Berita Medan

Identitas 4 Joki UTBK di USU, Berikut Perannya

Usai ketahuan petugas SNPMB menyerahkan ketiga joki untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

|
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HAIKAL FARID
JOKI TBK- Petugas Polsek Medan Baru memamerkan tiga pelaku joki UTBK di kampus USU yang gagal menjalankan aksinya. Mereka diimingi upah Rp 10 juta jika berhasil meloloskan calon mahasiswa. 

-Tiga KTP atas nama Muhammad Andriansyah Effendy, Alaniz Hafidza Wardanta, dan Nayla Afrilia Fahlefi.

-Tiga kacamata elektronik hitam merek Ray-Ban.

-Tiga kartu tanda peserta UTBK-SNBT 2025.

-Dokumen palsu, termasuk surat keterangan sekolah dan fotokopi ijazah.

Sebelumnya, praktik kecurangan pada Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 kembali ditemukan.

Panitia mengamankan 7 peserta di Universitas Sumatera Utara (USU) yang terindikasi melakukan kecurangan.

Rektor USU, Prof Muryanto Amin menyampaikan, ketujuh peserta tersebut telah diamankan ke pihak berwajib.

Adapun modus yang dilakukan beragam, mulai dari memalsukan dokumen hingga memasang kamera di kacamata untuk menyalin soal ujian.

“Di USU sendiri terdapat 7 orang yang melakukan kecurangan, memalsukan dokumen kemudian ada yang menggunakan alat bantu yakni di kacamata. Di tempat lain ada yang meletakkan kamera di behel dan kancing baju,” ujar Prof Muryanto saat meninjau pelaksanaan ujian UTBK-SNBT di Gedung PUML USU, Sabtu (26/4/2025) siang.

Dari hasil pemeriksaan, Prof Muryanto menyampaikan ketujuh peserta tersebut merupakan warga luar Sumut.

“Yang di KTP nya gak ada orang Medan. Memang kemarin kita mengindikasikan aneh ketika 280 an yang ujian, tapi mereka tamat SMA nya di luar Sumatera. Panitia pusat mendeteksi ada anomali, dia tinggal di Jawa kenapa ujian di luar,” jelas rektor.

Setelah diamankan dan dilakukan pemeriksaan internal panitia, kemudian tujuh peserta diserahkan kepada pihak Polsek Medan Baru. Selanjutnya, akan dilakukan penyidikan terkait indikasi kecurangan yang masif dan meluas.

Secara tegas panitia mendiskualifikasi peserta yang tertangkap melakukan kecurangan.

Prof Muryanto juga mengakui, pihak panitia sebenarnya telah lakukan antisipasi kecurangan peserta. Mulai dari menerapkan aturan yang ketat hingga pemasangan alat Metal Detector. Namun, Prof Muryanto mengaku tidak semua alat kamera dan sejenisnya bisa terlacak dengan Metal Detector.

“Semakin canggih lagi penjahatnya daripada panitia, karena kameranya diletak di lensa. Ada juga di behel gigi dan kancing baju. Gak terdeteksi sama metal detector. Kemarin ketahuan karena peserta sebelahnya itu lapor ke pengawas ada yang curang. Metal detector itu Cuma bisa deteksi handphone atau logam. Kalau yang kecil gitu, tidak terdeteksi,” ungkapnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved