Kualifikasi Piala Dunia 2026
SANKSI Akibat Insiden Diskriminasi Suporter Indonesia, Berdampak pada Laga Indonesia vs China
Insiden diskriminasi yang dilakukan suporter Indonesia berdampak pada laga Indonesia vs China pada 6 Juni 2025.
TRIBUN-MEDAN.com - Insiden diskriminasi yang dilakukan suporter Indonesia berdampak pada laga Indonesia vs China pada 6 Juni 2025.
Ya, pembatasan penonton.
Federasi sepakbola dunia, FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Sanksi yang diberikan kepada Indonesia buntut dari insiden diskriminasi yang terjadi saat Timnas Indonesia menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 25 Maret lalu.
“Jadi kemarin kita sudah dapat surat dari FIFA tentang referensi FDD 2338 tentang Pasal 18 diskriminasi. Jadilah keputusan dari FIFA bahwa PSSI harus bertanggung jawab terhadap perilaku diskriminatif suporter pada saat Indonesia melawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025. Di sana FIFA juga mengirimkan laporan, jadi ada monitoring system mereka,” kata Arya Sinulingga dalam keterangan resminya, Minggu (11/5/2025).
Arya menyebut berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan bahwa suporter Indonesia paling aktif di tribun utara dan selatan.
“Peristiwa insiden terjadi di sektor 19 pada menit ke-80. Sekitar 200 suporter tuan rumah meneriakkan slogan xenophobia (ujaran kebencian) Bahrain bla bla,” terangnya.
Atas insiden tersebut, PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia mendapatkan sanksi denda Rp 400 juta.
Selain itu, FIFA juga memberikan hukuman pembatasan penonton saat Indonesia menjamu China di SUGBK pada 5 Juni mendatang.
“Akibatnya, yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar atau sekitar Rp 400 juta. Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas. Dengan menutup sekitar 15 persen kursi tersedia. Ini terutama di Tribune di belakang gawang. Artinya yang di utara dan selatan. Kita harus memberikan plan kepada FIFA soal rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan,” kata Arya.
Namun, soal pembatasan penonton saat menghadapi China nanti, FIFA memberikan kelonggaran dengan mengisi 15 persen tersebut dengan komunitas khusus seperti pelajar, atau perempuan.
Tak hanya itu, suporter Garuda juga nanti harus memampangkan spanduk anti diskriminasi.
“Tapi FIFA juga memberikan ruang alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas anti diskriminasi atau komunitas khusus seperti keluarga, pelajar, atau perempuan. Mereka harus memang spanduk anti diskriminasi. Jadi, kemudian, FIFA juga meminta pada PSSI untuk membuat planning rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia,” ujar pria yang menjabat sebagai Exco PSSI tersebut..
“Ini adalah hal yang berat yang kita terima karena FIFA itu memiliki prinsip, kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai jadi tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, tidak boleh ada rasisme, xenophobia dan lain-lain. Ini merugikan kita semua. Kita harus tanggung bersama semua. Kedepan kita harus lakukan langkah literasi dan pendidikan agar tidak melakukan hal-hal diskriminasi,” pungkasnya.
Baca juga: Pengakuan Terbaru Lisa Mariana soal Revelino yang Klaim Ayah Biologis Anaknya
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Sumber: TribunSolo.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.