Berita Viral
TERKUAK Kejanggalan Tewasnya Siswa Ditendang Polisi, Polres Asahan tak Buka CCTV, Keluarga: Fitnah
Polres Asahan menuding Pandu Brata Siregar (18) positif narkoba. Namun tudingan polisi soal Pandu gunakan pakai narkoba dibantah keluarga korban.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN-MEDAN.com - Polres Asahan menuding Pandu Brata Siregar (18) seorang siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Asahan yang meninggal setelah diduga ditendang oleh oknum polisi, positif narkoba.
Namun tudingan polisi soal Pandu gunakan pakai narkoba dibantah keluarga korban.
Sebelumnya, Polres Asahan melalui Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi mengungkap soal korban yang disebut posisi narkoba melalui press rilisnya, Rabu (12/3/2025).
"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi.
Baca juga: NASIB Siswa Anak Yatim Piatu Tewas Ditendang Polisi saat Nonton Balapan, Keluarga Bingung Lapor
Mendengar pernyataan tersebut, keluarga korban mengaku apa yang diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Asahan tersebut sebuah fitnah yang kejam.
Sebab, menurutnya, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat dan tidak pernah menyentuh hal-hal yang aneh.
"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, Rokokpun tidak," ungkap kerabat korban yang ingin identitasnya di rahasiakan.
,
D
Menurutnya, perbuatannya tersebut sangat keji dan tidak manusiawi. Sebab, Pandu memiliki cita-cita sebagai angkatan bersenjata Indonesia.
"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi. Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," ungkapnya.
Sementara, rekan korban dan juga saksi mata mengaku, sempat menemani korban di Polsek Simpang Empat saat sedang diambil tes urinenya.
Menurutnya, tes urine yang dilakukan oleh unit Reskrim Polsek Simpang Empat itu sempat negatif dan diulang sebanyak dua kali.
"Saya tau, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar. Kami keluar duduk didepan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," ungkap siswa kelas 12 SMA tersebut.
Anak yang masih berusia 18 tahun ini mengaku, korban telah mempersiapkan diri untuk mencoba tes TNI apabila tamat sekolah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.