Berita Viral

Ayah Akhirnya Temukan Anaknya yang Hilang 22 Tahun, Kini Putranya Malah Tutup Semua Akses Komunikasi

Seorang ayah berhasil menemukan putranya yang diculik sejak usia tiga tahun dan hilang selama 22 tahun.

GRID.ID
ANAK HILANG: Ilustrasi ayah dan anak. Seorang ayah diblokir oleh anaknya yang sudah hilang selama 22 tahun, Kamis (24/4/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com – Seorang ayah berhasil menemukan putranya yang diculik sejak usia tiga tahun dan hilang selama 22 tahun.

Namun, harapan untuk membangun kembali hubungan keluarga kandas setelah sang anak memilih menjauh dan memutus kontak melalui media sosial.

Dikutip dari Sanook.com Kamis (23/4/2025), Lei Wu Ze (55), pria asal Kota Yueyang, Provinsi Hunan, telah menghabiskan lebih dari dua dekade mencari putranya yang hilang.

Anak laki-lakinya, Chuan Chuan, diculik pada tahun 2001 saat sedang bermain di luar rumah bersama tetangga.

Saat itu, keluarga Lei hidup sederhana di sebuah stasiun pengiriman barang.

Tidak tinggal diam, Lei dan istrinya memulai pencarian besar-besaran yang berlangsung selama 22 tahun.

Mereka melibatkan lebih dari 300 petugas kepolisian, mencatat lebih dari 2.000 petunjuk, dan menghabiskan dana sekitar satu juta yuan.

Lei bahkan menawarkan hadiah 250.000 yuan (sekitar Rp550 juta) bagi siapa pun yang dapat membantu menemukan anaknya.

Perjalanan pencarian ini juga ia bagikan di media sosial, mengundang simpati lebih dari 150.000 pengikut dan perhatian dari media nasional, termasuk dokumenter oleh CCTV.

Pada Juni 2023, polisi akhirnya menemukan Chuan Chuan di Shenzhen, Tenggara Tiongkok.

Ia telah menyelesaikan studi universitas, bekerja di bidang pemasaran, dan hidup mandiri.

Penyelidikan menunjukkan bahwa penculiknya, Wang Haowen, adalah bagian dari jaringan perdagangan anak dan telah divonis hukuman mati setelah terbukti menjual 11 anak, termasuk Chuan Chuan.

Meski Lei berharap dapat menyambut kembali putranya dengan pesta kecil, Chuan Chuan menolak tampil di hadapan publik dan enggan kembali ke kampung halaman.

Pertemuan pertama mereka pun berlangsung di kantor polisi, dan bukan dalam suasana keluarga seperti yang diidamkan.

Setelah diadopsi, Chuan Chuan dibesarkan oleh kakek dan nenek dari pihak keluarga angkat yang disebut berasal dari kalangan berada.

Ayah angkatnya sudah meninggal dunia. Meskipun Lei mengaku memahami bahwa butuh waktu bagi anaknya untuk menerima kenyataan, ia berharap sang anak dapat mengenali asal-usulnya dan memahami perjuangan keluarga kandungnya.

Awalnya, hubungan antara Lei dan Chuan Chuan berjalan cukup baik secara daring.

Namun, konflik mulai muncul ketika Lei meminta putranya memutus hubungan dengan keluarga angkat, memanggilnya dengan sebutan “ayah,” serta membaca buku yang ia kirim.

Chuan Chuan menolak permintaan itu, menyatakan bahwa ia telah memiliki kehidupan, pekerjaan, dan teman di Shenzhen.

Perselisihan memuncak saat Lei mengekspresikan kekecewaannya karena anaknya tidak menunjukkan kepedulian terhadap keluarga kandung.

“Adikmu sakit, ayah operasi, tapi kamu tidak bertanya apa pun,” keluh Lei dalam unggahan media sosialnya.

“Apakah kamu sudah begitu terikat dengan keluarga kaya itu?” sambungnya.

Pada Maret tahun lalu, Chuan Chuan memutuskan memblokir semua jalur komunikasi dengan Lei.

Tak lama kemudian, pada 10 April, tepat di hari ulang tahun anaknya, Lei mengunggah video permintaan maaf.

Ia mengaku telah bersikap terlalu menekan dan berjanji untuk membiarkan putranya datang dengan keinginannya sendiri.

“Maafkan aku, Nak. Ayah tidak akan memaksamu lagi. Selamat ulang tahun,” ujarnya dalam video tersebut.

Kini, hubungan keduanya perlahan membaik. Mereka kembali saling terhubung di media sosial.

Lei, yang kini mengandalkan penjualan makanan secara daring melalui siaran langsung, berharap suatu hari dapat menyamai status ekonomi keluarga angkat anaknya.

Kisah ini memicu perdebatan hangat di media sosial Tiongkok.

Banyak yang bersimpati kepada Lei, menyebutnya sebagai sosok ayah yang akhirnya belajar mencintai dengan benar.

Namun, sebagian lainnya menyuarakan sudut pandang sang anak, yang merasa didatangi oleh orang asing yang mengklaim sebagai ayah kandung dan mengungkit masa lalu di ruang publik.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved