TRIBUN WIKI
Profil Iptu Tomi Samuel Marbun, Eks Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, yang Sudah Hilang 3 Bulan
Iptu Tomi Samuel Marbun merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2017. Ia berasal dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Iptu Tomi Samuel Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni hingga saat ini tak juntrung keberadaannya.
Iptu Tomi Samuel Marbun sudah dinyatakan hilang sejak 18 Desember 2024 lalu.
Saat itu, atasannya di Polres Teluk Bintuni mengatakan bahwa pria beranak satu itu hilang saat melakukan operasi penumpasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kepada keluarga, polisi beralasan bahwa Tomi tergelincir dari kapal, dan jatuh ke perairan di wilayah Bintuni.
Baca juga: Profil Aryo Djojohadikusumo, Keponakan Prabowo yang Kini Jadi Pengurus Kadin

Namun, tidak jelas seperti apa kronologis jatuhnya Iptu Tomi Samuel Marbun.
Karena hal itu pula, keluarga curiga, ada yang ditutup-tutupi atas hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun.
Apalagi polisi tidak menjelaskan secara rinci, siapa saja yang bersama Tomi saat dirinya hilang.
Karena hal itu pula, istri Tomi, Riah Ukur Tarigan kemudian hadir memberikan keterangan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2025).
Setelah mendengar keterangan Riah, Komisi III DPR RI kemudian meminta agar kasus ini diusut kembali.
Baca juga: Profil AKBP Veronica Yulis Prihayati, Istri Eks Panglima TNI yang Tugas di Humas Mabes Polri
Profil Iptu Tomi Samuel Marbun
Iptu Tomi Samuel Marbun merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2017.
Ia berasal dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, dan lahir tahun 1994.
Pada tahun 2022, ia menikah dengan Riah Ukur Tarigan.
Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai seorang anak bernama Nathan Sam Aldetri.
Baca juga: Profil Ferlan Juliansyah, Kader PDIP yang Diduga Ikut Korupsi Langsung Dibuang Partai Banteng
Sebelum masuk Akpol, ternyata Iptu Tomi Samuel Marbun sempat mengenyam pendidikan di bangku kuliah.
Kala itu ia berhasil lolos di Institut Pertanian Bogor dengan jurusan Hama dan Proteksi Tanaman.
Namun, ketika ada pendaftaran Akpol, alumni SMA Kalam Kudus ini kemudian mendaftar untuk kali kedua.
Ternyata, nasib baik berpihak pada putra kedua anak pasangan Tumpal Marbun dan Elfrida boru Gultom ini.
Ia lolos menjadi polisi, dan kemudian ditugaskan di wilayah Papua Barat.
Selama bertugas di Papua Barat, karier Tomi pun moncer.

Baca juga: Profil Brigjen Endar Priantoro, Kapolda Kaltim Eks Penyidik KPK, Harta Kekayaannya Rp 11,5 Miliar
Ia kemudian ditunjuk sebagai Kasat Reskrim Polres Papua Barat.
Sayangnya, saat menjalankan tugas rahasia penumpasan KKB, Iptu Tomi Samuel Marbun kemudian dinyatakan hilang pada 18 Desember 2024 lalu.
Tidak jelas bagaimana Tomi bisa hilang.
Atasannya cuma bilang pada keluarga, bahwa Tomi hilang setelah dirinya tergelincir dari kapal yang mereka tumpangi.
Hingga saat ini, Tomi tak kunjung ditemukan.
Orangtua, istri dan keluarga Tomi masih menanti kabar lanjutan terkait hal ini.
Ada Kejanggalan
Pihak keluarga, terutama isteri Iptu Tomi Samuel Marbun merasa ada kejanggalan atas hilangnya sang suami.
Sampai saat ini tidak ada penjelasan pasti bagaimana kronologis hilangnya ayah satu anak tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Riah Ukur Tarigan, istri Tomi membeber kecurigaannya.
Apakah kronologi hilangnya IPTU Tomi Marbun sudah didapatkan keluarga?
Riah Tarigan: Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari kedinasan. Yang disampaikan ke saya hanya via telepon oleh anggota dan Pak Kapolres.
Saya bahkan meminta olah TKP dan kejelasan pencarian suami saya namun tidak ada. Hasil pencarian pun tidak pernah dilaporkan ke pihak keluarga.
Apakah ada pencarian lanjutan?
Riah Tarigan: Kemarin sempat dijanjikan ke pihak keluarga jika ada pencarian lanjutan karena ini hanya pemberhentian sementara.
Tapi sampai hari ini tidak ada kejelasan dari pihak Polres maupun Polda Papua Barat.
Kapan komunikasi terakhir dengan suami?
Riah Tarigan: Tanggal 15 Desember 2024 sebelum suami pamit beliau sempat ngomong mau ajak bicara empat mata dengan saya.
Tapi saat itu saya lagi di luar rumah dan menyuruhnya untuk menunggu.
Tapi dia memaksa, sampai mengejar mobil saya. Saya bilang sabar, nanti pulang baru ngobrol.
Saat saya pulang, suami ternyata sudah tidak di rumah. Kami tidak sempat ngobrol.
Sore hari saat suami pulang saya bertanya mau ngobrol apa. Tapi dia bilang tidak jadi.
Dia hanya meminta dikirimkan sejumlah uang transportasi untuk memfasilitasi operasi senyap ini.
Ibunda: Saat anak saya berangkat bertugas tanggal 15 Desember, dia minta doa.
Memang biasanya begitu. Sempat cerita sebentar kalau dia mau ke gunung.
Jadi saya bilang jangan sembarangan di sana karena itu tempat KKB.
Saya pesan tetap waspada ingat keluargamu.
Dia jawab iya, katanya hanya menjalankan tugas negara.
Kapan IPTU Tomi ke Bintuni?
Riah Tarigan: Berangkat ke hutan tanggal 15 Desember 2024 malam.
Apakah ada komunikasi selepas (tanggal 15) itu?
Riah Tarigan: Tanggal 16 Desember sekitar jam 1 dini hari dia chat tapi saya masih tidur.
Pagi baru saya lihat pesannya. Saya balas tapi centang 1.
Dia mengabarkan sudah perjalanan ke hutan dan meminta saya antisipasi jika terjadi hal buruk.
Dia memang mengirim kontak orang-orang yang harus saya hubungi kalau terjadi hal buruk.
Kapan dapat informasi Jika IPTU Tomi hilang?
Riah Tarigan: Saya dapat kabar tanggal 18 Desember ada kejadian seperti ini.
Saya sempat mengontak nomor yang sudah diberikan dan merekalah yang membantu helikopter untuk keluarga.
Apakah ada sda rekan (personil) lain yang hilang?
Riah Tarigan: Hingga hari ini cuma suami saya yang belum kembali.
Bagaimana kondisi cuaca saat suami berangkat?
Riah Tarigan: Adik suami saya yang kebetulan di Bintuni menanyakan beberapa anggota yang ada di tim, mereka bilang cuaca cerah. Tidak hujan, tidak banjir.
Apa penyebab ketidakjelasan ini?
Riah Tarigan: Tidak adanya keterbukaan dari pihak yang bertanggung jawab ke keluarga.
Saat pencarian pun pihak Polres sangat tertutup. Mereka tidak mau menerima bantuan.
Padahal ada bantuan dari TNI mengirimkan pasukan tapi dipulangkan.
Kejadian ini harusnya melibatkan Basarnas, tapi ternyata hanya dua orang dan satu hari. Setelah itu tidak ada surat masuk ke basarnas.
Padahal kejadian ini, kami butuh banyak pihak untuk pencarian.
Makanya saya merasa janggal.
Beberapa kejanggalan yang saya dapatkan sampai hari ini.
Kalau hanyut jasadnya di mana?
Saya menduga ada hal-hal yang ditutupi.
Sudah menghadap Mabes Polri?
Riah Tarigan: Saya bersama keluarga besar sempat menghadap ke Kabareskrim dan disambut dengan baik juga. Beliau mengatakan akan menindaklanjuti.
Harapannya?
Riah Tarigan: Besar harapan saya adanya keterbukaan ke keluarga.
Ibunda: Kami meminta dilanjutkan pencarian dan olah TKP.
Sebagai ibu saya kecewa, anak saya melaksanakan tugas negara. Saya minta penjelasan di mana keberadaan anak saya.
Pak Kapolres tolong diperiksa bagaimana kronologi kejadian sebenarnya.
Sebagai pimpinan harusnya Pak Kapolres dapat memberikan penerangan ke kami.
Apakah ada rencana ketemu anggota DPR?
Riah Tarigan: Kami sudah memasukkan surat ke Komisi III dan V DPR RI.
Kami harap bisa diterima dengan baik agar semuanya bisa diperiksa, utamanya anggota-anggota yang berada di tim.
Sekitar dua mingguan surat dimasukkan tapi belum ada respon.
Upaya agar kasus ini dapat perhatian?
Riah Tarigan: Awalnya saya tidak mau memviralkan karena saya menghargai pihak terkait.
Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan.
Bahkan yang membuat saya sedikit kecewa, suami saya belum ditemukan, malah kenapa pihak terkait malah dapat promosi jabatan.
Satu tanggung jawab saja belum diselesaikan kenapa dapat promosi jabatan.
Bagaimana Jejak pencarian?
Riah Tarigan: Kebetulan ayah saya di hari pencarian turut serta. Saya juga beberapa kali ikut dalam tim.
Tapi hasil pencarian itu tidak pernah diinformasikan secara resmi ke keluarga.
Setelah dilakukan penghentian pencarian, kami keluarga sempat mencari sendiri.
Apa kendala tim pencarian?
Riah Tarigan: Yang dilaporkan alam di Papua, seperti arus.
Tipe sungai di sana kadang-kadang bisa surut dan kering sekali.
Tapi kalau banjir arusnya kencang.
Saya dapat informasinya dari masyarakat setempat.
Siapa pihak yang ikut membantu pencarian?
Riah Tarigan: Pihak-pihak yang harusnya ikut serta tidak diizinkan.
Bahkan ada masyaraat yang mau ikut pencarian tidak diperbolehkan.
Pasukan TNI yang diperbantukan dipulangkan, tidak diberangkatkan ke TKP.
Inilah yang membuat saya bertanya-tanya kenapa pencarian suami saya dibatasi.
Hanya intern polres.
Saya dapat informasi yang memulangkan adalah Kabag Ops Sakaria.
Alasan pemulangan?
Riah Tarigan: Tidak ada informasi, saya juga sempat ketemu Kabag Ops tapi tidak menjelaskan alasannya.
Waktu itu saya datang ke ruangan Kapolres dan ada pak Kabag Ops tapi saat itu tidak dijelaskan secara jelas. Terputar-putar.
Pak kapolres yang menjelaskan mis komunikasi soal pemulangan.
Apakah ini operasi pertama suami Anda?
Riah Tarigan: Suami saya sudah sering melakukan tugas ini.
Sebelumnya pernah menarik anggota KKB dipulangkan ke NKRI dengan selamat.
Sebelum-sebelumnya suami saya juga tidak pernah mengatakan hal-hal buruk. Barulah kali ini dia bicara seperti itu.
Sempat cerita soal tugas ini?
Riah Tarigan: Sebelum berangkat memang sempat menanyakan pendapat saya soal pengejaran KKB.
Pesan khusus Anda?
Riah Tarigan: Saya mohon kepada Pak Presiden, Wakil Presiden, petinggi-petinggi Polri untuk diusut tuntas apa sebenarnya yang terjadi pada suami saya.
Kami punya anak kecil, butuh penjelasan, tidak mungkin hilang tanpa jejak.
Saya mohon agar anggota tim dan pihak terkait yang ada di sana diperiksa lagi, supaya ada keterbukaan dan pencarian suami saya.
Saya juga memohon kepada anggota DPR RI Komisi III dan V agar kami disambut dengan baik, bisa membantu kami.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.