Saudi Airlines Diteror Bom
Pengirim Email Ancam Ledakan Pesawat Saudia Airlines Bawa 442 Jemaah Haji Berasal dari Mumbai India
Sebab, terduga pelaku menyebut sudah ada bahan peledak di dalam pesawat yang menurut informasi ditaruh ke barang bawaan penumpang.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Otoritas bandara Internasional Kualanamu wilayah II, mengungkap terduga peneror ancaman akan meledakkan pesawat Saudia Airlines 5726 penerbangan Jeddah, Arab Saudi tujuan Soekarno - Hatta (CGK) berasal dari Mumbai, India.
Terduga peneror mengirim pesan melalui email ke Kementerian Perhubungan di Jakarta, dengan bahasa Inggris yang berisikan ancaman akan meledakkan pesawat jika mendarat di bandara Soekarno-Hatta.
Sebab, terduga pelaku menyebut sudah ada bahan peledak di dalam pesawat yang menurut informasi ditaruh ke barang bawaan penumpang.
Karena pesan masuk ketika pesawat memasuki wilayah Indonesia, pesawat pun akhirnya mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu.
"Itu dalam bahasa Inggris, orang Mumbai kemudian detailnya nanti detailnya dari Kementerian Perhubungan saja karena yang menerima email itu dari Kementerian Perhubungan. Jadi saya tidak berwenang untuk menjawab itu, dari mumbai India,"kata Kepala kantor otoritas bandara wilayah II, Medan , Asri Santosa, Selasa (17/6/2025).
Untuk kronologis, Kepala kantor otoritas bandara wilayah II, Medan Asri Santosa mengungkap
awalnya pesawat terbang dari Jeddah, Arab Saudi tujuan ke bandara Soekarno Hatta.
Begitu pesawat memasuki wilayah Indonesia, sekira pukul 07:30 WIB, ada sebuah email ke Kementerian Perhubungan di Jakarta yang menyebutkan, pesawat akan meledak jika tetap mendarat di Soekarno-Hatta.
"Pesawat Arab Saudi ini ketika melintasi wilayah Indonesia itu kami mendapat informasi jam 07.30 WIB, ada sebuah email yang masuk ke Jakarta. Kemudian di situ ada ada ancaman bom,"kata Kepala kantor otoritas bandara wilayah II, Medan
Asri Santosa, Selasa (17/6/2025).
Setelah menerima pesan teror, kementerian perhubungan mengaktifkan penanganan darurat
emergency operation center (EOC), yang mana pesawat harus mendarat di bandara Internasional Kualanamu.
Kemudian pihak bandara menghubungi Polda Sumut, TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat untuk pengamanan.
Setelah pesawat tiba, seluruh jemaah haji asal Depok dan Bekasi dievakuasi ke ruang tunggu tanpa membawa barang bawaan.
"Kemudian langkah-langkahnya sesuai job masing-masing dan pesawat setelah menurunkan seluruh penumpang tanpa membawa apapun, mereka diamankan ke suatu tempat sehingga mereka bisa ditangani lebih lanjut dari segi imigrasi dan yang lain-lain. Lain-lain apa, misalnya kebutuhan baju dan sebagainya dipenuhi."
Setelah penumpang dievakuasi, pesawat dipindahkan ke area isolasi, dan tim gabungan memeriksa pesawat ada tidaknya bom yang dimaksud.
Berjam-jam diperiksa, sejauh ini pesawat dinyatakan aman atau steril dari bom.
"Setelah itu, tim gabungan Jihandak turun dengan pakaian lengkap mengamankan semua seluruh bagian pesawat. Sampai saat ini belum didapatkan dan ancaman bom tadi."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.