00 hingga buka puasa sekitar pukul 18.30, tantangan yang dihadapi tetap serupa.

Menahan lapar dan haus sepanjang hari tentu saja menjadi ujian, namun itu bukanlah halangan bagi Nabila untuk terus menjalani ibadah dengan penuh khusyuk.

Salah satu kebiasaan yang dilakukan Nabila selama Ramadan adalah memasak sendiri untuk sahur.

Rindu masakan rumah menjadi salah satu alasan Nabila untuk memasak menu sahur dan berbuka sendiri.

Di daerah tempat ia tinggal, banyak toko Asia yang menjual bahan-bahan masakan Indonesia yang membuat Nabila lebih memilih untuk memasak agar dapat menikmati masakan yang lebih sehat dan sesuai dengan selera.

“Sahur aku masak terus setiap hari, dan di sini nyari bumbu Indonesia itu sebenarnya gampang banget. Di sini banyak toko Asia yang menjual bumbu-bumbu Indonesia. Jadi aku selalu masak karena kalau mau beli pun, nggak ada yang jualan. Di sini toko-toko kalau weekdays tutupnya jam 8 malam, kalau weekend malah jam 5 atau jam 6. Nggak ada toko yang buka 24 jam,” kata Nabila.

Menu sahurnya pun beragam, mulai dari ayam sambal hingga sop, yang selalu mengingatkannya pada masakan di rumah.

Sementara itu, saat berbuka, Nabila lebih memilih kurma, yoghurt, kacang, madu, dan buah-buahan sebagai pilihan makanan untuk berbuka.

Ramadhan di Belanda cukup asyik bagi Nabila karena adanya komunitas mahasiswa Indonesia yang cukup besar, serta komunitas Muslim yang saling mendukung satu sama lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved