Berita Viral

JEJAK Oknum TNI AL Rudapaksa dan Bunuh Calon Istri, Tim Forensik Temukan Fakta Baru di Rahim Juwita

fakta baru terus bermunculan mengungkap misteri kematian Juwita, jurnalis asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Editor: Juang Naibaho
Istimewa
PEMBUNUHAN JURNALIS - Kematian tragis Juwita, seorang jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Tersangka pelaku adalah oknum TNI AL Kelasi Satu Jumran, yang merupakan calon suami korban. 

TRIBUN-MEDAN.com - Motif oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) Kelasi Satu Jumran tega menghabisi calon istrinya, Juwita, masih belum terungkap.

Meski begitu, fakta baru terus bermunculan mengungkap misteri kematian jurnalis asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan tersebut.

Diketahui, Juwita ditemukan tewas di pinggir jalan kawasan Gunung Kupang, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025).

Awalnya Juwita disangka korban kecelakaan lalu lintas. Belakangan, keluarga menemukan kejanggalan atas kematian Juwita sehingga melapor ke kepolisian.

Kini, tim forensik menemukan hal yang mengejutkan di rahim Juwita.

Temuan itu diungkap oleh Ketua Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Muhamad Pazri.

Dia mengungkapkan, di rahim korban ditemukan berupa cairan sperma. Hal ini memunculkan dugaan bahwa almarhum sempat dirudapaksa. 

Pazri mengatakan, keluarga korban meminta dilakukan tes DNA terhadap sperma yang ditemukan tersebut. 

"Berdasarkan keterangan dari dokter forensik, sperma tersebut diketahui memiliki volume yang besar. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang asal-usul sperma tersebut, sehingga pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan pemilik sperma tersebut," ujarnya. 

Ia mengatakan, tes DNA ini dianggap penting guna memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. 

"Namun, tes DNA yang dimaksud memerlukan fasilitas forensik yang lebih lengkap, yang saat ini tidak tersedia di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA tersebut dilakukan di luar daerah, seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan tuntas," jelasnya. 

KELUARGA JUWITA - Keluarga dan tim advokasi korban pembunuhan jurnalis Juwita keluar dari ruangan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Lanal Banjarmasin, Rabu (2/4/2025) sore. Keluarga Juwita diperiksa selama lebih lima jam oleh penyidik. Terbaru keluarga minta tes DNA. (Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)
KELUARGA JUWITA - Keluarga dan tim advokasi korban pembunuhan jurnalis Juwita keluar dari ruangan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Lanal Banjarmasin, Rabu (2/4/2025) sore. Keluarga Juwita diperiksa selama lebih lima jam oleh penyidik. Terbaru keluarga minta tes DNA. (Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah) (Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)

Pihak kuasa hukum berharap agar penyidik dapat melakukan penyidikan yang lebih komprehensif ke depannya, dengan fokus pada beberapa petunjuk baru yang diberikan oleh keluarga korban.

"Salah satu usulan yang disampaikan oleh kuasa hukum adalah untuk memeriksa kembali rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian," ujar Pazri. 

Pazri mengatakan hal ini termasuk CCTV yang mencatat rute perjalanan korban, tempat menitipkan motor dan kondisi tempat kejadian perkara (TKP). 

"Kami menilai bahwa pengecekan ini penting untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai kronologi kejadian," terangnya. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved