Sumut Terkini

Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita dan Ibu Hamil, Dinkes Samosir: Upaya Menekan Angka Stunting 

Kabid Kesmas Dinkes Samosir Mawarisa Sitinjak telah melakukan pelatihan bagi para kader PMT

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
Dok. Dinkes Samosir
Para kader PMT sedang dilatih untuk penyiapan makanan bergizi berbahan pangan lokal nagi ibu hamil dan anak balita di Kecamatan Sianjur Mulamula, kemarin, Selasa (22/4/2025). Tujuannya, menurunkan angka stunting di Samosir. 

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal bagi ibu hamil dan balita yang diselenggarakan di setiap puskesmas diharapkan sebagai langkah mengurangi angka stunting di Samosir. 

Oleh karena itu, Kabid Kesmas Dinkes Samosir Mawarisa Sitinjak telah melakukan pelatihan bagi para kader PMT yang berada pada setiap puskesmas yang ada di Kabupaten Samosir.

"Kader PMT dari posyandu  menjadi ujung tombak dalam penurunan stunting. Maka perlu dilatih untuk menyiapkan makanan bergizi," kata Mawarisa Sitinjak, Rabu (23/4/2025). 

Peran para kader PMT di Posyandu adalah memantau perkembangan anak dan ibu hamil secara berkala.

Sehingga semua bayi balita yang kurang berat badan atau timbangan tidak naik bisa langsung diintervensi sehingga tidak menambah jumlah stunting.

"Hasil penimbangan dan pemantauan rutin selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan PMT lokal," tuturnya.

"Kita mencegah agar stunting tidak bertambah dan bayi yang baru lahir jangan lagi ada stunting, maka perlu edukasi kepada ibu-ibu untuk pemberian makanan bergizi kepada anak," sambungnya.

Pelatihan kader PMT telah berlangsung sejak kemarin, Selasa (22/4/2025) dan tetap berlanjut hingga 230 posyandu yang terdapat pada 12 puskesmas se-Kabupaten Samosir. 

Ia mengajak kader PMT mesti semangat dan serius mewujudkan Samosir zero stunting. Ia juga meminta peran para kades pada program tersebut. 

Soal penanganan stunting ini, Pemkab Samosir telah meluncurkan program yang dinamai Rantang Samosir Penurunan angka Stunting (Ramos Pantas). 

"PMT berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan risiko KEK serta balita bermasalah gizi di Tingkat Puskesmas. Pelatihan ini digelar di Desa Aek Sipitudai, Kecamatan Sianjur Mulamula sejak kemarin," sambungnya. 

"Sebagaimana amanat prioritas pembangunan nasional untuk meningkatkan SDM, Pemkab berupaya menekan angka stunting dengan memberi perhatian kepada ibu hamil dan balita," sambungnya.

Menurutnya, ibu hamil dan anak balita merupakan satu kelompok yang rawan gizi dan perlu mendapat perhatian khusus. 

"Usia balita merupakan kelompok rawan terhadap kekurangan gizi. Begitu pula dengan ibu hamil," tuturnya.

"Apabila mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin yang berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan atau stunting," pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved