TRIBUN WIKI
Apa Itu Deflasi, Simak Penjelasannya dan Dampak Bagi Indonesia
Deflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam periode tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025 secara bulanan (month-to-month).
Data BPS menunjukkan, bahwa terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,47 pada April menjadi 108,07 pada Mei 2025.
Dikutip dari Kompas.com, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi, dengan penurunan sebesar 1,40 persen (mtm) dan andil terhadap deflasi umum sebesar 0,41 persen.
Baca juga: Apa Itu Sparkling Apple Cider, Minuman Prabowo dan Macron yang Ramai Disorot Warganet
Komoditas yang mengalami koreksi harga paling signifikan adalah cabai merah, cabai rawit dan bawang merah, masing-masing menyumbang deflasi 0,12 persen, 0,12 persen dan 0,09 persen.
Lantas, apa sih deflasi itu?
Pengertian Deflasi
Deflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam periode tertentu.
Dapat diartikan, bahwa deflasi merupakan kebalikan dari inflasi.
Dalam istilah ekonomi, deflasi berarti nilai uang bertambah karena harga-harga turun, sehingga daya beli uang meningkat.
Baca juga: Apa Itu Quiet Quitting yang Popler di Kalangan Gen Z, "Gue Kerja, Enggak Mau Dikerjain"
Namun, walaupun menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, deflasi dapat menimbulkan masalah serius seperti pengangguran dan perlambatan ekonomi jika berlangsung lama.
Pemerintah dan otoritas moneter perlu mengantisipasi deflasi agar perekonomian tetap stabil.
Penyebab Deflasi
Beberapa penyebab utama deflasi antara lain:
-
Penurunan jumlah uang yang beredar di masyarakat, misalnya karena masyarakat lebih banyak menabung daripada membelanjakan uangnya.
-
Penurunan permintaan barang dan jasa (permintaan agregat menurun), sementara produksi tetap atau meningkat, menyebabkan kelebihan pasokan dan harga turun.
-
Perlambatan kegiatan ekonomi, yang membuat pendapatan masyarakat menurun sehingga pengeluaran juga berkurang.
-
Kebosanan atau pembatasan konsumsi masyarakat terhadap produk tertentu, sehingga permintaan menurun.
-
Contoh nyata di Indonesia adalah saat bulan puasa, ketika masyarakat mengurangi pengeluaran sehingga terjadi deflasi pada kelompok makanan dan minuman.
Baca juga: Apa Itu Kartu Nusuk Jemaah Haji, Begini Penjelasan Singkatnya
Dampak Deflasi di Indonesia
Meskipun penurunan harga tampak menguntungkan konsumen, deflasi memiliki dampak negatif yang cukup serius bagi perekonomian, antara lain:
-
Penurunan pendapatan perusahaan dan margin keuntungan yang menipis, sehingga pelaku usaha mengalami kerugian.
-
Meningkatnya angka pengangguran, karena perusahaan mengurangi produksi dan tenaga kerja akibat permintaan yang menurun.
-
Stagnasi ekonomi, karena pengeluaran masyarakat yang menurun memperlambat pertumbuhan ekonomi.
-
Penurunan gaji dan upah, yang berdampak pada daya beli masyarakat secara keseluruhan.
-
Beban utang menjadi lebih berat, karena nilai uang meningkat sementara pendapatan menurun.
-
Secara khusus di Indonesia, deflasi dapat terjadi pada momen tertentu seperti bulan Ramadan yang mengubah pola konsumsi masyarakat.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Penurunan harga ini sejalan dengan proyeksi Josua sebelumnya bahwa harga pangan strategis akan terkoreksi usai melonjak selama periode Ramadan dan Idul Fitri.
Selain itu, data BPS mengonfirmasi inflasi tahunan pada kelompok informasi dan komunikasi justru tercatat negatif sebesar 0,28 persen, sementara inflasi inti hanya tumbuh 2,4 persen (yoy), menandakan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.
Menurut Josua, lemahnya permintaan dipengaruhi oleh belum meratanya pemulihan ekonomi di berbagai lapisan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah yang belum mendapatkan dukungan fiskal baru.
“Oleh karena itu, tekanan deflasi ini bersifat mixed, disebabkan oleh kuatnya sisi suplai di tengah distribusi logistik yang membaik, serta lemahnya permintaan masyarakat akibat tertahannya daya beli, terutama di kelompok kelas menengah ke bawah yang belum banyak mendapat dukungan fiskal baru,” jelasnya.
Di sisi lain, data neraca perdagangan April 2025 juga memperlihatkan tekanan eksternal terhadap perekonomian.
Surplus dagang hanya mencapai 160 juta dolar AS, jauh di bawah ekspektasi pasar. Meskipun ekspor tumbuh 5,76 persen (yoy), laju impor melonjak hingga 21,84 persen (yoy), didorong oleh lonjakan impor logam mulia dan perhiasan sebesar 253,6 persen (yoy).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.