Sumut Terkini

Retak dan Nyaris Roboh, Bangunan SD di Pematang Sei Baru Asahan Memprihatinkan, Sempat Makan Korban

Sekolah dasar negeri (SDN) 014628 Pematang Sei Baru memerlukan perhatian ekstra dari pemerintah Kabupaten Asahan.

Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIF
SEKOLAH RUSAK- Gedung sekolah dasar negeri (SDN) 014628 nyaris roboh dengan beberapa titik tiang penahan patah, Senin (14/4/2025). Kepala sekolah mengaku sempat ada seorang siswa tertimpa bangunan dan sudah berulang kali diajukan namun tidak direalisasikan. 

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Kibaran bendera merah putih yang dibentang di atas sebuah bambu tampak lesu dipadukan dengan lapangan sekolah yang kumal.

Sekolah dasar negeri (SDN) 014628 Pematang Sei Baru memerlukan perhatian ekstra dari pemerintah Kabupaten Asahan.

Gedung yang kropos dan retak, membuat suasana belajar menjadi was-was. Para guru dan orang tua khawatir dengan kondisi kelas yang tampak memprihatinkan.

Tak hanya itu, tiang penyangga kelas tampak mulai berpatahan dan nyaris roboh. Terlebih, sekolah yang diisi oleh 140 orang siswa ini, kerap didatangi banjir apabila air laut naik.

Air asin yang masuk mulai merusak perabotan sekolah mulai dari pintu, meja, kursi dan bahkan ruangan kelas itu sendiri.

Kepala sekolah SDN 014628, Nazri mengaku sudah sempat ada korban siswa tertimpa bangunan di areal sekolah.

"Bangunannya itu bangunan rumah dinas kepala sekolah, tapi masih di satu areal ini. Kakinya itu cacat, karena terkena dinding yang tumbang, sehingga kami sempat larikan kerumah sakit," kata Nazri saat dijumpai, Senin (14/4/2025).

Lanjutnya, kekhawatiran tersebut yang membuatnya selalu khawatir dengan para siswa yang menimba ilmu di bangunan yang usianya hampir 50 tahun tersebut.

"Bangunan ini sudah sangat rapuh, besi penyangga sudah keluar dari beton ini. Kami khawatir, anak-anak yang belajar, tiba-tiba datang gempa, ataupun ini tertiup angin kencang, dinding ini bisa saja roboh," ujarnya.

Pihaknya mengaku sudah berulang kali mengajukan bantuan untuk merehab sekolah tersebut, karena masih banyak siswa yang menimba ilmu di sekolah tersebut.

"Anak-anak kami ini sekolah jarang bersepatu, rata-rata pakai sendal karena halaman kami becek. Kalau hujan, kami tidak upacara karena lapangan berlumpur," katanya.

Selain itu, kamar mandi yang harusnya menjadi fasilitas bagi para siswa, kini terpaksa menjadi gudang sekolah karena keterbatasan ruang yang dimiliki.

"Kamar mandi itu sebenarnya ada dua, tapi satu sudah dijadikan gudang, karena banyak barang-barang yang rusak. Proposal perbaikan sekolah setiap tahun sudah kami usulkan, tapi tidak pernah ada turun kemari, bahkan kalau sudah masuk, katanya tiba-tiba hilang berkas itu," ujarnya.

Ia berharap, ada perhatian pemerintah untuk memperbaiki sekolah yang masih aktif dan memiliki siswa yang cukup banyak tersebut.

"Dinding kami ini kalau digerus, garam. Karena kalau banjir, sekolah ini tergenang sampai 40 Senti meter," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved