Penganiaya Siswa di Asahan

Hasil Temuan Sementara Dokter Forensik di Jasad Siswa Asahan yang Tewas, Ada Resapan Darah di Kepala

Polres Asahan dan Dirkrimum Polda Sumut merilis hasil temuan sementara dokter forensik terhadap jasad Pandu Brata Siregar.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
PENGANIAYAAN SISWA: Tiga orang tersangka dugaan penganiayaan terhadap seorang siswa SMA di Asahan, Ipda Ahmad Efendi seorang oknum polisi, dan dua Banpol Polsek Simpang Empat, Dimas alias Bagol, Yudi Siswoyo dihadirkan untuk merayakan beberapa adegan dalam prarekontruksi yang dilakukan oleh Polres Asahan dan Polda Sumut, Senin (17/3/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Polres Asahan dan Dirkrimum Polda Sumut merilis hasil temuan sementara dokter forensik terhadap jasad Pandu Brata Siregar yang meninggal dunia diduga akibat dianiaya oleh oknum polisi bersama dua orang sipil.

dr Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.

"Temuan awal yang saya jumpai pada saat ekshumasi dan otopsi terhadap Pandu Brata Saputra Siregar, pemeriksaan awal luar, ditemui adanya warna kemerahan dan bengkak dibagian kepala belakang kiri dan kanan," ujar dr Ismurizal, Selasa (18/3/2025).

Selain itu, dia juga menemui ada empat jahitan dibagian pelipis kanan korban yang merupakan luka robek, ada warna kemerahan pada telinga kanan bagian atas, dan luka lecet di kaki dan tangan kiri korban.

"Setelah saya melakukan pemeriksaan dalam, dibagian kepala. Saya menjumpai resapan darah pada bagian belakang kiri dan kanan," ungkapnya.

Selain itu, dibagian selaput otak korban, turut ditemukan adanya warna kemerahan sehingga dirinya mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Setelah batok kepala dibuka, saya juga ada menjumpai warna kemerahan seperti resapan darah pada selaput otak. Ini juga saya ambil untuk dilakukan pemeriksaan tambahan di patologi anatomi," ujarnya.

Katanya, setelah dilakukan pemeriksaan dibagian dada korban, pihaknya menemukan adanya warna gelap pada bagian paru bawah dan atas korban.

"Disini saya menemukan adanya warna kegelapan pada jaringan paru atas dan bawah, jantung bagian bawah," ungkapnya.

Katanya, pihaknya telah mengambil sampel jaringan otak, lambung, hati, dan empedu untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sumut.

"Dengan hasil laboratorium forensik nanti, kami akan melakukan analisa dan menarik hari benang merahnya agar dapat menyimpulkan apa penyebab kematian korban," ungkapnya.

Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi.

Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved