Sumut Terkini
Mengenal Masjid Assalam Nagari Somanimbil di Toba yang Didirikan oleh Haji Jasolim Simanjuntak
Sebuah masjid di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba kokoh berdiri. Bangunan yang sudah berumur hampir 200 tahun ini dibangun mualaf.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Masjid Assalam Nagari Somanimbil di Desa Parsuratan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba tampak kokoh berdiri.
Bangunan yang sudah berumur hampir 200 tahun ini dibangun oleh seorang mualaf yang bernama Haji Jasolim Simanjuntak.
Ia adalah penganut pertama Islam di Nagari Somanimbil tersebut.
Sebelumnya, ia menganut Aliran Kepercayaan Parmalim. Era tahun 1920-an di kawasan tersebut, masyarakat sekitar mayoritas menganut Aluran Kepercayaan Parmalim.
Nagari ini kini sudah dibagi menjadi beberapa desa, antara lain: Paindoan, Hutagaol Peatalun, Hutabulu Mejan, Sibuntuon, dan Matio.
Sekitar tahun 1920-an, Jasolim Simanjuntak berdagang ke Padang Bolak dari Toba melalui jalur Habinsaran.
Kala itu, transportasi yang digunakan adalah sado. Ia berdagang lembu dan kerbau yang memakan waktu perjalanan sehari.
Pembangunan mushola di Nagari Somanimbil digagas oleh Haji Jasolim Simanjuntak setelah ia mendapatkan pemahaman keislaman di Padang Bolak.
Pembangunan mushola tersebut berlangsung pada tahun 1930-an yang kini berada di belakang mesjid tersebut. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih berdiri dan sudah diubah fungsinya sebagai tempat penjaga mesjid atau marbot.
Jasolim Siamanjuntak menjadi haji setelah ia naik haji pada tahun 1956 bersama dengan Haji Umar, dan Tuan Imam Nainggolan.
Kala itu, transportasi yang digunakan menempuh Tanah Suci menggunakan kapal laut. Perjalanan amat melelahkan, memakan waktu tiga bulan.
Pemahaman keislamannnya semakin bertumbuh dengan adanya pengalaman rohani selama berada di Tanah Suci.
Dalam perjalanan waktu mushola tersebut dipugar dengan menggunakan kayu alam yang berasal dari hutan sekitar.
Gotong-royong dan kerja sama umat dan warga sekitar membuat mushola tersebut berhasil dipugar.
"Bisa kita lihat bagaimana jauhnya hutan sekitar dari masjid ini. Kita bisa bayangkan kerja sama dan gotong royong saat itu sehingga kayu alam dari hutan bisa dibawa ke sini," ujar Suleman Simanjuntak, keturunan Haji Jasolim Simanjuntak yang saat ini sebagai Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Assalam Nagori Somanimbil.
"Mayoritas, umat muslim yang ada saat itu mualaf dari Aliran Kepercayaan Parmalim. Setelah ini menjadi mesjid, dilakukanlah Sholat Jumat," lanjutnya.
Sekitar tahun 1982, bangunan mesjid ini dipugar menjadi semi permanen dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar.
Alasan pemugaran masjid adalah jumlah umat muslim yang semkain bertambah.
"Bahkan, umat muslim dari Kota Balige pun masih di sini mengadakan Sholat Jumat," sambunngya.
Pada tahun 1997, lahan yang di depan mesjid ini diwakafkan oleh keluarga Haji Jasolim Simanjuntak bagi pembangunan masjid.
"Dulunya, tanah ini diwakafkan keluarga Jasolim Simanjuntak agar bangunan dapat diperbesar. Bangunan di depan masjid tersebut adalah Kantor Nagari Somanimbil," lanjutnya.
Saat itu, eks Wagubsu Haji Alimuddin Simanjuntak sebagai inisiator pembangunan mesjid tersebut. Haji Alimuddin Simanjuntak adalah cucu Haji Jasolim Simanjuntak.
Yang pasti kita keturunan Haji Jasolim Simanjuntak berkontribusi dalam pembanguan mesjid ini. Pada tahun 1999, masjid itu diresmikan dengan nama Masjid Assalam Nagari Somanimbil.
"Setelah dibangun, lokasi ini dibagi menjadi beberapa bagian sehingga ada tempat penjaga mesjid. Saya tinggal di sini selama tiga tahun sekaligus mengajari anak-anak membaca Alquran. Luas bangunan masjid saat ini adalah 9 meter x 9 meter," katanya.
(cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Kejari Karo Tunda Sidang Dakwaan Kasus Korupsi Profil Desa, Terdakwa Minta Didampingi Pengacara |
![]() |
---|
5 Kg Sabu Tak Bertuan Diamankan Satnarkoba Polres Asahan |
![]() |
---|
Program Sekolah Gratis untuk Kepulauan Nias Capai Rp 30 Miliar, Disdik Sumut Sebut Ada 4 Zonasi |
![]() |
---|
Tim Cobra Ringkus 2 Tersangka Curanmor di Kota Binjai, Acungkan Parang ke Korban saat Beraksi |
![]() |
---|
Bupati Madina dan Nias Utara Keluhkan Soal Program MBG yang Tak Berjalan Maksimal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.