Breaking News

Tempat Nongkrong di Medan

Mengenal Lebih Dekat dengan Gora, Kafe yang Angkat Budaya Batak Lewat Kuliner dan Suasana

Harry Napitupulu (27) pengelola Gora, menjelaskan bahwa nama “Gora” memiliki filosofi tersendiri.

Penulis: Joy Silvana Aritonang | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUNMEDAN/JOY SILVANA ARITONANG
USUNG KONSEP TRADISIONAL - Seorang pengunjung Gora dengan aneka hidangan khas Nusantara, seperti martabak mi, ayam rica, belut cabai hijau, dan nila tumis. Gora mengusung konsep tradisional, yang berlokasi di Jalan Pembangunan, Lorong Kabung, Kota Medan. 

TRIBUN-MEDAN, MEDAN - Di tengah hiruk pikuk aktivitas mahasiswa dan warga sekitar Universitas Sumatera Utara (USU), hadir sebuah tempat tongkrongan baru yang menawarkan nuansa berbeda bernama Gora.

Harry Napitupulu (27) pengelola Gora, menjelaskan bahwa nama “Gora” memiliki filosofi tersendiri.

“Gora itu sebenarnya, dari bahasa Batak artinya panggil. Tapi kita buat juga jadi suatu istilah, yang kepanjangannya Bagot Nusantara,” ujar Harry saat ditemui oleh Reporter Tribun Medan.

Ia berharap, tempat ini bisa menjadi ruang berkumpul sekaligus memperkenalkan kembali kekayaan kuliner dan budaya Batak kepada generasi muda.

Meski baru beroperasi selama satu bulan, Gora sudah mulai menarik perhatian, terutama dari kalangan mahasiswa. Lokasinya yang strategis serta konsep yang unik menjadi daya tarik tersendiri.

“Gora baru berjalan sebulan ini, ya memang belum lama. Kalau konsep, kita itu tetap anak muda tapi dikemas secara tradisional,” katanya.

Konsep ini terlihat jelas dari desain Gora yang memadukan elemen pondok-pondok beratap daun nipah hingga musik Batak yang mengalun pelan di latar.

Tak hanya dari segi suasana, keunikan Gora juga tampak dari menu yang ditawarkan.

“Di sini ada juga minuman tradisional Tuak. Tapi tenang aja, ada juga softdrink seperti Milo, teh tarik, kopi, teh manis dan lain-lain,” jelas Harry.

Untuk pilihan makanan, pengunjung disuguhkan berbagai hidangan yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga membangkitkan kenangan akan masakan rumahan.

“Kalau makanannya di sini ada nasi goreng, nila tumis, martabak mi, sama menu event seperti belut cabai hijau, ayam rica,” katanya.

Menu-event ini dihadirkan khusus pada hari-hari tertentu sebagai variasi dan bentuk eksplorasi kekayaan kuliner daerah.

Saat ditanya soal keunggulan Gora dibandingkan kompetitor, Harry dengan nada rendah menjawab.

“Yang membedakan kita dengan kompetitor itu, dari segi tempat bisa dilihat ya. Gora ini parkirannya luas, segi kebersihan juga baik, tapi bukan berarti tempat lain nggak bersih ya,” ucapnya sambil tersenyum.

Ia juga menambahkan bahwa suasana sekitar kafe turut memperkuat daya tarik tempat ini.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved