Breaking News

Berita Viral

Curhat Argo, Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak BMW, Termotivasi Usai Ayahnya Meninggal

Di balik itu ada kisah inspiratif Argo hingga bisa mengenyam bangku pendidikan kuliah di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia tersebut.

|
ISTIMEWA
KECELAKAAN MAHASISWA UGM - (kiri) Christianto Pangarapenta Pengidahen Tarigan, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), pengemudi BMW yang menabrak Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) hingga meninggal dunia (kanan). Publik marah karena Christianto tak ditahan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kehidupan Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UGM sempat mengalami pasang surut sebelum tewas dalam kecelakaan maut ditabrak mobil BMW.

Diketahui, Argo Ericko Achfandi ditabrak oleh sesama mahasiswa UGM bernama Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21) di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, pada Sabtu (24/05/2025) dini hari.

Di balik itu ada kisah inspiratif Argo hingga bisa mengenyam bangku pendidikan kuliah di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia tersebut.

Argo pernah mencurahkan kisah hidupnya tentang memiliki keluarga yang sangat berkecukupan.

Namun, kehidupannya mengalami perubahan 180 derajat setelah sang ayah meninggal dunia.

Meski ditinggal oleh orang tersayangnya, tak membuat Argo patah semangat menjalani hidup.

TEWAS DITABRAK - Kolase foto Argo Ericko (kiri) dan Christiano Tarigan (kanan). Argo Ericko Achfandi merupakan mahasiswa angkatan 2024 yang tewas ditabrak BMW yang dikendarai Christiano Tarigan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sabtu (24/5/2025) dini hari.
TEWAS DITABRAK - Kolase foto Argo Ericko (kiri) dan Christiano Tarigan (kanan). Argo Ericko Achfandi merupakan mahasiswa angkatan 2024 yang tewas ditabrak BMW yang dikendarai Christiano Tarigan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sabtu (24/5/2025) dini hari. (Tangkapan layar BSI/Instagram)

Ia menjadi saksi melihat perjuangan ibunya banting tulang menyekolahkannya tanpa seorang ayah.

"Sejak saat itu, saya menjadi laki-laki tertua di keluarga di saat masih berumur 7 tahun dan sedang duduk di bangku kelas 2 SD, sehingga sepenuhnya beban tanggung jawab keluarga kami diambil alih oleh ibu saya.

Sebagai saksi nyata atas perjuangan hebat ibu saya selama ini menjadi pendorong bagi saya dalam membantunya secara tidak langsung, yaitu melalui kegiatan akademik," tulisnya, dilansir dari Tribunjakarta.com.

Sejak SD, Argo mengaku termotivasi untuk fokus kepada aspek akademik. 

Terbukti dari kerja kerasnya, ia mampu berprestasi. 

"Saya juga rutin mendapatkan ranking sejak SD sampai saya SMA dengan beberapa kali menjadi peraih peringkat 1 dan menjadi lulusan terbaik dengan kategori peraih nilai rapor tertinggi di SMP saya. Selama masa SMA, saya cukup aktif dalam berbagai organisasi dan kepanitiaan serta tidak lupa dengan kegiatan akademik dengan mengikuti berbagai perlombaan." sambung Argo.

Argo akhirnya mewujudkan cita-citanya masuk ke perguruan ternama di Indonesia dengan melalui jalur siswa berprestasi.

"Usaha yang tidak mengkhianati hasil, saya diterima di Universitas Gadjah Mada melalui jalur SNBP dan menjadi salah satu siswa berprestasi di SMA. Terima kasih sebesar-besarnya kepada BSI Maslahat atas berbagai bantuan yang telah diberikan, terima kasih sudah mengurangi beban pikiran keluarga saya atas perjalanan saya dalam menempuh dunia perkuliahan."

"Dilengkapi dengan berbagai program positif seperti latihan kepemimpinan yang telah dipersiapkan semaksimal mungkin selama periode beasiswa berlangsung. Namun, perjuangan Argo masih panjang, masih banyak cita dan kemaslahatan yang ia akan wujudkan," tutupnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved