TRIBUN WIKI

Hukum Menggabungkan Puasa Qadha dengan Puasa Syawal, Simak Penjelasan Lengkapnya

Hukum menggabungkan puasa qadha dengan puasa Syawal adalah boleh. Namun disarankan untuk menyelesaikan puasa qadha terlebih dahulu.

Editor: Array A Argus
Pinterest/Sarah S
SAHUR KELUARGA- Ilustrasi suasana sahur bersama keluarga di rumah dalam suasana yang begitu hangat. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Setelah menjalankan puasa Ramadhan sebulan penuh, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa Syawal.

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan setelah Lebaran pertama di bulan Syawal.

Namun ada yang bertanya, apakah boleh menggabungkan puasa qadha dengan puasa Syawal.

Sebab bisa saja, ada beberapa umat muslim yang sempat kecolongan selama Ramadhan.

Baca juga: Niat Puasa Sunnah Bulan Syawal yang Digabung dengan Puasa Senin Kamis, Arab dan Latin

SAHUR- Ilustrasi keluarga muslim saat melaksanakan sahur di rumah dalam suasana yang begitu hangat.
SAHUR- Ilustrasi keluarga muslim saat melaksanakan sahur di rumah dalam suasana yang begitu hangat. (Pinterest/gulfnews)

Saat bulan Ramadhan tiba, bisa saja umat muslim tersebut sakit, sehingga tidak bisa menunaikan kewajiban puasa Ramadhan.

Pertanyaannya, apakah boleh menggabungkan puasa qadha dengan puasa Syawal.

Menilik pernyataan Imam al-Syarqawi (w 1227 H) dalam karyanya Hasyiyah al-Syarqawi, bahwa menggabungkan puasa qadha dengan puasa Syawal hukumnya boleh.

ولو صام فيه [أي في شهر شوال] قضاء عن رمضان أو غيره نذراً أو نفلاً آخر، حصل له ثواب تطوعها؛ إذ المدار على وجود الصوم في ستة أيام من شوال…، لكن لا يحصل له الثواب الكامل المترتب على المطلوب إلا بنية صومها عن خصوص الست من شوال…

“Bila seseorang berpuasa pada Syawal dengan niat qadha, atau selainnya seperti nadzar atau puasa sunnah lain, orang tersebut tetap mendapatkan pahala puasa sunnah Syawal. Sebab substansi puasa enam hari di bulan Syawal telah dilaksanakan. Tetapi, dia tidak mendapatkan pahalanya dengan sempurna sesuai kriteria yang dituntut (oleh hadits). Bila ingin mendapat pahala puasa Syawal dengan sempurna, harus dilaksanakan dengan niat khusus puasa enam hari Syawal (tidak digabung dengan yang lain)…” (Lihat Hasyiyah al-Syarqawi, juz 1, hlm 474).

Baca juga: Hukum Menggabungkan Puasa Sunnah Syawal dengan Senin-Kamis Beserta Bacaan Niatnya

SAHUR- Ilustrasi keluarga muslim saat melaksanakan sahur untuk menjalankan ibadah puasa sunnah.
SAHUR- Ilustrasi keluarga muslim saat melaksanakan sahur untuk menjalankan ibadah puasa sunnah. (Pinterest/Afifa Art)

Dari pernjelasan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa sebaiknya bila ingin mengerjakan puasa qadha dan puasa Syawal haruslah terpisah.

Hanya saja, bila ingin menggabungkannya boleh-boleh saja.

Namun, bila ingin mendapatkan pahala puasa Syawal dengan sempurna, ada baiknya mendahulukan puasa qadha.

Dikutip dari mui.or.id, al-Ramli (w 1004 H) dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj berpendapat bahwa seseorang melaksanakan puasa qadha pada Syawal, dia tetap mendapatkan pahala sunnah Syawal tetapi tidak mendapatkan pahala yang sempurna.

Baca juga: Niat Puasa Sunnah Bulan Syawal atau Puasa 6 Setelah Idul Fitri

Ini, menurut al-Ramli adalah pendapat yang difatwakan oleh ulama sebelumnya yaitu al-Walid yang mengikuti pendapat al-Barizy, al-Ashfuni, al-Nasyiry, dan al-Faqih ‘Ali bin Shalih al-Hadlrami dan lain sebagainya. (Lihat Nihayatul Muhtaj, juz 3, hlm 208)

Kesimpulannya, boleh-boleh saja menggabungkan niat qadha puasa dan sunnah Syawal berbarengan.

Akan tetapi, bila ingin pahala melaksanakan sunnah Syawal dengan sempurna, harus mendahulukan qadha terlebih dahulu lalu dilanjutkan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved